25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

13 Kunci Marketing 2013

JAKARTA-Konsep marketing terus berkembang dari waktu ke waktu. Globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi pun mengharuskan perusahaan memiliki strategi marketing yang jitu. Untuk tahun depan, guru marketing Hermawan Kartajaya membebernyan dalam ajang tahunan marketing event terbesar di Asia Tenggara. Yakni MarkPlus Conference 2013 yang mengusung tema “Marketing: Into Innovation and Technology. The World is Shaking, Indonesia is Standing. How about You?”

Hermawan Kartajaya
Hermawan Kartajaya

“Ada 13 kunci yang harus diperhatikan semua marketer, saya menyebutnya game changers (pengubah permainan),” kata Hermawan. “Dengan memahami ini, marketing akan berhasil,” imbuhnya.

Apa saja itu? Pertama, connectivity (konektifitas). Menurut dia, konektifitas merupakan kunci bagi seorang marketer untuk memperkenalkan produknya. Dia menyebut Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Dino Patti Djalal sebagai contoh sukses marketer yang meng-connect-kan warga Indonesia di AS melalui Konggres Diaspora Indonesia 2012 di Los Angeles, AS, Juli lalu.

Kedua, community (komunitas). Hermawan mengatakan, semua marketer harus faham bahwa customer bukanlah manusia individual, melainkan makhluk sosial. “Karena itu, bentuklah komunitas atau masuklah ke komunitas,” katanya. Ketiga, confirmation (konfirmasi). Dia menyebut, setiap kegiatan marketing harus bisa dikonfirmasi. Dia mencontohkan, kegiatan Jokowi ketika kampanye Pilgub DKI Jakarta yang blusukan ke kampung-kampung, baru bisa terkonfirmasi ketika mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sebaliknya, ketika strategi itu tidak mendapat tanggapan positif, itu berarti strateginya salah.

Keempat, clarification (klarifikasi). Menurut dia, setiap proses marketing harus bisa diklarifikasi kebenarannya atau bisa diaplikasikan di lapangan. Misalnya, Daihatsu yang mengampanyekan slogan ‘Daihatsu Sahabatku’. Ketika pelayanan terhadap customer membaik, marketing bisa dikatakan berhasil.

Kelima, codification (kodifikasi). Hermawan mengatakan, marketer harus bisa menciptakan identitas produk yang spesial dan menjadi ikon. Dicontohkan, Hotel Santika yang kental ciri Indonesianya, demikian pula Garuda Indonesia yang menjadi ikon Indonesia.

Keenam, co-creation. Menurut Hermawan, marketer harus bisa membuka kesempatan bagi customer untuk eksis dan berkreasi. Misalnya Kompasiana yang memberi kesempatan pembaca untuk bisa ikut menyumbangkan artikel.

Ketujuh, currency (mata uang). Konsep harga harus seperti nilai mata uang yang bisa naik turun. Contohnya, konsep bisnis Tune Hotels yang bertarif murah. “Tapi kalau mau pakai AC (pendingin), televisi, tambah bayar, jadi konsumen bisa menyesuaikan produk yang ingin didapat dengan kemampuannya,” ujarnya.

Kedelapan, communal activation (aktivasi komunitas). Kata dia, sangat penting untuk memberikan kesempatan pasar untuk terlibat dalam komunitas. Misalnya, strategi operator seluler XL yang menurunkan harga sehingga membuat banyak orang bisa menjangkau telepon seluler.

Kesembilan, conversation (obrolan). Customer kini bukan lagi kelompok yang suka dihujani dengan promosi, tapi kelompok yang suka diajak ngobrol dan berbagi informasi. Contohnya, sukses BNI dengan akun twitter-nya.

Kesepuluh, commercialization (komersialisasi). Konsep ini mirip dengan friendship atau persahabatan. Artinya, sebuah produk harus bisa menjalin hubungan saling menguntungkan dengan customer. Contohnya mesin pencari Google. “Kita untung karena bisa akses gratis, Google untung karena dapat iklan,” ucapnya.

