JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Seluruh wilayah di Indonesia sebentar lagi bakal terlayani akses internet. Titik-titik yang selama ini menjadi blank spot jaringan internet, bakal terlayani dengan adanya Satelit Republik Indonesia Pertama (Satria-1). Satelit ini bakal diluncurkan 19 Juni nanti, dan siap digunakan Januari tahun depan.
PAPARAN persiapan peluncuran Satria-1 itu disampaikan Plt Menkominfo Mahfud MD di Jakarta, kemarin (13/6). Dia mengatakan proyek Satria-1 tersebut dalam rangka pemerataan pembangunan. “Terutama infrastruktur digital,” katanya. Mahfud mengatakan, dengan Satria-1 itu, memungkinkan akselerasi internet di desa-desa yang selama ini tidak dapat dijangkau internet berbasis fiber optic atau sejenisnya.
Mahfud mengatakan prioritas utama penerima layanan internet dari Satria-1 itu adalah sektor pendidikan, layanan kesehatan, kantor pemda atau desa, serta fasilitas milik TNI dan Polri di desa-desa. Mahfud menuturkan proyek Satria-1 menggunakan sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha (KPBU). Kominfo bertindak selaku penanggung jawab melalui Badan Layanan Umum (BLU) Bakti Kominfo.
Perusahaan swasta yang menjadi mitra proyek Satria-1 itu adala PT Satelit Nusantara III (SNT). Dirut PT SNT Adi Rahman Adiwoso menuturkan semula anggaran untuk proyek Satria-1 dipatok USD 450 juta atau sekitar Rp6,69 triliun. Tetapi kemudian membengkak menjadi USD 540 juta atau sekitar Rp8 triliun.
Dia lantas menjelaskan soal lamanya jarak antara peluncuran Satria-1 dengan pengoperasiannya. Satelit dengan kapasitas 150 Gbps bakal diluncurkan ke orbit pada 19 Juni di Cape Canaveral, Florida dengan roket Falcon 9 keluaraan SpaceX, perusahaan Elon Musk.
Adi mengatakan, dengan bahan bakar elektronik, memerlukan waktu 145 hari bagi Satria-1 untuk mencapai orbitnya. Bahan bakar elektronik itu dipilih supaya bebannya menjadi ringan. Sehingga semakin banyak perangkat yang bisa dibawa satelit yang dirakit di Prancis itu.
Dia menuturkan, Satria-1 diperkirakan sampai di orbitnya pada November. Kemudian tim akan melakukan pengetesan dengan fasilitasi stasiun bumi yang sudah disiapkan. Setelah itu tes seluruh sistem dilakukan pada akhir Desember. Dengan harapan pada Januari 2024 Satria-1 sudah bisa digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsinya. Layanan internet dari Satria-1 bisa langsung disebar melalui terminal internet menjadi layanan WiFi seperti pada umumnya. “Sehingga masyarakat bisa langsung menikmati, tanpa ada BTS,” katanya.
Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail mengatakan, sesuai dengan peruntukannya, internet dari Satria-1 diperuntukkan bagi layanan publik. “Ini satelit pemerintah,” tandasnya.
Layanan internet nantinya langsung ke titik pusat layanan pendidikan, kesehatan, kantor desa, serta markas TNI dan Polri. Dia menuturkan masyarakat yang berada di sekitar titik tempat akses tersebut, tentu bisa menggunakan internet tersebut secara gratis. Ismail menegaskan akses internet dari Satria-1 ini bukan ditujukan untuk BTS kemudian disebar begitu saja ke ponsel-ponsel masyarakat. Dengan adanya layanan internet dari Satria-1 itu, bisa mengatasi persoalan blank spot di sejumlah daerah. (wan/jpg)