29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ibas Mundur, Anas Muncul

JAKARTA-Kamis (14/2) menjadi hari penting bagi Partai Demokrat. Sekjen Partai Demokrat Edhie Bas koro ‘Ibas’ Yudhoyono mundur dari DPR RI. Sementara Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, kembali muncul di depan umum setelah beberapa waktu ‘sembunyi’.

Tidak itu saja, dalam kemunculannya, Anas juga menandatangani pakta integritas yang belum dia tandatangani Pakta integritas merupakan perintah Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Tanda tangan pakta integritas di hari kasih sayang (14 Februari, hari Valentine, Red),” katanya berseloroh sembari menandatangani piagam pakta itu di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, kemarin.

Sebelumnya, seluruh DPD juga sudah melakukan hal serupa di kediaman SBY di Cikeas, Ahad lalu, 9 Februari 2013. Penandatanganan pakta integritas ini diikuti oleh seluruh pengurus daerah dan cabang di seluruh Indonesia.

“Sebagian besar jajaran DPP tanda tangan karena forumnya terbatas,” kata Anas saat konferensi pers di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta Pusat. Dia mengaku tidak ikut membubuhkan tanda tangan di depan SBY pada acara di Cikeas karena sedang dalam kondisi sakit.

Anas juga mengomentari keputusan mundur Ibas. Bahkan, Anas mengaku salah menilai putra Presiden SBY itu. “Selama ini penilaian saya Ibas bisa imbangi waktu, tapi ternyata keliru,” katanya.

Menurut Anas, seharusnya Ibas sudah memikirkan hal itu setelah dilantik menjadi Sekjen Demokrat beberapa waktu lalu. “Seperti saya dahulu mundur dari DPR karena saya sudah mikir tidak akan bisa bagi waktu antara DPR dan partai,” tambah Anas di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis (14/2).
Anas mengaku Ibas sudah meminta izin padanya untuk berhenti dari anggota DPR RI dan fokus menjalankan tugasnya di partai. “Sekjen Ibas sudah sampaikan kepada saya, dia mau konsentrasi urus partai,” kata ketua umum Demokrat itu.

sby,anas,ibas

Anas mengaku sempat ragu dengan keputusan Ibas dan menyarankan agar suami Siti Ruby Aliya Rajasa Anas itu untuk mempertimbangkan matang. “Tapi (keputusan) Ibas sudah matang, makanya kalau sudah matang saya dukung penuh Ibas berhenti,” tegas Anas.

Di sisi lain, pengamat memandang mundurnya Ibas merupakan bagian strategi serangan sistematik terhadap kubu Anas di tubuh Partai Demokrat. “Dengan mundurnya Ibas dari DPR, kemungkinan dia akan dipersiapkan fokus pada partai, di tengah persiapan melengserkan Anas,” ujar pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi.

Strategi ini duganya, juga ditujukan memperbaiki citra buruk Presiden SBY yang dikritik banyak kalangan. Karena dinilai mengintervensi Partai Demokrat dengan mengambilalih peran seorang ketua umum.

“Setelah pendongkelan Anas (dari jabatan Ketua Umum, red), saya kira nantinya bukan SBY yang mau diangkat. Ibas yang pada fase transisi mengelola Partai Demokrat terlebih dahulu. Jadi Ibas mundur tujuannya untuk menyiapkan Eddie Pramono atau Bu Ani pada Pemilu 2014 sebagai presiden,” katanya.

Jika skenario ini terjadi, maka menurut Airlangga, terbuktilah sudah jika Partai Demokrat benar-benar partai Dinasti Cikeas. Dan tidak ada harapan terjadinya reformasi kelembagaan menjadi partai modern di partai berlambang mercy tersebut.

“Langkah Cikeas mudah sekali terbaca. Juragan lanang (Ibas) mundur dari DPR, fokus ke Partai. Soale Ebesnya juragan lanang (SBY) keburu malu diledekin intervensi partai sama masyarakat sipil,” ujarnya.

