29 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Meski Kehilangan Penglihatan, Nyawa Anak Nurunah Diselamatkan Berkat JKN

ACEH, SUMUTPOS.CO – Di tengah keterbatasan ekonomi, Nurunah (51) dari Kecamatan Indra Jaya menghadapi ujian berat ketika anaknya yang baru lulus sekolah pada 2024 didiagnosis menderita tumor di kepala. Ancaman nyawa sang anak membuat keluarga cemas, apalagi biaya pengobatan tumor kepala dikenal sangat mahal.

Beruntung, keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan menjadi penyelamat. Nurunah tak perlu memikirkan biaya operasi yang biasanya mencapai ratusan juta rupiah.

“Kalau tidak ada BPJS, kami tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, tidak punya uang sebanyak itu. Alhamdulillah, semua biaya ditanggung. Kami sangat bersyukur ada program JKN ini,” ujar Nurunah yang sehari-hari bekerja sebagai Pegawai Tidak Tetap (P3K) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (7/11/2025).

Awalnya, sang anak mengalami kejang yang membuat Nurunah membawanya ke Puskesmas. Pemeriksaan lanjutan di rumah sakit menunjukkan tumor kepala yang serius. Setelah berkonsultasi dengan tim medis, mereka memutuskan untuk melakukan operasi di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSZA) Banda Aceh.

Pasca operasi, anak Nurunah mengalami komplikasi berupa kehilangan penglihatan di mata kanan akibat kejang hebat. Meski begitu, keluarga tetap bersyukur nyawa anak mereka berhasil diselamatkan.

Nurunah memanfaatkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk mengakses layanan BPJS Kesehatan, dan seluruh biaya pengobatan termasuk operasi besar sepenuhnya ditanggung. “Kalau tidak ada BPJS, kami tidak tahu harus bagaimana. Suami saya petani, tidak akan punya uang sebanyak itu,” jelasnya.

Saat ini, anak Nurunah tengah dalam masa pemulihan. Meski harus menyesuaikan diri dengan keterbatasan penglihatan, semangat keluarga tetap tinggi.

Nurunah berharap program JKN terus memperluas akses pelayanan kesehatan hingga pelosok daerah. ““Semoga kedepan pelayanan kesehatan bisa merata dan jika memungkinkan seperti operasi tumor sebelumnya bisa cukup di daerah saja, tanpa harus keluar daerah, sehingga merata di pelosok daerah,” harapnya. (rel/ila)

ACEH, SUMUTPOS.CO – Di tengah keterbatasan ekonomi, Nurunah (51) dari Kecamatan Indra Jaya menghadapi ujian berat ketika anaknya yang baru lulus sekolah pada 2024 didiagnosis menderita tumor di kepala. Ancaman nyawa sang anak membuat keluarga cemas, apalagi biaya pengobatan tumor kepala dikenal sangat mahal.

Beruntung, keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan menjadi penyelamat. Nurunah tak perlu memikirkan biaya operasi yang biasanya mencapai ratusan juta rupiah.

“Kalau tidak ada BPJS, kami tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, tidak punya uang sebanyak itu. Alhamdulillah, semua biaya ditanggung. Kami sangat bersyukur ada program JKN ini,” ujar Nurunah yang sehari-hari bekerja sebagai Pegawai Tidak Tetap (P3K) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (7/11/2025).

Awalnya, sang anak mengalami kejang yang membuat Nurunah membawanya ke Puskesmas. Pemeriksaan lanjutan di rumah sakit menunjukkan tumor kepala yang serius. Setelah berkonsultasi dengan tim medis, mereka memutuskan untuk melakukan operasi di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSZA) Banda Aceh.

Pasca operasi, anak Nurunah mengalami komplikasi berupa kehilangan penglihatan di mata kanan akibat kejang hebat. Meski begitu, keluarga tetap bersyukur nyawa anak mereka berhasil diselamatkan.

Nurunah memanfaatkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk mengakses layanan BPJS Kesehatan, dan seluruh biaya pengobatan termasuk operasi besar sepenuhnya ditanggung. “Kalau tidak ada BPJS, kami tidak tahu harus bagaimana. Suami saya petani, tidak akan punya uang sebanyak itu,” jelasnya.

Saat ini, anak Nurunah tengah dalam masa pemulihan. Meski harus menyesuaikan diri dengan keterbatasan penglihatan, semangat keluarga tetap tinggi.

Nurunah berharap program JKN terus memperluas akses pelayanan kesehatan hingga pelosok daerah. ““Semoga kedepan pelayanan kesehatan bisa merata dan jika memungkinkan seperti operasi tumor sebelumnya bisa cukup di daerah saja, tanpa harus keluar daerah, sehingga merata di pelosok daerah,” harapnya. (rel/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru