TUBAN, SUMUTPOS.CO – Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Widang, Tuban dengan Kecamatan Babat, Lamongan putus pada Selasa (17/4) siang. Akibat dari insiden itu, empat orang luka dan satu meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, petugas masih melakukan evakuasi atas kejadian itu. “Ketika itu jembatan ambrol sehingga mengakibatkan tiga truk dan satu sepeda motor masuk ke dalam air,” kata Frans kepada JPNN, Selasa.
Adapun yang meninggal dunia adalah Muklisin yang mengemudikan truk bernomor polisi W 9351 US. Lalu korban luka yakni Saiful Arif, Ubaidillah Masum, Muhammad Rizal dan satu lagi yang belum diketahui identitas.
Barung menambahkan, dalam penanganan kejadian itu Polda Jatim sudah memerintahkan Polres Tuban dan Polres Lamongan berkoordinasi. “Sekarang dilakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengetahui bagaimana jembatan kembar itu bisa putus salah satunya,” imbuh dia.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub turun langsung ke lokasi jembatan penghubung Babat Lamongan dan Widang Tuban yang ambrol. Kesimpulan sementara, selain usia jembatan dan tonase, faktor terpenting dalam ambrolnya jembatan adalah 3 truk saling salip. Mengapa bisa membuat jembatan ambrol?
Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kemenhub Budi Setiyadi mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Tuban Fathul Huda dan Bupati Lamongan Fadeli, juga Kapolres Tuban AKBP Sutrisno dan Kapolres Lamongan AKBP Feby D. P Hutagalung, serta pihak Kementerian Pekerjaan Umum. Mereka sepakat pemicu ambrolnya jembatan karena perilaku sopir truk.
“Jadi truk satu disalip truk. Truk di depannya baru saja menyalip. Bawaan truk cukup berat, jadi bertumpu di bentangan tiga, titiknya (ambrol) itu kan di bentangan tiga. Tumpuannya terlampau berat, sehingga jatuh,” urai Budi di lokasi kejadian, Selasa (17/4/2018).
Budi menambahkan, masing-masing truk membawa muatan 30 ton. Jika ditambah berat truk yang 3 ton, maka beban jembatan sangat berat.
Tiga truk yang tercebur ke Bengawan Solo saat jembatan ambrol saat ini belum bisa dievakuasi. Crane sempat didatangkan, tapi ternyata kapasitasnya kurang kuat. Selain truk, ada satu sepeda motor yang masih tercebur.
Dalam keterangan terpisah, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadie Moerwanto menyebutkan kapasitas beban jembatan adalah 45 ton dengan rasio toleransi keamanan 1,5 kali. Itu artinya jembatan tersebut maksimum menampung beban hingga 70 ton. Nah, saat kejadian, beban jauh di atas batas toleransi. (mg1/jpnn/dtc)