25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pakai Jalur Khusus ke Pesawat

Bupati Mandailing Natal (Madina), Hidayat Batubara berangkat ke Jakarta dengan menumpangi Lion Air, Senin (15/5) kemarin. Petugas Check in Lion Air di terminal keberangkatan domestik Bandara Polonia Medan, Akhyar Bukhari membenarkan ada beberapa nama orang yang saat ini sedang ramai diberitakan di media.

“Kalau Hidayat Batubara tidak ada, yang ada hanya Hidayat. Boleh tahu dia dengan siapa?” ujarnya.

Kemudian, meluncurlah berbagai nama dari pria yang berkulit kuning langsat ini. “Bapak itu bersama Suarso, Khairul Anwar Daulay, Sutarman Paulus, Agus Rudianto, Jefri Silitonga, dan Rupriyanto,” ujarnya.

Bahkan dirinya sempat bertanya “Mereka orang KPK ya? Soalnya datanya seperti itu?” ujarnya. “Siapa yang ditangkap Mbak?” tambahnya.

Dijelaskannya, mereka melakukan check in secara berkelompok pada pukul 14.00 WIB. Tetapi, dirinya tidak tahu apakah langsung secara personal atau tidak. “Karena, tempat check in ada 3 kan. Mungkin di tempat yang lain. Kalau bangku mereka berpisah.” jelasnya Informasi yang didapat, rombongan KPK itu terbang dengan dua pesawat dan terdiri dari 12 orang. Pertama Lion Air dengan nomor penerbangan JT 385 yang terbang pada pukul 17.30 dan JT 309 yang take off 19.20 WIB. Hidayat dikabarkan naik pesawat yang kedua.

Pantauan di bandara, rombongan ini pada pukul 16.00 WIB langsung masuk ke Gapura Lounge yang terletak di kawasan VIP Bandara. “Tadi memang ada yang ramai masuk ke mari. Ada juga polisi,” ujar petugas penjaga, Rusli.

Dijelaskannya, untuk masuk ke lounge ini per kepala akan dikutip biaya sekitar Rp180 ribu. Hingga pukul 17.00 WIB, ternyata, para penumpang yang dicurigai sebagai penyidik KPK, serta Hidayat Batubara dan gerombolannya tidak keluar.

“Kalau dari sini, ada jalur khusus ke landasan. Kalau memang berangkat jam 5 sore, berarti sudah berangkat lah,” ujarnya.
Saat di cek ke dalam terminal, salah satu petugas menyatakan, ada jalur khusus dari Gapura Lounge menuju ke dalam terminal. “Itu jalurnya Mbak. Dari situ langsung ke gate serta menuju landasan,” ujarnya.

Sejumlah sekuriti di Bandara Polonia pun mengaku ada melihat petugas KPK tanpa menggunakan seragam dan hanya berpakaian preman. Petugas KPK itu menunjukan ID card anggota KPK pada petugas sekuriti agar tersangka dapat melalui metal detektor dengan aman meskipun dengan kondisi tangan terborgol ditutupi kain dan jaket.

“Tadi saya lihat, petugas sempat menunjukan ID card, agar lolos metal detektor. Karena banyak yang dibawa KPK sekitar 11 atau 12 orang penumpang gitu. Saya sempat laporkan ke komandan, lalu jawaban komandan loloskan karena pertimbangan faktor keamanan dan kerahasiaan penyidikan hukum,” ujar petugas sekuriti yang enggan disebutkan namanya.

Informasi lain dari data penumpang penerbangan Lion Air JT 385 di antaranya Rudiyanto Agus (nomor seat 1A), Sarman Paulus (1B), Khairil Anwar Daulay (1D), Rufriyanto (1E), Jefri Silitonga (1F), Suharso (3E), Edy Yuwono (4E) dan Surung (3E). Lalu pada penerbangan Lion Air JT 309 antara lain Dedi Susanto (1B), Edward Marpaung (1C), Srijadi (2C) dan Bupati Madina Muhammad Hidayat Batubara (2B). (ram/far/mag-7/mag-10)

Bupati Mandailing Natal (Madina), Hidayat Batubara berangkat ke Jakarta dengan menumpangi Lion Air, Senin (15/5) kemarin. Petugas Check in Lion Air di terminal keberangkatan domestik Bandara Polonia Medan, Akhyar Bukhari membenarkan ada beberapa nama orang yang saat ini sedang ramai diberitakan di media.