Pada bagian lain, pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, secara resmi Ibas memang menyebut dua alasan mundur. Yakni, berkonsentrasi mengurus partai yang sedang bermasalah dan mengurus anak yang sakit. Di balik itu, bisa jadi pengunduran dari DPR tersebut adalah persiapan Ibas kalau ditunjuk atau dipilih sebagai ketua umum.

“Seperti Anis Matta dari Sekjen jadi presiden PKS. Spekulasi soal Ibas calon Ketum muncul karena saat ini lagi ramai diwacanakan penggantian Anas,” katanya.
Di satu sisi, Ibas memang masih dianggap “hijau” dan kurang pengalaman memimpin partai. “Tapi, dengan jabatan ketua umum dipegang Ibas, PD akan berada dalam kendali penuh SBY. Tidak ada lagi tarik-menarik SBY versus Anas, walau mungkin ada sengketa hukum karena penggantian Anas dianggap bertentangan dengan AD/ART,” tegas Qodari.

Sebelumnya, Ibas telah secara resmi mengajukan pengunduran dirinya sebagai wakil rakyat. “Secara resmi saya mengundurkan diri dari keanggotaan saya di DPR RI,” ujar Ibas dalam keterangan pers di kantor Fraksi PD di gedung parlemen.

Ibas menggelar keterangan pers pengunduran diri tepat pada pukul 12.00. Dia yang mengenakan baju biru bergaris-garis itu tiba setengah jam lebih awal dari jadwal. Dengan membaca beberapa lembar kertas, Ibas menyatakan alasan-alasan pengunduran dirinya.

Ibas membuka jumpa pers dengan menyinggung pemberitaan bahwa dirinya tidak menandatangani presensi pada sidang paripurna Selasa (12/2), termasuk tidak melakukan identifikasi sidik jari pada momen yang sama. Menurut Ibas, peristiwa sebenarnya tidak seperti itu. “Saya benar-benar menandatangani daftar hadir sekaligus melakukan finger identification (presensi sidik jari, Red),” ujarnya.

Menurut Ibas, tidak ada niat untuk membolos dalam sidang paripurna. Saat itu sidang paripurna belum dimulai. “Maka, saya naik ke ruang saya di lantai 9 untuk melakukan pembicaraan sesama anggota DPR,” ujarnya.

Ibas mengungkapkan, aktivitas yang dilakukannya berhubungan dengan tugas dan pekerjaan yang penting. PD akan melaksanakan rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Minggu (17/2). Sebagai Sekjen, Ibas harus melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan rapimnas tersebut. “Dengan demikian, saya memang tidak bisa mengikuti sidang paripurna DPR hari itu,” ujarnya. Karena itu, Ibas mengaku khilaf dan meminta maaf kepada pimpinan DPR dan ketua Fraksi PD.

Dia mengakui beberapa hari ini menghadapi permasalahan berat. Hal tersebut terkait dengan tugas penyelamatan PD yang elektabilitasnya sedang merosot. “Sebagai Sekjen partai, tentu saya ikut bertanggung jawab dan harus bekerja sangat keras untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan partai itu,” ujarnya.

Ibas sadar, Ketua Majelis Tinggi SBY tidak mungkin terus-menerus menghabiskan waktu untuk menyelamatkan partai. Ketua majelis tinggi pasti akan mengutamakan tugas sebagai kepala pemerintahan sebagaimana yang dilakukan selama ini. “Sementara itu, saya juga menghadapi persoalan atas keluarga saya,” ujarnya. Ibas mengaku putra pertamanya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono, sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). “Esok hari (hari ini, Red) akan menjalani tindakan medis atau operasi karena gangguan pada pencernaan,” ujarnya.

