Menurut Ridwan, Bachrumsyah adalah perekrut handal yang sejak 2014 menjadi penghubung dann pembuka akses bagi orang-orang Indonesia yang akan ke Suriah .
Kabar tewasnya Bachrumsyah juga diyakini Ridwan dapat berpengaruh besar pada jaringan ISIS di dalam negeri.
“Apalagi setelah meninggalnya Salim Mubarok At-tamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesi dan Bahrun Naim yang sedang ‘dalam pelarian’,” kata Rdiwan Habib.
Jika Abu Jandal menguasai jaringan Indonesia Timur (Jawa Timur, Malang, NTB, Bima, Lombok), maka Bachrumsyah, menurut Ridwan, menguasai daerah Jabodetabek, dengan basisnya di Depok, Tangerang, Ciputat dan Tangerang Selatan.
“Kalau ia tewas, maka itu akan merusak semangat mereka-mereka yang mau berangkat ke Suriah,” kata Ridwan.
Meski begitu Ridwan juga mewaspadai adanya serangan balik di dalam negeri terhadap kelompok Syiah. Alasannya, kematian Bachrumsyah bisa dilihat “dalam konteks melawan pasukan Presiden Suriah, Bashar al Assad yang Syiah”.
Sementara itu, kepada wartawan, Kabid Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar mengatakan sudah mendengar informasi soal tewasnya Bachrumsyah, namun belum bisa memastikan kebenarannya karena masih berusaha meminta konfirmasi pihak berwenang di Suriah.
Polri juga meminta bantuan Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan informasi tersebut.
“Jadi hari ini kami masih menunggu klarifikasi, pengecekan, jadi kami ingin dapatkan data yang valid dulu,” ujar Boy. (bbc)