29 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Siagakan 100 RS Antisipasi Ebola

Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.
Virus Ebola telah memakan korban tewas lebih dari 2.000 orang di sejumlah negara Afrika.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Virus Ebola terus memakan korban. Lebih dari 2 ribu orang di Afrika Barat dikabarkan meninggal akibat serangan virus mematikan tersebut. Bahkan, wabah tersebut terus menyebar ke sejumlah wilayah. Merepons kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiagakan rumah sakit (RS) di penjuru tanah air sebagai antisipasi bila ada warga negara Indonesia (WNI) yang terserang ebola.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, meski resiko masuk virus ebola ke Indonesi masih kecil, tapi pihaknya tidak ingin berdiam diri. Rumah sakit yang disiagakan umumnya pernah dipakai dalam penanganan kasus flu burung sebelumnya. Sebab, secara teknis, penanganan Ebola sama seperti flu burung karena sama-sama disebabkan oleh virus dan mudah menular.

“Langsung kita isolasi, kita karantina di rumah sakit yang telah dipersiapkan. Ada 100 rumah sakit,” ujar Menkes setelah memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun RI di gedung Kemenkes, Jakarta, kemarin.

Nafsiah memastikan pasien akan mendapat perawatan dan pengobatan khusus agar tidak terjadi penularan. Isolasi dilakukan karena penyakit ini dirasa sangat infectious atau mudah menular. Penularan mudah terjadi jika infeksi sudah menampakkan gejala, mulai dari demam hingga perdarahan. “Pada tahap asimptomatis, yakni ketika belum muncul gejala, ebola tidak menular,” ujarnya.

Selain RS, Kemenkes juga telah menyiagakan laboratorium milik Balitbangkes Laboratorium tersebut juga diketahui sangat berperan saat wabah flu burung menyerang Indonesia beberapa tahun lalu.

Nafsiah mengatakan, sejauh ini belum ada larangan untuk bepergian ke daerah-daerah endemic ebola. Pemerintah Indonesia baru memberikan travel advice atau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh mereka yang akan ke sana. “Belum ada travel warning, yang ada travel advice. Kita berikan informasi agar semua yang mau ke sana tahu risikonya dan bagaimana cara mencegahnya,” jelasnya. (mia/ca)

Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.
Virus Ebola telah memakan korban tewas lebih dari 2.000 orang di sejumlah negara Afrika.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Virus Ebola terus memakan korban. Lebih dari 2 ribu orang di Afrika Barat dikabarkan meninggal akibat serangan virus mematikan tersebut. Bahkan, wabah tersebut terus menyebar ke sejumlah wilayah. Merepons kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiagakan rumah sakit (RS) di penjuru tanah air sebagai antisipasi bila ada warga negara Indonesia (WNI) yang terserang ebola.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, meski resiko masuk virus ebola ke Indonesi masih kecil, tapi pihaknya tidak ingin berdiam diri. Rumah sakit yang disiagakan umumnya pernah dipakai dalam penanganan kasus flu burung sebelumnya. Sebab, secara teknis, penanganan Ebola sama seperti flu burung karena sama-sama disebabkan oleh virus dan mudah menular.

“Langsung kita isolasi, kita karantina di rumah sakit yang telah dipersiapkan. Ada 100 rumah sakit,” ujar Menkes setelah memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun RI di gedung Kemenkes, Jakarta, kemarin.

Nafsiah memastikan pasien akan mendapat perawatan dan pengobatan khusus agar tidak terjadi penularan. Isolasi dilakukan karena penyakit ini dirasa sangat infectious atau mudah menular. Penularan mudah terjadi jika infeksi sudah menampakkan gejala, mulai dari demam hingga perdarahan. “Pada tahap asimptomatis, yakni ketika belum muncul gejala, ebola tidak menular,” ujarnya.

Selain RS, Kemenkes juga telah menyiagakan laboratorium milik Balitbangkes Laboratorium tersebut juga diketahui sangat berperan saat wabah flu burung menyerang Indonesia beberapa tahun lalu.

Nafsiah mengatakan, sejauh ini belum ada larangan untuk bepergian ke daerah-daerah endemic ebola. Pemerintah Indonesia baru memberikan travel advice atau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh mereka yang akan ke sana. “Belum ada travel warning, yang ada travel advice. Kita berikan informasi agar semua yang mau ke sana tahu risikonya dan bagaimana cara mencegahnya,” jelasnya. (mia/ca)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/