SUMUTPOS.CO – Berbagai langkah disiapkan pemerintah untuk mendukung kelancaran angkutan Natal dan tahun baru 2023. Selain dari Kementerian Perhubungan, persiapan tersebut juga dilakukan oleh seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Khususnya yang bergerak di bidang transportasi. Di antaranya yakni PT ASDP, PT KAI, PT Angkasa Pura, dan PT Jasa Marga.
KEPALA Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan Gede Pasek Suardika mengungkapkan, bedasar hasil survei yang dilakukan, prediksi orang yang berpergian pada momentum nataru ini sebanyak 44,17 juta. Adapun daerah asal pelaku perjalanan yang paling tinggi yakni dari Jabodetabek sebanyak 7,1 juta. Kemudian, disusul Jawa Timur 6,2 juta dan Jawa Tengah 5,8 juta, serta Jawa Barat 4,4 juta. “Sedangkan, untuk daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah sebanyak 8,7 juta, Jawa Timur 7,7 juta, dan Jawa Barat 6,5 juta serta Jabodetabek 4,7 juta,” ungkapnya, Rabu (14/12).
Untuk moda transportasi yang paling banyak digunakan, diprediksi didominasi kendaraan pribadi. Yakni mobil sebanyak 12,47 juta dan sepeda motor 7,27 juta. Kemudian, kereta api 5,92 juta, bus 5,25 juta, dan pesawat 4,8 juta serta kapal penyeberangan 1,98 juta. Untuk puncak arus pergi pertama terjadi pada H-7 hingga H Natal sebanyak 19,9 juta dan kedua pada H-6 tahun baru hingga H tahun baru 15,5 juta. Ketiga, setelah tahun baru hingga 7 Januari 2023 sebanyak 1,5 juta.
“Terkait penggunaan jalan tol maupun non tol direkomendasikan adanya penyempurnaan rekayasa lalu lintas mulai dari one way dan contra flow yang bersifat situasional. Sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan dan tersedianya rest area yang representatif dan mencukupi jumlahnya,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksikan jajarannya untuk berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak terkait. Termasuk untuk menyiapkan langkah-langkah penanganan. Di antaranya manajemen rekayasa lalu lintas di ruas rawan kemacetan, menangani pasar tumpah, dan melakukan penambahan rest area serta memastikan pasokan BBM di jalur utama. “Kita harus memperhatikan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan karena bersamaan dengan waktu libur sekolah. Momen ini juga akan dimanfaatkan masyarakat untuk liburan ke tempat wisata. Sehingga menyebabkan pergerakannya diprediksi cenderung meningkat,” jelasnya.
Sedangkan, Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengungkapkan, diperkirakan puncak arus libur nataru nanti terjadi pada 23 dan 24 Desember. Kemudian, untuk puncak arus baliknya diprediksi terjadi pada 1 dan 2 Januari 2023. Sedangkan, penumpang ataupun yang akan menyeberang di pelabuhan diprediksi berjumlah sekitar 2,68 juta. “Ini adalah jumlah yang kami estimasi di 10 lintasan pantauan nasional pada nataru kali ini. Di antaranya ada Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Kayangan,” terangnya.
Terkait penjualan tiket, lanjut dia, di lintasan utama yakni Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, dan Ambarita, saat ini sudah dilakukan secara online. Sehingga semua pengguna jasa tidak lagi dapat membeli tiket di pelabuhan dan semuanya sudah harus menggunakan aplikasi Ferizy. Sedangkan, di seluruh pelabuhan ASDP lainnya sudah menerapkan cashless. “Jadi, tidak ada lagi pakai sistem tiket kertas dirobek, semuanya sudah selesai tahun ini. Seluruh pelabuhan kita di 36 cabang sudah cashless pembayarannya dan tiketnya sudh digital,” ujarnya.
