26 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Tito Resmi Nahkodai Polri, Prioritaskan Soliditas

RAKA DENNY/JAWAPOS Tito Karnavian resmi menjabat Kepala Polri setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Pangkat Tito langsung dinaikkan satu tingkat menjadi jenderal polisi.
RAKA DENNY/JAWAPOS
Tito Karnavian resmi menjabat Kepala Polri setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Pangkat Tito langsung dinaikkan satu tingkat menjadi jenderal polisi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) punya nahkoda baru. Rabu (13/7), Tito Karnavian resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang purna tugas.

“Saya minta Saudara untuk fokus pada dua hal. Pertama, jaga persatuan, kekompakan, soliditas internal Polri. Kedua, lakukan reformasi Polri secara menyeluruh dan konsisten,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pesan kepada Tito, di Istana Negara kemarin (13/7).

Persatuan, kekompakan, dan soliditas menjadi kata kunci sekaligus prioritas pertama yang diamanatkan untuk Tito. Jokowi sepertinya mafhum, momen pelantikan itu seolah menjadi ujung dari pencarian panjang sosok Kapolri yang sempat diwarnai beragam kontroversi dan menguras energi.

Tentu masih terpaku dalam ingatan publik. Jelang Kapolri Sutarman pensiun pada April 2015 lalu, sosok Komjen Budi Gunawan (BG) lah yang muncul sebagai kandidat kuat. Jenderal yang dikenal dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu lantas diajukan ke DPR. Satu kaki BG sudah menapak ke kursi Kapolri saat DPR menyetujui pencalonannya.

Lalu, tiba-tiba Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka. Dari situlah drama dimulai. Perseteruan Polri dan KPK memanas, kriminalisasi pimpinan KPK, gerakan massa pendukung KPK, praperadilan yang akhirnya membebaskan BG dari status tersangka, termasuk tekanan politik ke Jokowi, mewarnai periode suram itu. Hingga akhirnya, Jokowi mengambil jalan tengah dengan memilih Badrodin Haiti (Wakapolri saat itu) untuk menggantikan Sutarman.

Menjelang Badrodin pensiun, nama BG kembali mencuat sebagai calon Kapolri dan lagi-lagi mendapat dukungan kuat dari beberapa partai politik. Lalu ketika tiba-tiba Jokowi memilih Tito Karnavian, sosok jenderal bintang 3 yang relatif muda, bayang kekhawatiran terjadinya friksi di internal Polri disuarakan banyak pihak.

Itulah yang ingin diredam Jokowi. Itu pula yang sepertinya yang ada dalam benak puluhan jenderal polisi bintang 1, 2, dan 3 yang kemarin hadir menyaksikan pelantikan Tito di Istana Negara. Karena itu, prosesi pelantikan terasa berjalan normal saja, mulai dari derap lagu Indonesia Raya yang dibawakan marching band Paspampres, pembacaan sumpah jabatan, prosesi kenaikan pangkat, penandatanganan berita acara, hingga sambutan Presiden Jokowi.

Lalu, tibalah pada momen pemberian ucapan selamat kepada Tito. Dimulai dari Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, diikuti para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya, termasuk Badrodin Haiti.

Hingga akhirnya, tibalah saat ketika BG memberikan selamat, menjabat tangan Tito, lalu keduanya melakukan salam komando senyum tersungging dari wajah keduanya. Tanpa dikomando, tepuk tangan meriah puluhan perwira tinggi Polri pun pecah di dalam Istana Negara. Wajah mereka semringah menyaksikan keakraban Tito dan BG.

Di antara mereka ada Irwasum Polri Komjen Pol Dwi Priyatno, Kalemdikpol Komjen Pol Syafruddin, Kabaintelkam Komjen Pol Nur Ali, Sestama Lemhanas Komjen Pol Suhardi Alius, dan perwira bintang 1 dan 2 lainnya. Hanya Kepala BNN Komjen Budi Waseso tak terlihat hadir.