Ibas meminta maaf jika tugasnya sebagai anggota DPR menjadi terganggu. Di sisi lain, sebagai Sekjen PD, dia memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Dengan didasari pertimbangan yang mendalam, Ibas menyatakan resmi mundur dari anggota DPR. “Selanjutnya saya akan berkonsentrasi untuk menjalankan tugas sebagai Sekjen Partai Demokrat, yang di hari-hari mendatang akan banyak menyita waktu, pikiran, dan energi saya secara keseluruhan,” ujarnya.

Ibas menilai, jika dirinya masih menjadi anggota DPR, hampir pasti tugasnya sebagai Sekjen tidak akan berjalan dengan baik. Keputusan mundur itu, menurut Ibas, merupakan langkah yang meringankan beban dan persoalan fraksi. “Dengan demikian, saya tidak akan memberikan beban dan persoalan kepada Fraksi Demokrat DPR yang tidak kecil tantangannya,” ucapnya.

Ibas berharap dan bertekad bisa merampungkan tugas dan kewajibannya sebagai Sekjen hingga selesai Pemilu 2014. “Surat pengunduran diri saya sebagai anggota DPR ini akan saya sampaikan hari ini (14/2) juga kepada ketua DPR, ketua umum Partai Demokrat, ketua Fraksi Demokrat, dan ketua komisi I,” jelasnya.

Di bagian akhir jumpa pers, Ibas langsung mengucap salam pamit. Dia lantas menuju ruang Ketua DPR Marzuki Alie untuk menyampaikan pernyataan mundur.

Inisiatif Ibas itu langsung memunculkan spekulasi bahwa Ibas disiapkan menjadi ketua umum PD menggantikan Anas Urbaningrum. Namun, isu itu dibantah Marzuki Alie yang juga wakil ketua Dewan Pembina PD. “Tidak ada Plt, tidak ada KLB (kongres luar biasa, Red). Rapimnas hanya menata organisasi kita, membersihkan partai,” ucap Marzuki seusai menerima Ibas di ruangnya. (dem/bay/dyn/pri/c10/agm/jpnn)

JAKARTA-Kamis (14/2) menjadi hari penting bagi Partai Demokrat. Sekjen Partai Demokrat Edhie Bas koro ‘Ibas’ Yudhoyono mundur dari DPR RI. Sementara Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, kembali muncul di depan umum setelah beberapa waktu ‘sembunyi’.

Tidak itu saja, dalam kemunculannya, Anas juga menandatangani pakta integritas yang belum dia tandatangani Pakta integritas merupakan perintah Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Tanda tangan pakta integritas di hari kasih sayang (14 Februari, hari Valentine, Red),” katanya berseloroh sembari menandatangani piagam pakta itu di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, kemarin.

Sebelumnya, seluruh DPD juga sudah melakukan hal serupa di kediaman SBY di Cikeas, Ahad lalu, 9 Februari 2013. Penandatanganan pakta integritas ini diikuti oleh seluruh pengurus daerah dan cabang di seluruh Indonesia.

“Sebagian besar jajaran DPP tanda tangan karena forumnya terbatas,” kata Anas saat konferensi pers di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta Pusat. Dia mengaku tidak ikut membubuhkan tanda tangan di depan SBY pada acara di Cikeas karena sedang dalam kondisi sakit.

Anas juga mengomentari keputusan mundur Ibas. Bahkan, Anas mengaku salah menilai putra Presiden SBY itu. “Selama ini penilaian saya Ibas bisa imbangi waktu, tapi ternyata keliru,” katanya.