Perihal tersebut, masih dikatakannya, sengaja dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan antrian. Khususnya seperti yang terjadi di lintasan Merak Bakauheni pada momen-momen sebelumnya. Karena itu, bagi pengguna jasa pun diharapkan sudah membeli tiket dari jauh hari. Minimal sehari sebelum bepergian. Pihaknya juga akan melakukan screening pada kendaraan sebelum memasuki pelabuhan untuk memastikan telah memiliki tiket.
“Waktu angkutan lebaran banyak sekali penggunaan jasa yang memang belum punya tiket langsung nekat datang dan membeli tiket di arah-arah dekat pelabuhan. Misal ada satu mobil saja berhenti di pinggir jalan maka dipastikan akan mempengaruhi kelancaran lalu lintas,” pungkasnya.
Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin berlibur dengan menggunakan moda pesawat harus mencermati sejumlah perubahan terminal keberangkatan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Pasalnya, mulai 16 Desember 2022, seluruh penerbangan internasional Lion Air Group (maskapai Lion Air, Batik Air, Batik Air Malaysia, dan Thai Lion Air) akan dilayani melalui Terminal 2F, dari saat ini di Terminal 3.
President Director Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan, perpindahan operasional penerbangan internasional Lion Air ini merupakan bagian dari program penyeimbangan kapasitas terminal di Soetta. Pasalnya, saat ini, Soetta tengah memasuki periode pemulihan di tengah pandemi ini di mana tingkat pemulihan (recovery rate) telah mencapai 80-90 persen. Artinya, lalu lintas penerbangan pun sudah berkisar 80-90 persen dari kondisi 2019 saat belum ada pandemi.
“Menyusul peningkatan ini, AP II menjalankan program rebalancing capacity dengan mendistribusikan penerbangan secara merata di Terminal 1, 2, dan 3 agar standar pelayanan dan operasional tetap terjaga,” paparnya.
Executive General Manager Bandara Soetta Dwi Ananda Wicaksana menambahkan, seluruh persiapan telah dilakukan oleh seluruh stakeholder guna memastikan Terminal 2F siap mengakomodir seluruh penerbangan internasional Lion Air Group. Baik itu pihak operator bandara, imigrasi, bea dan cukai, balai karantina, maskapai, Airnav, hingga ground handling. “AP II saat ini telah melakukan revitalisasi Terminal 2F secara berkala untuk meningkatkan kenyamanan bagi para penumpang,” katanya.
Selain itu, AP II juga memastikan ketersediaan transportasi publik di Terminal 2F, mulai dari bus, taksi, hingga skytrain untuk menuju Stasiun Kereta Bandara. Setiap harinya, diperkirakan jumlah penerbangan internasional Lion Air Group di Terminal 2F mencapai 32 penerbangan (total take off dan landing), dengan 6.169 penumpang (total berangkat dan datang). Dengan kepindahan ini, lanjut dia, maka pergerakan pesawat di Terminal 3 akan turun 19 persen dan penumpang pesawat turun 9,8 persen. Selain membuat lalu lintas penerbangan merata antar terminal, rebalancing capacity ini juga untuk memastikan pelayanan terbaik bagi pelancong saat memasuki periode libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Karenanya, dia mengimbau agar calon penumpang memperhatikan informasi perubahan ini dari AP II maupun Lion Air Group. Sehingga, tak terjadi kesalahan ketika akan berangkat.
Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengapresiasi upaya AP II dan stakeholder lainnya dalam memastikan kelancaran perpindahan operasional penerbangan internasional ke Terminal 2F. Koordinasi semua pihak sangat berarti dalam mempermudah dan memperlancar proses perjalanan udara bagi setiap penumpang.
Perpindahan ini sendiri, kata dia, bakal menawarkan kemudahan bagi pebisnis dan wisatawan untuk penerbangan yang saling terkoneksi antara rute domestic dan internasional pengguna Lion Air Group. Seperti tujuan Medan, Batam, Belitung, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar, Ambon, Jayapura, dan lainnya. (gih/mia/jpg)