25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kabareskrim Diganti Orang Dekat Budi

Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius.
Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hiruk pikuk pergantian pucuk pimpinan di tubuh Polri rupanya melebar hingga ke pimpinan lainnya. Sebagai imbasnya, jabatan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius, dicopot secara mendadak. Diduga kuat hal itu berhubungan dengan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai kapolri.

Informasi yang dihimpun INDOPOS (grup Sumut Pos), orang nomor satu di Bareskrim Mabes Polri itu rumornya dipaksa lengser setelah mendapat telepon ‘istimewa’ dari Istana, sekitar pukul 00.00, Kamis (15/1) tengah malam. Suhardi dipindahkan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan posisinya digantikan oleh Irjen Pol Budi Waseso yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri (Sespimti).

Tidak hanya itu, isu lainnya juga ikut merebak di markas korp baju coklat yang berada di Jalan Trunojoyo No 3, Jakarta Selatan tersebut yakni, ditundanya acara pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Sutarman, kemudian mengenai posisi puncuk pimpinan telah ditunjuk pelaksana tugas (Plt) yaitu Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti.

Diketahui, Irjren Pol Budi Waseso yang juga mantan Kapolda Gorontalo itu satu angkatan Akpol dengan lulusan tahun 1985 dengan Komjen Pol Suhardi Alius. Irjen Pol Budi Waseso juga dikenal sangat dekat dengan Komjen Pol Budi Gunawan. Hal itu terlihat saat Komjen Pol Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan di DPR RI, selalu didampingi oleh Irjen Pol Budi Waseso. Sehingga muncul dugaan, penunjukan Budi Waseso merupakan usul Kapolri terpilih, Budi Gunawan.

Pencopotan Suhardi Alius juga diisukan sebagai bentuk kekecewaan Jokowi atas penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka. Seperti diketahui, hingga belum ditetapkan sebagai tersangka, KPK belum menemukan bukti kuat menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka.

Namun, di detik-detik akhir penyelenggaraan fit and proper test Budi Gunawan oleh Komisi III DPR, diduga KPK mendapatkan ‘pasokan’ bukti baru yang kuat untuk menjerat Budi Gunawan. Itu sebabnya, penetapan Budi sebagai tersangka terjadi sangat mepet dengan penyelenggaraan fit and proper test.

Lantas siapa yang memasok data tersebut? Kuat beredar informasi yang memasok adalah petinggi di lingkungan Polri. Itu sebabnya, Kabareskrim menjadi tumbal dan dicopot mendadak oleh Jokowi.

Dikonfirmasikan terkait kabar tersebut, Komjen Pol Suhardi Alius membenarkan dirinya dicopot dari jabatannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, mutasi sepihak oleh Jokowi itu bagian dari fitnah yang dilayangkan kepada dirinya lantaran, pekerjaannya yang selalu berhubungan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK.

“Saya ini difitnah. Walaupun begitu saya tetap siap dan semangat mengemban tugas baru saya di Lemhanas,” ucapnya dengan nada tegas, Jumat (16/1). Dia juga membantah berbagai tudingan miring terhadap dirinya terkait alasan pencopotan dirinya sebagai Kabareskrim. ”Intinya, saya siap ditugaskan di mana saja,” ujarnya.

Bisa jadi, tudingan pemfitnah itu dialamatkan Suhardi Alius ke calon penggantinya, Budi Waseso. Dalam sebuah wawancara kepada wartawan, Budi Waseso mengakui ada pengkhianat di tubuh Polri. “Pengkhianat tidak boleh ada di lingkungan Polri. Kalaupun dia tidak berkhianat minimal dia tidak cakap dan profesional,” kata Budi.

Meski dia menolak menyebut nama opengkhianat tersebut, sepertinya dia menuding Suhardi Alius yang dianggap membosorkan data transaksi rekening gendut Budi Gunawan ke KPK.

Sementara itu, Karopenmas Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto terlihat lebih berhati=-hati dalam menanggapi pencopotan Kabareskrim. ”Saya belum bisa komentar, sampai sekarang saya belum lihat langsung surat resmi terkait pencopotan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius,” tuturnya.