Menurut Anas, seharusnya Ibas sudah memikirkan hal itu setelah dilantik menjadi Sekjen Demokrat beberapa waktu lalu. “Seperti saya dahulu mundur dari DPR karena saya sudah mikir tidak akan bisa bagi waktu antara DPR dan partai,” tambah Anas di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis (14/2).
Anas mengaku Ibas sudah meminta izin padanya untuk berhenti dari anggota DPR RI dan fokus menjalankan tugasnya di partai. “Sekjen Ibas sudah sampaikan kepada saya, dia mau konsentrasi urus partai,” kata ketua umum Demokrat itu.

sby,anas,ibas

Anas mengaku sempat ragu dengan keputusan Ibas dan menyarankan agar suami Siti Ruby Aliya Rajasa Anas itu untuk mempertimbangkan matang. “Tapi (keputusan) Ibas sudah matang, makanya kalau sudah matang saya dukung penuh Ibas berhenti,” tegas Anas.

Di sisi lain, pengamat memandang mundurnya Ibas merupakan bagian strategi serangan sistematik terhadap kubu Anas di tubuh Partai Demokrat. “Dengan mundurnya Ibas dari DPR, kemungkinan dia akan dipersiapkan fokus pada partai, di tengah persiapan melengserkan Anas,” ujar pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi.

Strategi ini duganya, juga ditujukan memperbaiki citra buruk Presiden SBY yang dikritik banyak kalangan. Karena dinilai mengintervensi Partai Demokrat dengan mengambilalih peran seorang ketua umum.

“Setelah pendongkelan Anas (dari jabatan Ketua Umum, red), saya kira nantinya bukan SBY yang mau diangkat. Ibas yang pada fase transisi mengelola Partai Demokrat terlebih dahulu. Jadi Ibas mundur tujuannya untuk menyiapkan Eddie Pramono atau Bu Ani pada Pemilu 2014 sebagai presiden,” katanya.

Jika skenario ini terjadi, maka menurut Airlangga, terbuktilah sudah jika Partai Demokrat benar-benar partai Dinasti Cikeas. Dan tidak ada harapan terjadinya reformasi kelembagaan menjadi partai modern di partai berlambang mercy tersebut.

“Langkah Cikeas mudah sekali terbaca. Juragan lanang (Ibas) mundur dari DPR, fokus ke Partai. Soale Ebesnya juragan lanang (SBY) keburu malu diledekin intervensi partai sama masyarakat sipil,” ujarnya.

Pada bagian lain, pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, secara resmi Ibas memang menyebut dua alasan mundur. Yakni, berkonsentrasi mengurus partai yang sedang bermasalah dan mengurus anak yang sakit. Di balik itu, bisa jadi pengunduran dari DPR tersebut adalah persiapan Ibas kalau ditunjuk atau dipilih sebagai ketua umum.

“Seperti Anis Matta dari Sekjen jadi presiden PKS. Spekulasi soal Ibas calon Ketum muncul karena saat ini lagi ramai diwacanakan penggantian Anas,” katanya.
Di satu sisi, Ibas memang masih dianggap “hijau” dan kurang pengalaman memimpin partai. “Tapi, dengan jabatan ketua umum dipegang Ibas, PD akan berada dalam kendali penuh SBY. Tidak ada lagi tarik-menarik SBY versus Anas, walau mungkin ada sengketa hukum karena penggantian Anas dianggap bertentangan dengan AD/ART,” tegas Qodari.

Sebelumnya, Ibas telah secara resmi mengajukan pengunduran dirinya sebagai wakil rakyat. “Secara resmi saya mengundurkan diri dari keanggotaan saya di DPR RI,” ujar Ibas dalam keterangan pers di kantor Fraksi PD di gedung parlemen.

Ibas menggelar keterangan pers pengunduran diri tepat pada pukul 12.00. Dia yang mengenakan baju biru bergaris-garis itu tiba setengah jam lebih awal dari jadwal. Dengan membaca beberapa lembar kertas, Ibas menyatakan alasan-alasan pengunduran dirinya.

Ibas membuka jumpa pers dengan menyinggung pemberitaan bahwa dirinya tidak menandatangani presensi pada sidang paripurna Selasa (12/2), termasuk tidak melakukan identifikasi sidik jari pada momen yang sama. Menurut Ibas, peristiwa sebenarnya tidak seperti itu. “Saya benar-benar menandatangani daftar hadir sekaligus melakukan finger identification (presensi sidik jari, Red),” ujarnya.

