26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Suami Sering Dikunci Dalam Lemari

SUMUTPOS.CO – Setelah hampir 20 tahun menahan siksaan lahir dan batin dari istrinya, Butet (46), akhirnya Tongat (47) berani menalak cerai. Pasalnya, istrinya terkena stroke sehingga tak bisa melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap dirinya.

Tongat merasa sangat bahagia. Waktu yang ditunggu-tunggu untuk menceraikan istrinya akhirnya tiba. Terlebih, kini istrinya sudah tak berdaya karena penyakit komplikasi yang berakibat stroke.

“Bebas bebas yess, bentar lagi ane bisa kawin lagi,” kata Tongat tersenyun sumringah di sela sela sidang talak cerainya.

Selain ingin segera menikah dengan pacarnya, Tongat mengaku sangat sakit hati kepada Butet. Dia masih terngiang-giang waktu Butet seringkali melakban tubuhnya sampai menguncinya dalam lemari.

Maklum, tubuhnya lebih kecil daripada istrinya yang besar dan gagah. Bahkan, Tongat pun dipanggil krucil sama keluarga dan tetangganya. “Meski krucil gini, senjataku mempan. Anakku empat,” kata sopir truk itu.

Dijelaskannya, sejak awal menikah, istrinya memang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Entah berdalih karena dirinya selingkuh, Butet bisa sesuka hati melakban badannya jika hatinya kurang enak.

“Sudah keseringan pokoknya sampe pegel aku. Tiap kali marah aku dilakban terus dikunci di lemari. Rasanya hatiku sangat sakit,” kata Tongat.

Sementara itu, Butet yang hadir menyatakan kalau dirinya memang sering melakukan tindakan kekerasan kepada suaminya.

“Kalau enggak dihukum gak kapok,” jelas Sephia. Dikatakannya, kekuatan suaminya emang kecil. Ia seringkali mengangkat suaminya dan kemudian melakban suaminya dengan gampang. Meski ditalak cerai, Butet mengaku pasrah. (jpg/ras)

SUMUTPOS.CO – Setelah hampir 20 tahun menahan siksaan lahir dan batin dari istrinya, Butet (46), akhirnya Tongat (47) berani menalak cerai. Pasalnya, istrinya terkena stroke sehingga tak bisa melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap dirinya.

Tongat merasa sangat bahagia. Waktu yang ditunggu-tunggu untuk menceraikan istrinya akhirnya tiba. Terlebih, kini istrinya sudah tak berdaya karena penyakit komplikasi yang berakibat stroke.

“Bebas bebas yess, bentar lagi ane bisa kawin lagi,” kata Tongat tersenyun sumringah di sela sela sidang talak cerainya.

Selain ingin segera menikah dengan pacarnya, Tongat mengaku sangat sakit hati kepada Butet. Dia masih terngiang-giang waktu Butet seringkali melakban tubuhnya sampai menguncinya dalam lemari.

Maklum, tubuhnya lebih kecil daripada istrinya yang besar dan gagah. Bahkan, Tongat pun dipanggil krucil sama keluarga dan tetangganya. “Meski krucil gini, senjataku mempan. Anakku empat,” kata sopir truk itu.

Dijelaskannya, sejak awal menikah, istrinya memang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Entah berdalih karena dirinya selingkuh, Butet bisa sesuka hati melakban badannya jika hatinya kurang enak.

“Sudah keseringan pokoknya sampe pegel aku. Tiap kali marah aku dilakban terus dikunci di lemari. Rasanya hatiku sangat sakit,” kata Tongat.

Sementara itu, Butet yang hadir menyatakan kalau dirinya memang sering melakukan tindakan kekerasan kepada suaminya.

“Kalau enggak dihukum gak kapok,” jelas Sephia. Dikatakannya, kekuatan suaminya emang kecil. Ia seringkali mengangkat suaminya dan kemudian melakban suaminya dengan gampang. Meski ditalak cerai, Butet mengaku pasrah. (jpg/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/