JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Juru Bicara Vaksinasi Covid 19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, varian Delta sudah tersebar di enam provinsi di Indonesia.
Menurut Nadia, varian Delta telah ditemukan di DKI Jakarta, Kudus di Jawa Tengah, dan Bangkalan di Jawa Timur, Tiga provinsi lainnya, menurut Nadia, adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. “Jumlah kasus Delta yang sudah terdeteksi oleh Kemenkes lebih dari 100 kasus,” kata Nadia kepada JPNN.com (Grup Sumut Pos), Rabu (16/6).
Namun Nadia memastikan, bahwa semua jenis vaksin yang disediakan pemerintah masih efektif untuk menangkal berbagai varian virus Covid 19. Salah satunya ialah varian Delta atau B1617.2 yang belum lama ini ditemukan di Indonesia. “Betul, semua vaksin masih sangat efektif untuk memberikan proteksi,” kata Nadia.
Nadia juga menegaskan, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar program vaksinasi dipercepat untuk mewujudkan kekebalan komunal.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, untuk memetakan persebaran virus itu, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Sejauh ini, kata dia, penelusuran terkait asal datangnya virus tersebut masih terus dilakukan. “Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kami bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, dari mana masuknya dan menyebar ke mana saja,” kata.
Wiku menduga adanya varian dari suatu virus merupakan upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya juga akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia. Oleh karena itu, jika penularan Covid-19 masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.
Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memasti
Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait efikasi tersebut masih terus dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan efektif. “Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin,” pungkas Wiku.
Sebelumnya, Wiku juga mengatakan vaksin masih efektif untuk melawan varian Delta. “Tentunya secara keseluruhan, sekarang masih memiliki (efikasi, red) karena efektivitas atas 50 persen masih terpenuhi,” kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (15/6).
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban menyatakan, varian virus Corona Delta kini mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia. Varian baru virus Corona tersebut dikenal memiliki daya tular yang tinggi dan mengakibatkan gejala Covid-19 yang lebih parah. “Jadi memang benar bahwa varian Delta (B.1.617) memang lebih cepat menyebar, lebih bikin sakit dibandingkan dengan varian Inggris,” kata Zubairi.
Zubairi mengatakan, kasus positif Covid-19 di Inggris terus meningkat dengan adanya varian baru virus Corona tersebut, meskipun sebagian masyarakat sudah mengikuti vaksinasi. Selain itu varian delta juga mengakibatkan melonjaknya kasus Covid-19 di India. Sebab, apapun jenis vaksin Covid-19 tidak dapat memproteksi individu sepenuhnya dari penularan virus Corona. Berikut perjalanan masuknya varian delta hingga mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya melaporkan kemunculan virus Covid 19 varian Delta yang ditemukan di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta. “Ini penularannya lebih cepat, walaupun tidak lebih mematikan,” ucap Menteri Budi dalam konferensi pers usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pada Senin, (14/6).
Ia mengatakan, masuknya varian corona B.1.617 ke Indonesia disebabkan banyaknya para pekerja migran yang kembali ke Tanah Air melalui pelabuhan-pelabuhan laut. Berbeda dari pelabuhan udara yang penjagaannya sudah cukup ketat, pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India. (mcr9/tan/jpnn/kps)