Sejatinya, kata Agus, kalaupun benar terkait kabar pencopotan tersebut, itu hanya sebatas jenjang pembinaan karier serta bukan karena Suhardi terkait penetapan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka. Dia juga membantah rumor bila Suhardi disebut sebagai orang yang membocorkan informasi kecurangan Budi ke KPK sehingga ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi atau rekening gendut.

Agus mengaku, Suhardi memiliki rekam jejak yang bagus dalam jenjang karir. Suhardi merupakan lulusan Akademi Kepolisian Angkatan 85 yang pertama mendapat bintang tiga. Selama menjadi Kabareskrim, Suhardipun dikenal sebagai perwira yang tidak memiliki catatan buruk.

”Kedekatan saya dengan Pak Suhardi terjalin sejak 1981 di kepolisian. Dan, selama itu, saya mengenal beliau sebagai satu-satunya orang yang menyandang pangkat bintang tiga di angkatan 1985. Dari sana kita bisa melihat, dari prestasi dan kinerjanya saya belum mendengar adanya catatan buruk,” tuturnya.

Terkait adanya rumor Suhardi tidak profesional dalam menjalankan amanah di Bareskrim Mabes Polri? Agus menegaskan, dirinya tidak pernah mendapatkan laporan atau informasi terkait tindakan menyimpang Kabareskrim tersebut. Bahkan, selama ini juga tidak ada perkara atau kasus yang menimpa Suhardi terlebih menghambat pekerjaannya di Bareskrim Mabes Polri. (aen/jpnn/rbb)

 

Tentang Suhardi Alius

–              Dicopot sebagai Kabareskrim via telepon

–              Sebagai Kabareskrim, sering berinteraksi dengan KPK-PPATK

–              Dianggap tidak cakap mengamankan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri

–              Penggantinya, Budi Waseso, adalah orang dekat Budi Gunawan

–              Orang pertama yang raih jenderal bintang tiga di angkatan 85

–              Dikenal cerdas dan professional

–              Suhardi Alius juga cukup dekat dengan Sutarman

–              Bersama Sutarman, Suhardi masuk kategori jenderal bersih dan bebas masalah

Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius.
Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hiruk pikuk pergantian pucuk pimpinan di tubuh Polri rupanya melebar hingga ke pimpinan lainnya. Sebagai imbasnya, jabatan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Komjen Pol Suhardi Alius, dicopot secara mendadak. Diduga kuat hal itu berhubungan dengan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai kapolri.

Informasi yang dihimpun INDOPOS (grup Sumut Pos), orang nomor satu di Bareskrim Mabes Polri itu rumornya dipaksa lengser setelah mendapat telepon ‘istimewa’ dari Istana, sekitar pukul 00.00, Kamis (15/1) tengah malam. Suhardi dipindahkan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan posisinya digantikan oleh Irjen Pol Budi Waseso yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri (Sespimti).

Tidak hanya itu, isu lainnya juga ikut merebak di markas korp baju coklat yang berada di Jalan Trunojoyo No 3, Jakarta Selatan tersebut yakni, ditundanya acara pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Sutarman, kemudian mengenai posisi puncuk pimpinan telah ditunjuk pelaksana tugas (Plt) yaitu Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti.

Diketahui, Irjren Pol Budi Waseso yang juga mantan Kapolda Gorontalo itu satu angkatan Akpol dengan lulusan tahun 1985 dengan Komjen Pol Suhardi Alius. Irjen Pol Budi Waseso juga dikenal sangat dekat dengan Komjen Pol Budi Gunawan. Hal itu terlihat saat Komjen Pol Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan di DPR RI, selalu didampingi oleh Irjen Pol Budi Waseso. Sehingga muncul dugaan, penunjukan Budi Waseso merupakan usul Kapolri terpilih, Budi Gunawan.

Pencopotan Suhardi Alius juga diisukan sebagai bentuk kekecewaan Jokowi atas penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka. Seperti diketahui, hingga belum ditetapkan sebagai tersangka, KPK belum menemukan bukti kuat menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka.

