JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perang urat syaraf terjadi antara Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) dengan Wiranto selaku Ketua Dewan Pembinanya. Itu terjadi lantaran partainya tidak lolos masuk parlemen, karena gagal memenuhi parliamentary threshold sebesar 4 persen.
KETUA Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto mengaku sedih karena sebagai pendiri partai, ia tak menyangka Hanura tidak lolos ambang batas parlemen.
“Ya kita sedih. 10 tahun mendirikan partai dan sudah dua kali lolos. Saya paling sedih kalau bicara siapa yang sedih,” ujar Wiranto di Hotel Paragon, Jakarta, Kamis (16/5).
Lebih lanjut, mantan Panglima ABRI ini menyebut dirinya telah membuat kesalahan menjadikan OSO sebagai Ketua Umum Hanura.
“Tapi kalau saya didedak terus seakan Pak Wiranto yang salah, ya ýkesalahan saya cuma satu, ya itu menunjuk Pak OSO menjadi ketua umum,” tegas Wiranto.
Wiranto berharap dengan tidak lolosnya Hanura ke parliamentary threshold bisa dijadikan pelajaran. Tidak perlu lagi saling menyalahkan.
“Ini sudah terjadi, tak perlu saling menyalahkan, cukup introspeksi ke depan, nanti bisa diperbaiki,” tuturnya. Terpisah, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir kecewa dengan Wiranto karena menyesal menunjuk OSO sebagai Ketua Umum Hanura.ý Dia merasa aneh karena Wiranto adalah mantan Panglima TNI yang punya berbagai pertimbangan dalam menunjuk orang.
“Ya kalau dibilang menyesal enggak bisa seperti itu. Pak Wiranto kan mantan Panglima ABRI, jadi sudah punya pertimbangan yang benar. Kenapa bilang menyesal,” ujar Inas kepada JawaPos.com (Grup Sumut Pos).
Inas menambahkan, sebaiknya Wiranto berterima kasih kepada OSO karena telah banyak berkorban demi Hanura. Apalagi Inas membeberkan dahulu Wiranto yang mendesak OSO menjadi menjadi pucuk pimpinan di Hanura.
ý”Jangan pilihan sudah tepat, Wiranto mengatakan menyesal. Berkali-kali dia meminta Pak OSO, tapi Pak OSO menolak. Sampai akhirnya Pak OSO menerima ini seharunya Pak Wiranto berterima kasih,” ungkapnya.
Inas mengatakan, gagalnya Hanura tidak lolos parliamentary threshold ýbukan karena kesalahan OSO. Melainkan karena Wiranto yang tidak punya sikap tegas di Hanura. Dia membela Sarifuddin Suding mendukung pergantian pimpinan Hanura.
Namun akhirnya berubah sikap karena Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengesahkan SK Hanura di bawah kepemimpinan OSO.
“Karena Wiranto tidak tegas pada saat Sarifuddin Sudding membuat ulah ketika ada munaslub. Tapi setelah ke sini, Menkumham mengatakan yang sah Pak OSO dia balik badan ke kita,” paparnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Hanura OSOý menyatakan, kekalahan Partai Hanura di Pilpres ini sehingga tidak lolos parliamentary thresholdý di 2019 ini karena ulah Wiranto.
Namun OSO tidak menceritakan lebih rinci apa yang membuat Hanura kalah. Ucapannya ini pun langsung mengundang tawa para peserta yang hadir.
Biar Hanura kalah tapi presidennya menang, jadi ada yg bertanya kenapa Hanura kalah, ya tanya Wiranto bukan saya. Orang yang bikin kalah dia kok,” pungkasnya. (jpc/ala)