JAKARTA-Kegagalan PT Ghalia Indonesia Printing dalam memenuhi kontrak kerja penggandaan dan distribusi naskah ujian nasional (UN) berimbas pada tender berikutnya. Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, jatah pekerjaan perusahaan itu untuk UN SMP dibagi ke pemenang tender lain.
Sedianya, perusahaan yang berlokasi di Bogor itu juga menggarap naskah UN SMP untuk 11 provinsi yang ada dalam paket 3 (sama dengan UN SMA). Yakni, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi, Tengah, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Karena kerjanya dianggap amburadul, Mendikbud Mohammad Nuh memutuskan PT Ghalia hanya mengerjakan naskah untuk Provinsi Bali saja. “Bali itu provinsi yang paling mudah dikerjakan di antara 11 provinsi lain,” terang Nuh di kantor Kemendikbud kemarin (17/4). Sedangkan, pengerjaan untuk 10 provinsi lain diserahkan ke tiga perusahaan yang juga memenangkan tender di paket lain. Yakni, PT Pura Barutama yang berlokasi di Kudus, Jateng; PT Temprina Media Grafika (Surabaya), dan PT Jasuindo Tiga Perkasa (Sidoarjo, Jatim).
“Besok (hari ini, Red) seluruhnya didistribusikan. Bahkan sebagian untuk kawasan terpencil ada yang sudah diberangkatkan hari ini (kemarin, Red),” lanjut mantan Rektor ITS itu. Karenanya, Nuh optimistis UN SMP Senin (22/4) mendatang bisa berlangsung serentak tanpa ada hambatan soal distribusi soal.
Keputusan mengalihkan pekerjaan diambil Nuh pada Jumat malam (12/4) setelah mendatangi lokasi penggandaan naskah PT Ghalia. Nuh datang ke perusahaan tersebut Jumat siang, dan mendapati pemandangan yang langsung membuatnya lemas.
Dengan raut muka kecewa, Nuh meminta Irjen Kemendikbud Haryono Umar mengambil alih manajemen pengepakan PT Ghalia. Nuh juga menghubungi Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc untuk meminta tambahan tenaga. Permintaan itu disanggupi, dan IPB mengerahkan sedikitnya 400 mahasiswa untuk membantu mengepak naskah.
Nuh bersikukuh, pangkal kekacauan UN tahun ini ada pada PT Ghalia. “Seminggu sebelum UN mereka masih menyatakan sanggup menyelesaikan,” tuturnya. Seandainya PT Ghalia tepat waktu, lanjut Nuh, pelaksanaan UN juga akan tepat waktu.
Sementara itu, pendistribusian naskah UN SMA dan SMK masih berlangsung hingga kemarin sore. Nuh mengatakan, usai pertemuan dengan Presiden, panglima TNI, dan Kapolri, langsung menggelar teleconference dengan seluruh kapolda, pangdam, dan kepala dinas pendidikan di 11 provinsi tersebut.
Masing-masing jajaran memberikan masukan tentang cara tercepat untuk mendistribusikan naskah di wilayahnya. Sejumlah pesawat Hercules dan Cassa dikerahkan untuk menjangkau 11 provinsi itu. Begitu mendarat, di bandara telah menunggu truk dan helikopter untuk distribusi ke pelosok. “Bahkan untuk menjangkau pualu-pulau kecil, sudah ada kapal cepat di dermaga yang siap berangkat,” tutur mantan Menkominfo itu.
Nuh menambahkan, terkait dengan investigasi penundaan UN, pihaknya sudah menugaskan Irjen Kemendikbud dan timnya untuk menelusuri. Ada tiga hal yang akan ditelusuri. Yakni, soal tender, pelaksanaan penggandaan naskah, juga PT Ghalia selaku pihak yang paling bertanggung jawab dalam keterlambatan naskah UN untuk 11 provinsi. Pihaknya juga telah menargetkan investigasi tersebut bisa diselesaikan dalam waktu seminggu.
Nuh menekankan, dirinya siap bertanggung jawab atas segala dampak yang terjadi akibat insiden tersebut. Meski dia mengakui, persoalan UN merupakan tanggung jawab Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP). “Karena ini tugas dari kementerian, saya lah yg harus bertanggung jawab. Yang penting, sudahlah itu, saya ambil alih sajalah (dari BSNP), supaya sampeyan (wartawan, Red) nyari siapa yang salah ndak susah-susah. Yang salah saya, sudah,” katanya.
