25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hotel Terbakar, 1.024 Jamaah Haji Indonesia Dievakuasi

ENDRAYANI DEWI/JAWA POS/jpg SISA KEBAKARAN: Petugas memperbaiki instalasi listrik di kamar  yang terbakar di lantai 8 Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, kemarin.
ENDRAYANI DEWI/JAWA POS/jpg
SISA KEBAKARAN: Petugas memperbaiki instalasi listrik di kamar yang terbakar di lantai 8 Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, kemarin.

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Gairah mengejar pahala dari sunah haji kadang membuat calon jamaah haji (CJH) kurang waspada. Akibatnya bisa fatal. Tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga jamaah lain.

Misalnya yang dialami dua calon haji dari Kediri, Jawa Timur, kemarin (17/9). Karena terburu-buru pergi ke Masjidilharam untuk menunaikan umrah qudum atau umrah kedatangan, dua calon haji yang sama-sama berusia lanjut itu lupa. Mereka ternyata belum mematikan penanak nasi (rice cooker) di kamarnya di Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, atau sekitar 5 kilometer dari Masjidilharam.

Karena umrah qudum butuh waktu sekitar dua jam, penanak nasi yang menyala terus itu menimbulkan panas, lalu terbakar. Apalagi, rice cooker menggunakan colokan dua kaki. Padahal, jenis colokan di hotel tiga kaki. Akibatnya, terjadi korsleting dan percikan api yang membakar kasur hotel.

Petugas hotel mengetahui adanya kebakaran saat melihat asap hitam mengepul dari kamar 810 sekitar pukul 00.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Kamis (17/9) pukul 04.00 WIB. Tak butuh waktu lama, asap memenuhi lantai 1–8 hotel itu. Khawatir jatuh korban, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) memutuskan untuk mengevakuasi ribuan calon haji yang tinggal di hotel bintang empat tersebut.

Sebagian pintu kamar yang terkunci dibuka secara paksa. Petugas sektor juga menghubungi pemadam kebakaran setempat. Tidak sampai lima menit, pemadam kebakaran langsung datang. Petugas kepolisian juga datang untuk mengatur lalu lintas di sekitar pemondokan itu.

Berdasar data di PPIH, Hotel Sakab dihuni empat kelompok terbang (kloter) dari embarkasi Surabaya dan Solo. Lantai 8 hotel itu ditempati jamaah dari Kediri yang tergabung dalam kloter Surabaya (SUB) 61. Kloter tersebut tiba di Makkah pada Rabu (16/9). Seluruh jamaah yang semula tinggal di Hotel Sakab dievakuasi ke Hotel Holiday Inn yang berada di seberang jalan. “Kami khawatir terjadi lagi korban (seperti musibah crane jatuh, Red). Ada 1.024 jamaah di sini. Jangan karena satu orang, ribuan orang jadi celaka,”  ujar Abdullah Qurays, pemilik hotel, dengan didampingi Idris, pekerja hotel, sebagai penerjemah.

Abdullah kaget saat mengetahui bahwa penyebab kebakaran adalah rice cooker. Apalagi, setelah dia dan staf hotel memeriksa seluruh kamar, ditemukan 177 rice cooker yang dibawa CJH Indonesia ke hotel untuk menanak nasi.

Diduga, jamaah Indonesia ramai-ramai masak nasi sendiri. Sebab, sejak dua hari lalu mereka tidak mendapat jatah makan. “Kami terpaksa melarang penggunaan penanak nasi lagi demi keselamatan yang lain,” tegas dia.

Jamaah Indonesia baru bisa masuk ke kamar lagi jika dinas kebakaran menyatakan sudah aman. Jika melihat kegiatan pembersihan gedung, bisa jadi baru sekitar pukul 00.00 WAS atau 04.00 dini hari tadi jamaah bisa menempati kamarnya lagi.

Namun, karena beberapa kamar di lantai 8 mengalami kerusakan parah, hanya jamaah yang tinggal di lantai 1, yang bisa kembali ke kamar. Sedangkan yang tinggal di lantai dipindah ke hotel lain.

