31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Koalisi Jokowi Yakini Demokrat Merapat

Presiden RI, Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Partai-partai politik yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) meyakini ’embusan angin koalisi’ akan mengantarkan partai berlambang mirip logo Mercy merapat. Benarkah?

Semua berawal dari ucapan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai mengisyaratkan sinyal koalisi. SBY membacakan hasil sidang pertama Majelis Tinggi Partai Demokrat yang salah satu isinya menyebutkan posisi calon wakil presiden (cawapres) bukan harga mati bagi Demokrat untuk berkoalisi.

“Meskipun ini bukan harga mati, tapi saya mengetahui bahwa kader PD (Partai Demokrat) di seluruh Indonesia punya harapan tinggi agar cawapresnya dari kader terbaik PD,” ujar SBY.

Mereka yang selama ini berada di kubu Jokowi pun langsung menyambut. Seperti Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Sarmuji.

“Selama ini pembicaraan pasti sulit maju karena seolah-olah yang satu harga mati untuk cawapres yang satu lagi kesulitan mengakomodasi. Sekarang jalan makin terbuka karena halangan sudah hilang,” ujar Sarmuji.

Sedangkan PPP yang juga tergabung di koalisi pendukung Jokowi menyebut SBY semakin realistis. Pilihan politik Demokrat disebutnya semakin terbatas.

“Berarti Demokrat sudah berpikir realistis,” kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi.

“Dengan waktu yang semakin mepet, sepertinya pilihan politik makin terbatas, mau gabung Jokowi atau Prabowo,” imbuhnya.

Namun bagi Partai Hanura, yang juga di kubu Jokowi, ucapan SBY itu menunjukkan kelabilan Demokrat. “Demokrat masih bingung kayaknya, sih,” kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir.

Sinyal itu semakin kuat ketika Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto merapat ke kantor DPP PDIP. Dia mengaku sedang menjalin komunikasi dengan partai berlambang banteng itu. Sampai-sampai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugasi Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani melakukan pertemuan lanjutan dengan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Ibu Megawati Soekarnoputri menugaskan Mbak Puan untuk nanti bertemu setelah pencalegan ini dilakukan,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Namun Demokrat tetap tak ingin jadi ‘murahan’. Politik, bagi Demokrat, masih sangat dinamis.

“Politik itu adalah persepsi. Jadi kalau kawan-kawan itu semua membangun persepsi bahwa Demokrat akan bergabung ke Jokowi, ya itu sah saja,” kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean.

“Yang pasti hingga saat ini, tidak ada dan belum ada keputusan apa pun. Kita tunggulah, sampai waktunya tiba, waktu akan menjawab nanti,” imbuh Ferdinand. (bbs/ala)

Presiden RI, Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Partai-partai politik yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) meyakini ’embusan angin koalisi’ akan mengantarkan partai berlambang mirip logo Mercy merapat. Benarkah?

Semua berawal dari ucapan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai mengisyaratkan sinyal koalisi. SBY membacakan hasil sidang pertama Majelis Tinggi Partai Demokrat yang salah satu isinya menyebutkan posisi calon wakil presiden (cawapres) bukan harga mati bagi Demokrat untuk berkoalisi.

“Meskipun ini bukan harga mati, tapi saya mengetahui bahwa kader PD (Partai Demokrat) di seluruh Indonesia punya harapan tinggi agar cawapresnya dari kader terbaik PD,” ujar SBY.

Mereka yang selama ini berada di kubu Jokowi pun langsung menyambut. Seperti Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Sarmuji.

“Selama ini pembicaraan pasti sulit maju karena seolah-olah yang satu harga mati untuk cawapres yang satu lagi kesulitan mengakomodasi. Sekarang jalan makin terbuka karena halangan sudah hilang,” ujar Sarmuji.

Sedangkan PPP yang juga tergabung di koalisi pendukung Jokowi menyebut SBY semakin realistis. Pilihan politik Demokrat disebutnya semakin terbatas.

“Berarti Demokrat sudah berpikir realistis,” kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi.

“Dengan waktu yang semakin mepet, sepertinya pilihan politik makin terbatas, mau gabung Jokowi atau Prabowo,” imbuhnya.

Namun bagi Partai Hanura, yang juga di kubu Jokowi, ucapan SBY itu menunjukkan kelabilan Demokrat. “Demokrat masih bingung kayaknya, sih,” kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir.

Sinyal itu semakin kuat ketika Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto merapat ke kantor DPP PDIP. Dia mengaku sedang menjalin komunikasi dengan partai berlambang banteng itu. Sampai-sampai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugasi Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani melakukan pertemuan lanjutan dengan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Ibu Megawati Soekarnoputri menugaskan Mbak Puan untuk nanti bertemu setelah pencalegan ini dilakukan,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Namun Demokrat tetap tak ingin jadi ‘murahan’. Politik, bagi Demokrat, masih sangat dinamis.

“Politik itu adalah persepsi. Jadi kalau kawan-kawan itu semua membangun persepsi bahwa Demokrat akan bergabung ke Jokowi, ya itu sah saja,” kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean.

“Yang pasti hingga saat ini, tidak ada dan belum ada keputusan apa pun. Kita tunggulah, sampai waktunya tiba, waktu akan menjawab nanti,” imbuh Ferdinand. (bbs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/