RAKA DENNY/JAWAPOS Tito Karnavian resmi menjabat Kepala Polri setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Pangkat Tito langsung dinaikkan satu tingkat menjadi jenderal polisi.
RAKA DENNY/JAWAPOS
Tito Karnavian resmi menjabat Kepala Polri setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Pangkat Tito langsung dinaikkan satu tingkat menjadi jenderal polisi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) punya nahkoda baru. Rabu (13/7), Tito Karnavian resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang purna tugas.

“Saya minta Saudara untuk fokus pada dua hal. Pertama, jaga persatuan, kekompakan, soliditas internal Polri. Kedua, lakukan reformasi Polri secara menyeluruh dan konsisten,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pesan kepada Tito, di Istana Negara kemarin (13/7).

Persatuan, kekompakan, dan soliditas menjadi kata kunci sekaligus prioritas pertama yang diamanatkan untuk Tito. Jokowi sepertinya mafhum, momen pelantikan itu seolah menjadi ujung dari pencarian panjang sosok Kapolri yang sempat diwarnai beragam kontroversi dan menguras energi.

Tentu masih terpaku dalam ingatan publik. Jelang Kapolri Sutarman pensiun pada April 2015 lalu, sosok Komjen Budi Gunawan (BG) lah yang muncul sebagai kandidat kuat. Jenderal yang dikenal dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu lantas diajukan ke DPR. Satu kaki BG sudah menapak ke kursi Kapolri saat DPR menyetujui pencalonannya.

Lalu, tiba-tiba Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka. Dari situlah drama dimulai. Perseteruan Polri dan KPK memanas, kriminalisasi pimpinan KPK, gerakan massa pendukung KPK, praperadilan yang akhirnya membebaskan BG dari status tersangka, termasuk tekanan politik ke Jokowi, mewarnai periode suram itu. Hingga akhirnya, Jokowi mengambil jalan tengah dengan memilih Badrodin Haiti (Wakapolri saat itu) untuk menggantikan Sutarman.

Menjelang Badrodin pensiun, nama BG kembali mencuat sebagai calon Kapolri dan lagi-lagi mendapat dukungan kuat dari beberapa partai politik. Lalu ketika tiba-tiba Jokowi memilih Tito Karnavian, sosok jenderal bintang 3 yang relatif muda, bayang kekhawatiran terjadinya friksi di internal Polri disuarakan banyak pihak.

Itulah yang ingin diredam Jokowi. Itu pula yang sepertinya yang ada dalam benak puluhan jenderal polisi bintang 1, 2, dan 3 yang kemarin hadir menyaksikan pelantikan Tito di Istana Negara. Karena itu, prosesi pelantikan terasa berjalan normal saja, mulai dari derap lagu Indonesia Raya yang dibawakan marching band Paspampres, pembacaan sumpah jabatan, prosesi kenaikan pangkat, penandatanganan berita acara, hingga sambutan Presiden Jokowi.

Lalu, tibalah pada momen pemberian ucapan selamat kepada Tito. Dimulai dari Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, diikuti para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya, termasuk Badrodin Haiti.

Hingga akhirnya, tibalah saat ketika BG memberikan selamat, menjabat tangan Tito, lalu keduanya melakukan salam komando senyum tersungging dari wajah keduanya. Tanpa dikomando, tepuk tangan meriah puluhan perwira tinggi Polri pun pecah di dalam Istana Negara. Wajah mereka semringah menyaksikan keakraban Tito dan BG.

Di antara mereka ada Irwasum Polri Komjen Pol Dwi Priyatno, Kalemdikpol Komjen Pol Syafruddin, Kabaintelkam Komjen Pol Nur Ali, Sestama Lemhanas Komjen Pol Suhardi Alius, dan perwira bintang 1 dan 2 lainnya. Hanya Kepala BNN Komjen Budi Waseso tak terlihat hadir.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/