Menjaga soliditas internal Polri, rupanya juga sudah menjadi prioritas Tito. Usai dilantik, pria berusia 51 tahun kelahiran Palembang 26 Oktober 1964 itu mengakui, soliditas harus dibangun di semua level, baik level senior hingga yunior. “Polri harus lebih solid,” ujarnya. “Di level elite pimpinan, saya menyadari banyak senior, ada yunior, saya juga yunior di situ,” imbuhnya.
Meski begitu, Tito optimistis jika sinyal soliditas itu terekam kian kuat. Dia menyebut, sejak pengumuman pencalonan sebagai Kapolri, Tito memang sudah melakukan langkah simpatik dengan roadshow bertemu para seniornya, khususnya jenderal bintang 3.
“Hari ini, bisa dilihat juga hampir semua (jenderal) bintang dua ke atas yang di Jakarta juga hadir (di acara pelantikan di Istana Negara). Kemudian yang bintang 3 juga hadir. Dan saya kira banyak memberikan dukungan-dukungan,” ucap Tito.
Duetnya bersama BG pun sudah dimulai. Tito menyebut, untuk menjalankan reformasi Polri sebagaimana yang diamanatkan presiden, dirinya sudah punya 10 program yang sudah dipaparkannya pada saat penyampaian visi misi ketika fit and proper test di DPR. “Untuk itu, Pak Wakapolri (BG) sudah menyiapkan langkah-langkah taktisnya,” ujarnya.
Diwawancara usai pelantikan Tito, BG mengaku memang sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menjalankan 10 program yang diusung Tito. “Salah satunya terkait upaya meningkatkan soliditas Polri, seperti pesan Pak Presiden tadi,” katanya.
Menurut BG, untuk melaksanakan 10 program itu, dirinya bersama petinggi Polri lain sudah menyiapkan detil target program 100 hari, satu tahun, hingga program lima tahunan. “Detilnya nanti kita declare setelah commander wish Jumat nanti (besok, Red),” ucapnya. Commander wish adalah tradisi penyampaian harapan dan kebijakan pimpinan kepada seluruh anggota kepolisian.
Tito menambahkan, salah satu program unggulannya terkait peningkatan pelayanan publik adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi (TI). Selain itu, perbaikan juga akan dilakukan mulai dari hulu, yakni dengan merekrut kandidat-kandidat terbaik yang akan masuk ke Kepolisian. “Kalau memilih orang yang tidak tepat, orang yang salah, bukan mereka nanti akan menjadi pelindung pengayom, tapi akan menjadi pengganggu masayarakat,” urainya.
Masih adanya pungutan liar (pungli) oleh oknum Kepolisian memang juga menjadi perhatian Presiden Jokowi. Karena itu, dia meminta agar polisi memberikan layanan mudah kepada masyarakat, serta bebas pungli. “Juga berantas dengan tegas praktek-praktek mafia hukum, serta makelar kasus di kepolisian,” ujar Jokowi. (owi/jpg/ril)