Kesebelas, character (karakter). Produk yang sukses adalah yang berkarakter dan karakter tersebut tertanam dalam benak customer. Kedua belas, care (perhatian). Menurut dia, perusahaan harus bisa menjukkan perhatian pada customer-nya. “Contohnya KAI (Kereta Api Indonesia) yang menyediakan gerbong khusus perempuan. Ini terobosan yang layak diapresiasi,” ujarnya.

Ketiga belas, collaboration (kolaborasi). Di sini, perusahaan harus bisa mengidentifikasi peluang kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan layanan bagi customer. “Misalnya Garuda yang berkolaborasi dengan imigrasi yang memudahkan penumpang untuk proses immigration on board,” katanya. Selain ke-13 kunci tersebut, tren marketing ke depan harus menyasar tiga target utama. Yakni youth (anak muda), women (perempuan), dan netizen (pengguna internet). “Sebab, inilah pasar terbesar, inilah pasar masa depan,” ujarnya.

Hermawan menyebut, strategi Azrul Ananda di Jawa Pos dengan rubrik Deteksi merupakan kisah sukses perusahaan yang membidik pasar anak muda. “Jika sampai produk Anda disukai orang tua tapi dibenci anak muda, maka tak lama lagi akan habis,” katanya.

Kelompok women, sambung dia, makin signifikan. Setengah bercanda, dia menyebut akronim SUAMI dengan Semua Uangmu Adalah Milik Istrimu. “Perempuan adalah CFO (chief financial officer atau direktur keuangan) keluarga. Perempuanlah yang sering menentukan produk apa yang akan dibeli,” ucapnya.”

Terakhir, pasar signifikan selanjutnya adalah netizen. Penetrasi internet membuat jumlah pengguna makin membesar. Karena itu, sebuah produk harus bisa mendekati komunitas netizen. “Ingat, jangan sampai produk Anda dimusuhi netizen. Jika itu terjadi, maka Anda akan dihajar habis-habisan lewat sosial media,” jelasnya. (owi/oki/jpnn)

JAKARTA-Konsep marketing terus berkembang dari waktu ke waktu. Globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi pun mengharuskan perusahaan memiliki strategi marketing yang jitu. Untuk tahun depan, guru marketing Hermawan Kartajaya membebernyan dalam ajang tahunan marketing event terbesar di Asia Tenggara. Yakni MarkPlus Conference 2013 yang mengusung tema “Marketing: Into Innovation and Technology. The World is Shaking, Indonesia is Standing. How about You?”

Hermawan Kartajaya
Hermawan Kartajaya

“Ada 13 kunci yang harus diperhatikan semua marketer, saya menyebutnya game changers (pengubah permainan),” kata Hermawan. “Dengan memahami ini, marketing akan berhasil,” imbuhnya.

Apa saja itu? Pertama, connectivity (konektifitas). Menurut dia, konektifitas merupakan kunci bagi seorang marketer untuk memperkenalkan produknya. Dia menyebut Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Dino Patti Djalal sebagai contoh sukses marketer yang meng-connect-kan warga Indonesia di AS melalui Konggres Diaspora Indonesia 2012 di Los Angeles, AS, Juli lalu.

Kedua, community (komunitas). Hermawan mengatakan, semua marketer harus faham bahwa customer bukanlah manusia individual, melainkan makhluk sosial. “Karena itu, bentuklah komunitas atau masuklah ke komunitas,” katanya. Ketiga, confirmation (konfirmasi). Dia menyebut, setiap kegiatan marketing harus bisa dikonfirmasi. Dia mencontohkan, kegiatan Jokowi ketika kampanye Pilgub DKI Jakarta yang blusukan ke kampung-kampung, baru bisa terkonfirmasi ketika mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sebaliknya, ketika strategi itu tidak mendapat tanggapan positif, itu berarti strateginya salah.