Menurut Ibas, tidak ada niat untuk membolos dalam sidang paripurna. Saat itu sidang paripurna belum dimulai. “Maka, saya naik ke ruang saya di lantai 9 untuk melakukan pembicaraan sesama anggota DPR,” ujarnya.

Ibas mengungkapkan, aktivitas yang dilakukannya berhubungan dengan tugas dan pekerjaan yang penting. PD akan melaksanakan rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Minggu (17/2). Sebagai Sekjen, Ibas harus melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan rapimnas tersebut. “Dengan demikian, saya memang tidak bisa mengikuti sidang paripurna DPR hari itu,” ujarnya. Karena itu, Ibas mengaku khilaf dan meminta maaf kepada pimpinan DPR dan ketua Fraksi PD.

Dia mengakui beberapa hari ini menghadapi permasalahan berat. Hal tersebut terkait dengan tugas penyelamatan PD yang elektabilitasnya sedang merosot. “Sebagai Sekjen partai, tentu saya ikut bertanggung jawab dan harus bekerja sangat keras untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan partai itu,” ujarnya.

Ibas sadar, Ketua Majelis Tinggi SBY tidak mungkin terus-menerus menghabiskan waktu untuk menyelamatkan partai. Ketua majelis tinggi pasti akan mengutamakan tugas sebagai kepala pemerintahan sebagaimana yang dilakukan selama ini. “Sementara itu, saya juga menghadapi persoalan atas keluarga saya,” ujarnya. Ibas mengaku putra pertamanya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono, sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). “Esok hari (hari ini, Red) akan menjalani tindakan medis atau operasi karena gangguan pada pencernaan,” ujarnya.

Ibas meminta maaf jika tugasnya sebagai anggota DPR menjadi terganggu. Di sisi lain, sebagai Sekjen PD, dia memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Dengan didasari pertimbangan yang mendalam, Ibas menyatakan resmi mundur dari anggota DPR. “Selanjutnya saya akan berkonsentrasi untuk menjalankan tugas sebagai Sekjen Partai Demokrat, yang di hari-hari mendatang akan banyak menyita waktu, pikiran, dan energi saya secara keseluruhan,” ujarnya.

Ibas menilai, jika dirinya masih menjadi anggota DPR, hampir pasti tugasnya sebagai Sekjen tidak akan berjalan dengan baik. Keputusan mundur itu, menurut Ibas, merupakan langkah yang meringankan beban dan persoalan fraksi. “Dengan demikian, saya tidak akan memberikan beban dan persoalan kepada Fraksi Demokrat DPR yang tidak kecil tantangannya,” ucapnya.

Ibas berharap dan bertekad bisa merampungkan tugas dan kewajibannya sebagai Sekjen hingga selesai Pemilu 2014. “Surat pengunduran diri saya sebagai anggota DPR ini akan saya sampaikan hari ini (14/2) juga kepada ketua DPR, ketua umum Partai Demokrat, ketua Fraksi Demokrat, dan ketua komisi I,” jelasnya.

Di bagian akhir jumpa pers, Ibas langsung mengucap salam pamit. Dia lantas menuju ruang Ketua DPR Marzuki Alie untuk menyampaikan pernyataan mundur.

Inisiatif Ibas itu langsung memunculkan spekulasi bahwa Ibas disiapkan menjadi ketua umum PD menggantikan Anas Urbaningrum. Namun, isu itu dibantah Marzuki Alie yang juga wakil ketua Dewan Pembina PD. “Tidak ada Plt, tidak ada KLB (kongres luar biasa, Red). Rapimnas hanya menata organisasi kita, membersihkan partai,” ucap Marzuki seusai menerima Ibas di ruangnya. (dem/bay/dyn/pri/c10/agm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/