25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Masuk Universitas Favorit Butuh Rp400 Juta

Pembicaraan masalah pendidikan tinggi dalam tiga hari belakangan ini lebih fokus ke persoalan mekanisme seleksi, menyusul rencana penghapusan tes tertulis SNMPTN pada 2013. Tapi belum ada yang serius mempersoalkan besarnya biaya masuk PTN, dengan jalur apapun. Kabar yang beredar untuk masuk universitas favorit butuh dana Rp55-Rp400 juta.

Para siswa yang saat ini duduk di kelas III SMA dan berminat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), harus siap dengan dana Rp55 juta. Uang itu harus dibayar cash begitu melakukan daftar ulang. Ini untuk reguler. Untuk jalur mandiri tentunya lebih mahal lagi.  Namun soal dana itu dibantah Rektor ITB, Prof Akhmaloka. Kepada Sumut Pos belum lama ini, Akhmaloka mengatakan, tidak semua calon mahasiswa baru ITB dipatok Rp55 juta.
Dia menyebut bahwa besaran pungutan hingga Rp55 juta tersebut hanya dikenakan kepada calon mahasiswa yang mampu. “Jadi tidak semuanya. Itu hanya untuk yang mampu saja,” ujar Akhmaloka.

Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih lanjut apa dan bagaimana menentukan kriteria bahwa calon mahasiswa itu tergolong mampu. Bagi siswa yang pintar, tapi duit orang tua cekak, harus mengurungkan niat untuk kuliah di universitas bergengsi seperti ITB itu. Barangkali, siswa pintar tapi uang sedang, cukup melirik perguruan tinggi level sedang, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di universitas yang dulunya merupakan IKIP Negeri Yogyakarta itu biaya masuknya jauh dibanding ITB.

UNY hanya memberikan subsidi pada sumbangan pembangunan pada awal penerimaan dan siswa telah dinyatakan diterima. Untuk subsidi, UNY hanya memungut sumbangan sebesar Rp5- Rp7 juta per mahasiswa.  “Sedangkan untuk swadana, UNY akan memungut biaya sebesar Rp7- Rp10 juta per mahasiswa,” ujar Rektor UNY, Rochmat Wahab.

Namun berdasarkan keterangan yang dihimpun koran ini dari sejumlah mahasiswa baru tahun lalu di UNY, biaya yang dikeluarkan lebih besar dari itu. “Tergantung jurusan,” ujar sumber itu.

Untuk jurusan eksakta, seperti Matematika dan Fisika, bisa mencapai belasan juta, mendekati angka Rp20 juta. Sedang untuk jurusan kedokteran, di sejumlah universitas negeri, uang masuknya di atas Rp200 juta. Ada bahkan yang mencapai Rp250 juta.

Di Universitas Indonesia (UI), jurusan kedokterannya bahkan kabarnya mencapai Rp400 juta. Untuk jurusan noneksakta, biasanya jauh lebih murah. Mirip sekali dengan hukum dagang, banyak permintaan, maka harga jadi mahal. Lebih rendah lagi biaya masuk dibanding ITB dan UNY adalah Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, Jatim.

Ditjen Dikti Kemendikbud Djoko Santoso pernah menyampaikan, perkiraan total kebutuhan biaya kampus Unibraw mencapai Rp794,8 miliar. Dari seluruh kebutuhan ini, pemerintah menanggung Rp 627,9 miliar. “Dan tanggungan mahasiswa sebesar Rp5,7 juta per tahun per mahasiswa,” kata Djoko. (sam)

Pembicaraan masalah pendidikan tinggi dalam tiga hari belakangan ini lebih fokus ke persoalan mekanisme seleksi, menyusul rencana penghapusan tes tertulis SNMPTN pada 2013. Tapi belum ada yang serius mempersoalkan besarnya biaya masuk PTN, dengan jalur apapun. Kabar yang beredar untuk masuk universitas favorit butuh dana Rp55-Rp400 juta.

Para siswa yang saat ini duduk di kelas III SMA dan berminat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), harus siap dengan dana Rp55 juta. Uang itu harus dibayar cash begitu melakukan daftar ulang. Ini untuk reguler. Untuk jalur mandiri tentunya lebih mahal lagi.  Namun soal dana itu dibantah Rektor ITB, Prof Akhmaloka. Kepada Sumut Pos belum lama ini, Akhmaloka mengatakan, tidak semua calon mahasiswa baru ITB dipatok Rp55 juta.
Dia menyebut bahwa besaran pungutan hingga Rp55 juta tersebut hanya dikenakan kepada calon mahasiswa yang mampu. “Jadi tidak semuanya. Itu hanya untuk yang mampu saja,” ujar Akhmaloka.

Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih lanjut apa dan bagaimana menentukan kriteria bahwa calon mahasiswa itu tergolong mampu. Bagi siswa yang pintar, tapi duit orang tua cekak, harus mengurungkan niat untuk kuliah di universitas bergengsi seperti ITB itu. Barangkali, siswa pintar tapi uang sedang, cukup melirik perguruan tinggi level sedang, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di universitas yang dulunya merupakan IKIP Negeri Yogyakarta itu biaya masuknya jauh dibanding ITB.

UNY hanya memberikan subsidi pada sumbangan pembangunan pada awal penerimaan dan siswa telah dinyatakan diterima. Untuk subsidi, UNY hanya memungut sumbangan sebesar Rp5- Rp7 juta per mahasiswa.  “Sedangkan untuk swadana, UNY akan memungut biaya sebesar Rp7- Rp10 juta per mahasiswa,” ujar Rektor UNY, Rochmat Wahab.

Namun berdasarkan keterangan yang dihimpun koran ini dari sejumlah mahasiswa baru tahun lalu di UNY, biaya yang dikeluarkan lebih besar dari itu. “Tergantung jurusan,” ujar sumber itu.

Untuk jurusan eksakta, seperti Matematika dan Fisika, bisa mencapai belasan juta, mendekati angka Rp20 juta. Sedang untuk jurusan kedokteran, di sejumlah universitas negeri, uang masuknya di atas Rp200 juta. Ada bahkan yang mencapai Rp250 juta.

Di Universitas Indonesia (UI), jurusan kedokterannya bahkan kabarnya mencapai Rp400 juta. Untuk jurusan noneksakta, biasanya jauh lebih murah. Mirip sekali dengan hukum dagang, banyak permintaan, maka harga jadi mahal. Lebih rendah lagi biaya masuk dibanding ITB dan UNY adalah Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, Jatim.

Ditjen Dikti Kemendikbud Djoko Santoso pernah menyampaikan, perkiraan total kebutuhan biaya kampus Unibraw mencapai Rp794,8 miliar. Dari seluruh kebutuhan ini, pemerintah menanggung Rp 627,9 miliar. “Dan tanggungan mahasiswa sebesar Rp5,7 juta per tahun per mahasiswa,” kata Djoko. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/