Keempat, clarification (klarifikasi). Menurut dia, setiap proses marketing harus bisa diklarifikasi kebenarannya atau bisa diaplikasikan di lapangan. Misalnya, Daihatsu yang mengampanyekan slogan ‘Daihatsu Sahabatku’. Ketika pelayanan terhadap customer membaik, marketing bisa dikatakan berhasil.

Kelima, codification (kodifikasi). Hermawan mengatakan, marketer harus bisa menciptakan identitas produk yang spesial dan menjadi ikon. Dicontohkan, Hotel Santika yang kental ciri Indonesianya, demikian pula Garuda Indonesia yang menjadi ikon Indonesia.

Keenam, co-creation. Menurut Hermawan, marketer harus bisa membuka kesempatan bagi customer untuk eksis dan berkreasi. Misalnya Kompasiana yang memberi kesempatan pembaca untuk bisa ikut menyumbangkan artikel.

Ketujuh, currency (mata uang). Konsep harga harus seperti nilai mata uang yang bisa naik turun. Contohnya, konsep bisnis Tune Hotels yang bertarif murah. “Tapi kalau mau pakai AC (pendingin), televisi, tambah bayar, jadi konsumen bisa menyesuaikan produk yang ingin didapat dengan kemampuannya,” ujarnya.

Kedelapan, communal activation (aktivasi komunitas). Kata dia, sangat penting untuk memberikan kesempatan pasar untuk terlibat dalam komunitas. Misalnya, strategi operator seluler XL yang menurunkan harga sehingga membuat banyak orang bisa menjangkau telepon seluler.

Kesembilan, conversation (obrolan). Customer kini bukan lagi kelompok yang suka dihujani dengan promosi, tapi kelompok yang suka diajak ngobrol dan berbagi informasi. Contohnya, sukses BNI dengan akun twitter-nya.

Kesepuluh, commercialization (komersialisasi). Konsep ini mirip dengan friendship atau persahabatan. Artinya, sebuah produk harus bisa menjalin hubungan saling menguntungkan dengan customer. Contohnya mesin pencari Google. “Kita untung karena bisa akses gratis, Google untung karena dapat iklan,” ucapnya.

Kesebelas, character (karakter). Produk yang sukses adalah yang berkarakter dan karakter tersebut tertanam dalam benak customer. Kedua belas, care (perhatian). Menurut dia, perusahaan harus bisa menjukkan perhatian pada customer-nya. “Contohnya KAI (Kereta Api Indonesia) yang menyediakan gerbong khusus perempuan. Ini terobosan yang layak diapresiasi,” ujarnya.

Ketiga belas, collaboration (kolaborasi). Di sini, perusahaan harus bisa mengidentifikasi peluang kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan layanan bagi customer. “Misalnya Garuda yang berkolaborasi dengan imigrasi yang memudahkan penumpang untuk proses immigration on board,” katanya. Selain ke-13 kunci tersebut, tren marketing ke depan harus menyasar tiga target utama. Yakni youth (anak muda), women (perempuan), dan netizen (pengguna internet). “Sebab, inilah pasar terbesar, inilah pasar masa depan,” ujarnya.

Hermawan menyebut, strategi Azrul Ananda di Jawa Pos dengan rubrik Deteksi merupakan kisah sukses perusahaan yang membidik pasar anak muda. “Jika sampai produk Anda disukai orang tua tapi dibenci anak muda, maka tak lama lagi akan habis,” katanya.

Kelompok women, sambung dia, makin signifikan. Setengah bercanda, dia menyebut akronim SUAMI dengan Semua Uangmu Adalah Milik Istrimu. “Perempuan adalah CFO (chief financial officer atau direktur keuangan) keluarga. Perempuanlah yang sering menentukan produk apa yang akan dibeli,” ucapnya.”

Terakhir, pasar signifikan selanjutnya adalah netizen. Penetrasi internet membuat jumlah pengguna makin membesar. Karena itu, sebuah produk harus bisa mendekati komunitas netizen. “Ingat, jangan sampai produk Anda dimusuhi netizen. Jika itu terjadi, maka Anda akan dihajar habis-habisan lewat sosial media,” jelasnya. (owi/oki/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/