25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Morowali Utara Mencekam, TKA dan Pekerja Lokal Bentrok

MOROWALI, SUMUTPOS.CO – Bupati Morowali Utara (Morut), Delis Julkasson Hehi mengecam keras terjadinya aksi unjuk rasa anarkis di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sabtu (14/1) siang sampai malam hari.

“Saya sangat menyesalkan, bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain,” ungkap Delis, usai bertemu Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi di kediaman Kapolda Sulteng, Kota Palu, Minggu (15/1).

Delis mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada jajaran kepolisian dan aparat keamanan lainnya untuk menangani secara hukum para perusuh serta dapat segera memulihkan situasi keamanan yang selama ini berjalan kondusif agar industri kembali berjalan normal.

Delis menduga keras kerusuhan ini dipicu oleh provokator dari luar kepentingan kesejahteraan karyawan dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.

“Kami tidak ingin suasana tenteram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator. Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dia juga membantah isu-isu yang disebarkan para provokator bahwa kerusuhan yang ditandai pengrusakan, pembakaran, dan penjarahan tersebut dipicu oleh penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) lokal.

“Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok. Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pengrusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI lokal,” tutur Delis lagi.

Guna memulihkan situasi di sekitar GNI, Delis telah memerintahkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Morut untuk mengumpulkan ormas-ormas agar memiliki kesatuan pemahaman serta pernyataan yang benar terkait peristiwa ini.

Delis juga meminta Camat Petasia Timur dan para kepala desa mengumpulkan warganya untuk memberikan pengarahan agar tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan oknum-oknum yang ingin merusak persatuan dan kesatuan serta situasi harmonis yang telah terjalin di masyarakat selama ini.

Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT GNI tersebut, dilaporkan menimbulkan 2 orang korban jiwa (meninggal dunia), seorang TKI lokal dan seorang TKA, serta kerugian material yang cukup besar.

Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI lokal, serta pembakaran aset perusahaan. Sekitar 70 orang telah ditahan kepolisian untuk diusut tuntas terkait aksi anarkis tersebut.

Sementara itu, Direktur Intelkam Polda Sulteng dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Morut Buharman Lambuli, saat berita ini dibuat, sedang melakukan pertemuan dengan Manajemen PT GNI untuk membahas berbagai hal terkait kerusuhan tersebut. Pertemuan ini dihadiri oleh Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara. (jpc/saz)

MOROWALI, SUMUTPOS.CO – Bupati Morowali Utara (Morut), Delis Julkasson Hehi mengecam keras terjadinya aksi unjuk rasa anarkis di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sabtu (14/1) siang sampai malam hari.

“Saya sangat menyesalkan, bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain,” ungkap Delis, usai bertemu Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi di kediaman Kapolda Sulteng, Kota Palu, Minggu (15/1).

Delis mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada jajaran kepolisian dan aparat keamanan lainnya untuk menangani secara hukum para perusuh serta dapat segera memulihkan situasi keamanan yang selama ini berjalan kondusif agar industri kembali berjalan normal.

Delis menduga keras kerusuhan ini dipicu oleh provokator dari luar kepentingan kesejahteraan karyawan dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.

“Kami tidak ingin suasana tenteram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator. Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dia juga membantah isu-isu yang disebarkan para provokator bahwa kerusuhan yang ditandai pengrusakan, pembakaran, dan penjarahan tersebut dipicu oleh penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) lokal.

“Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok. Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pengrusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI lokal,” tutur Delis lagi.

Guna memulihkan situasi di sekitar GNI, Delis telah memerintahkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Morut untuk mengumpulkan ormas-ormas agar memiliki kesatuan pemahaman serta pernyataan yang benar terkait peristiwa ini.

Delis juga meminta Camat Petasia Timur dan para kepala desa mengumpulkan warganya untuk memberikan pengarahan agar tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan oknum-oknum yang ingin merusak persatuan dan kesatuan serta situasi harmonis yang telah terjalin di masyarakat selama ini.

Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT GNI tersebut, dilaporkan menimbulkan 2 orang korban jiwa (meninggal dunia), seorang TKI lokal dan seorang TKA, serta kerugian material yang cukup besar.

Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI lokal, serta pembakaran aset perusahaan. Sekitar 70 orang telah ditahan kepolisian untuk diusut tuntas terkait aksi anarkis tersebut.

Sementara itu, Direktur Intelkam Polda Sulteng dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Morut Buharman Lambuli, saat berita ini dibuat, sedang melakukan pertemuan dengan Manajemen PT GNI untuk membahas berbagai hal terkait kerusuhan tersebut. Pertemuan ini dihadiri oleh Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/