Namun, di detik-detik akhir penyelenggaraan fit and proper test Budi Gunawan oleh Komisi III DPR, diduga KPK mendapatkan ‘pasokan’ bukti baru yang kuat untuk menjerat Budi Gunawan. Itu sebabnya, penetapan Budi sebagai tersangka terjadi sangat mepet dengan penyelenggaraan fit and proper test.

Lantas siapa yang memasok data tersebut? Kuat beredar informasi yang memasok adalah petinggi di lingkungan Polri. Itu sebabnya, Kabareskrim menjadi tumbal dan dicopot mendadak oleh Jokowi.

Dikonfirmasikan terkait kabar tersebut, Komjen Pol Suhardi Alius membenarkan dirinya dicopot dari jabatannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, mutasi sepihak oleh Jokowi itu bagian dari fitnah yang dilayangkan kepada dirinya lantaran, pekerjaannya yang selalu berhubungan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK.

“Saya ini difitnah. Walaupun begitu saya tetap siap dan semangat mengemban tugas baru saya di Lemhanas,” ucapnya dengan nada tegas, Jumat (16/1). Dia juga membantah berbagai tudingan miring terhadap dirinya terkait alasan pencopotan dirinya sebagai Kabareskrim. ”Intinya, saya siap ditugaskan di mana saja,” ujarnya.

Bisa jadi, tudingan pemfitnah itu dialamatkan Suhardi Alius ke calon penggantinya, Budi Waseso. Dalam sebuah wawancara kepada wartawan, Budi Waseso mengakui ada pengkhianat di tubuh Polri. “Pengkhianat tidak boleh ada di lingkungan Polri. Kalaupun dia tidak berkhianat minimal dia tidak cakap dan profesional,” kata Budi.

Meski dia menolak menyebut nama opengkhianat tersebut, sepertinya dia menuding Suhardi Alius yang dianggap membosorkan data transaksi rekening gendut Budi Gunawan ke KPK.

Sementara itu, Karopenmas Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto terlihat lebih berhati=-hati dalam menanggapi pencopotan Kabareskrim. ”Saya belum bisa komentar, sampai sekarang saya belum lihat langsung surat resmi terkait pencopotan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius,” tuturnya.

Sejatinya, kata Agus, kalaupun benar terkait kabar pencopotan tersebut, itu hanya sebatas jenjang pembinaan karier serta bukan karena Suhardi terkait penetapan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka. Dia juga membantah rumor bila Suhardi disebut sebagai orang yang membocorkan informasi kecurangan Budi ke KPK sehingga ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi atau rekening gendut.

Agus mengaku, Suhardi memiliki rekam jejak yang bagus dalam jenjang karir. Suhardi merupakan lulusan Akademi Kepolisian Angkatan 85 yang pertama mendapat bintang tiga. Selama menjadi Kabareskrim, Suhardipun dikenal sebagai perwira yang tidak memiliki catatan buruk.

”Kedekatan saya dengan Pak Suhardi terjalin sejak 1981 di kepolisian. Dan, selama itu, saya mengenal beliau sebagai satu-satunya orang yang menyandang pangkat bintang tiga di angkatan 1985. Dari sana kita bisa melihat, dari prestasi dan kinerjanya saya belum mendengar adanya catatan buruk,” tuturnya.

Terkait adanya rumor Suhardi tidak profesional dalam menjalankan amanah di Bareskrim Mabes Polri? Agus menegaskan, dirinya tidak pernah mendapatkan laporan atau informasi terkait tindakan menyimpang Kabareskrim tersebut. Bahkan, selama ini juga tidak ada perkara atau kasus yang menimpa Suhardi terlebih menghambat pekerjaannya di Bareskrim Mabes Polri. (aen/jpnn/rbb)

 

Tentang Suhardi Alius

–              Dicopot sebagai Kabareskrim via telepon

–              Sebagai Kabareskrim, sering berinteraksi dengan KPK-PPATK

–              Dianggap tidak cakap mengamankan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri

–              Penggantinya, Budi Waseso, adalah orang dekat Budi Gunawan

–              Orang pertama yang raih jenderal bintang tiga di angkatan 85

–              Dikenal cerdas dan professional

–              Suhardi Alius juga cukup dekat dengan Sutarman

–              Bersama Sutarman, Suhardi masuk kategori jenderal bersih dan bebas masalah

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/