Terpisah, di gedung KPK, Wakil Ketua Bambang Widjojanto memastikan jika aduan terkait UN sudah masuk ke bagain Pengaduan Masyarakat (Dumas). Lembaga antirasuah itu sudah melakukan kajian agar bisa mengetahui duduk masalah dan kebenaran laporan. “Sekarang kita sedang kaji yang berkaitan dengan itu,” ujarnya.
Menariknya, Bambang menyebut ada banyak pengaduan tentang pendidikan yang dianggap warga tak beres, seperti soal kurikulum baru. Lantas, masuk juga aduan terkait investigasi yang sedang dilakukan oleh Inspektur Jenderal Kemendikbud. Namun, pria yang akrab disapa BW itu tidak menjelaskan dengan detail apa saja aduan itu.
Seperti diberitakan, Selasa (16/4) Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Fitra mendesak KPK agar mengusut tender naskah UN. LSM anitkorupsi itu menilai ada yang aneh dalam kemenangan PT Galia sebagai pemenang tender percetakan soal UN. Versi Fitra, Kemendikbud harusnya bisa menghemat Rp32 miliar jika tender dilakukan dengan baik.
UN SMP Bermasalah, Unimed Nyerah
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang jauh dari kata sempurna, membayangi pelaksanaan UN tingkat Sekolah Menengah Pertama, 22-25 April 2013 mendatang. Penanggung Jawab Satuan Pendidikan Sumut, Prof Dr Ibnu Hajar Damanik, menegaskan kegelisahannya menanti tibanya naskah UN untuk SMP, Ujian Susulan serta Paket C.
“Jika naskah tidak juga tiba besok, Unimed menyerah,” keluhnya kemarin (17/8).
Menurut konfirmasi yang diberikan PT Balebat Dedikasi Prima sebagai rekanan pengadaan dan pendistribusian soal untuk wilayah Sumatera Utara, naskah UN tiba hari ini (18/4), menggunakan jalur udara.
Menurut Prof Ibnu Hajar, jika berkas soal tidak tiba seperti yang direncanakan, pihak Unimed sebagai panitia lokal akan meminta petunjuk kepada panitia pusat untuk mengambil langkah lanjutan.
Ketua Panitia UN Sumut, H Yusri SH menyatakan saat ini konsentrasi panitia sudah mulai terbagi dua. Selain untuk ujian susulan Senin (22/4), pada hari yang sama juga dilaksanakan UN untuk tingkat SMP.
“Unimed dan Dinas Pendidikan Sumut sudah berbagi tugas. Saya konsennya kepada pelaksanaan UN SMP serta untuk ujian susulan itu, Unimed yang akan menindaklanjuti,” katanya melakui telepon selulernya, Rabu (17/4).
Yusri turut mengeluhkan PT Balebat Dedikasi Prima yang mulai tertutup untuk dimintai konfirmasi. Untuk mengatasinya, pihaknya mengandalkan komunikasi dengan perwakilan Dinas Pendidikan Sumut yang mengontrol di percetakan yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat tersebut.
“Beberapa hari ini pihak percetakan susah hubungi. Saya kurang tahu apa penyebabnya. Apakah karena sibuk atau karena tak ada sinyal,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, naskah soal UN akan tiba bertahap. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang akan diujikan Senin dan Selasa, dijadwalkan tiba hari ini. Mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diujikan pada Rabu (24/4) dan Kamis (25/4) tiba Jumat (19/4) atau Sabtu (20/4) mendatang.
Pendistribusian ke kabupaten/kota juga dilakukan bertahap. Berkas yang akan diujikan Senin (22/4) dan Selasa (23/4), dikirimkan melalui jalur darat pada Jumat (19/4). Berkas UN yang diujikan Rabu (24/4) dan Kamis (25/5) akan didistribusikan pada hari Sabtu (20/4) atau Minggu (21/4). “Berkas yang tiba besok (hariini) akan didistribusikan ke Nias dan sekitarnya,” pungkasnya. (byu/ken/dim/nw/jpnn/mag-8)