“Kalau Hidayat Batubara tidak ada, yang ada hanya Hidayat. Boleh tahu dia dengan siapa?” ujarnya.

Kemudian, meluncurlah berbagai nama dari pria yang berkulit kuning langsat ini. “Bapak itu bersama Suarso, Khairul Anwar Daulay, Sutarman Paulus, Agus Rudianto, Jefri Silitonga, dan Rupriyanto,” ujarnya.

Bahkan dirinya sempat bertanya “Mereka orang KPK ya? Soalnya datanya seperti itu?” ujarnya. “Siapa yang ditangkap Mbak?” tambahnya.

Dijelaskannya, mereka melakukan check in secara berkelompok pada pukul 14.00 WIB. Tetapi, dirinya tidak tahu apakah langsung secara personal atau tidak. “Karena, tempat check in ada 3 kan. Mungkin di tempat yang lain. Kalau bangku mereka berpisah.” jelasnya Informasi yang didapat, rombongan KPK itu terbang dengan dua pesawat dan terdiri dari 12 orang. Pertama Lion Air dengan nomor penerbangan JT 385 yang terbang pada pukul 17.30 dan JT 309 yang take off 19.20 WIB. Hidayat dikabarkan naik pesawat yang kedua.

Pantauan di bandara, rombongan ini pada pukul 16.00 WIB langsung masuk ke Gapura Lounge yang terletak di kawasan VIP Bandara. “Tadi memang ada yang ramai masuk ke mari. Ada juga polisi,” ujar petugas penjaga, Rusli.

Dijelaskannya, untuk masuk ke lounge ini per kepala akan dikutip biaya sekitar Rp180 ribu. Hingga pukul 17.00 WIB, ternyata, para penumpang yang dicurigai sebagai penyidik KPK, serta Hidayat Batubara dan gerombolannya tidak keluar.

“Kalau dari sini, ada jalur khusus ke landasan. Kalau memang berangkat jam 5 sore, berarti sudah berangkat lah,” ujarnya.
Saat di cek ke dalam terminal, salah satu petugas menyatakan, ada jalur khusus dari Gapura Lounge menuju ke dalam terminal. “Itu jalurnya Mbak. Dari situ langsung ke gate serta menuju landasan,” ujarnya.

Sejumlah sekuriti di Bandara Polonia pun mengaku ada melihat petugas KPK tanpa menggunakan seragam dan hanya berpakaian preman. Petugas KPK itu menunjukan ID card anggota KPK pada petugas sekuriti agar tersangka dapat melalui metal detektor dengan aman meskipun dengan kondisi tangan terborgol ditutupi kain dan jaket.

“Tadi saya lihat, petugas sempat menunjukan ID card, agar lolos metal detektor. Karena banyak yang dibawa KPK sekitar 11 atau 12 orang penumpang gitu. Saya sempat laporkan ke komandan, lalu jawaban komandan loloskan karena pertimbangan faktor keamanan dan kerahasiaan penyidikan hukum,” ujar petugas sekuriti yang enggan disebutkan namanya.

Informasi lain dari data penumpang penerbangan Lion Air JT 385 di antaranya Rudiyanto Agus (nomor seat 1A), Sarman Paulus (1B), Khairil Anwar Daulay (1D), Rufriyanto (1E), Jefri Silitonga (1F), Suharso (3E), Edy Yuwono (4E) dan Surung (3E). Lalu pada penerbangan Lion Air JT 309 antara lain Dedi Susanto (1B), Edward Marpaung (1C), Srijadi (2C) dan Bupati Madina Muhammad Hidayat Batubara (2B). (ram/far/mag-7/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/