Jawa Pos (Grup Sumut Pos) yang mendatangi hotel itu tadi malam menyaksikan ratusan calon haji hanya bisa duduk-duduk di lobi. Sebagian lagi berkumpul di luar hotel. Sedangkan jamaah perempuan tidur-tiduran di dekat posko kesehatan.

Yang memprihatinkan, Sumiati, CJH korban robohnya crane seminggu lalu, juga terkena dampak kebakaran itu. Jamaah dari Solo tersebut terpaksa dibopong dari kamarnya karena tidak bisa berjalan. “Saya baru saja dari RS An Noor, istirahat sebentar, disuruh keluar lagi karena kebakaran,” kata CJH yang masih menggunakan kursi roda itu.

Menurut dr Dodik Tri A., dokter jaga di hotel, sejak pagi ada 55 calon haji yang masuk klinik di hotel yang terbakar. “Kebanyakan (mengeluhkan, Red) batuk dan pusing,” ujar Dodik. Hanya seorang yang terserang stroke. Tapi, penyebabnya bukan asap, melainkan bawaan (sebelumnya sudah sakit).

Belajar dari insiden di Hotel Sakab, Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Jaetul Muchlis Bashir mengimbau jamaah tidak memasak lagi di hotel dengan menggunakan rice cooker atau pemanas air. “Jamaah sebaiknya membeli saja makanan yang ada di luar hotel,” ujarnya. Apalagi, sejak insiden kebakaran itu, pemilik hotel menyediakan nasi dan snack yang bisa dibeli oleh jamaah. (end/c11/kim/jpg/ril)

ENDRAYANI DEWI/JAWA POS/jpg SISA KEBAKARAN: Petugas memperbaiki instalasi listrik di kamar  yang terbakar di lantai 8 Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, kemarin.
ENDRAYANI DEWI/JAWA POS/jpg
SISA KEBAKARAN: Petugas memperbaiki instalasi listrik di kamar yang terbakar di lantai 8 Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, kemarin.

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Gairah mengejar pahala dari sunah haji kadang membuat calon jamaah haji (CJH) kurang waspada. Akibatnya bisa fatal. Tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga jamaah lain.

Misalnya yang dialami dua calon haji dari Kediri, Jawa Timur, kemarin (17/9). Karena terburu-buru pergi ke Masjidilharam untuk menunaikan umrah qudum atau umrah kedatangan, dua calon haji yang sama-sama berusia lanjut itu lupa. Mereka ternyata belum mematikan penanak nasi (rice cooker) di kamarnya di Hotel Sakab Al Baraka, Makkah, atau sekitar 5 kilometer dari Masjidilharam.

Karena umrah qudum butuh waktu sekitar dua jam, penanak nasi yang menyala terus itu menimbulkan panas, lalu terbakar. Apalagi, rice cooker menggunakan colokan dua kaki. Padahal, jenis colokan di hotel tiga kaki. Akibatnya, terjadi korsleting dan percikan api yang membakar kasur hotel.

Petugas hotel mengetahui adanya kebakaran saat melihat asap hitam mengepul dari kamar 810 sekitar pukul 00.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Kamis (17/9) pukul 04.00 WIB. Tak butuh waktu lama, asap memenuhi lantai 1–8 hotel itu. Khawatir jatuh korban, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) memutuskan untuk mengevakuasi ribuan calon haji yang tinggal di hotel bintang empat tersebut.

Sebagian pintu kamar yang terkunci dibuka secara paksa. Petugas sektor juga menghubungi pemadam kebakaran setempat. Tidak sampai lima menit, pemadam kebakaran langsung datang. Petugas kepolisian juga datang untuk mengatur lalu lintas di sekitar pemondokan itu.

Berdasar data di PPIH, Hotel Sakab dihuni empat kelompok terbang (kloter) dari embarkasi Surabaya dan Solo. Lantai 8 hotel itu ditempati jamaah dari Kediri yang tergabung dalam kloter Surabaya (SUB) 61. Kloter tersebut tiba di Makkah pada Rabu (16/9). Seluruh jamaah yang semula tinggal di Hotel Sakab dievakuasi ke Hotel Holiday Inn yang berada di seberang jalan. “Kami khawatir terjadi lagi korban (seperti musibah crane jatuh, Red). Ada 1.024 jamaah di sini. Jangan karena satu orang, ribuan orang jadi celaka,”  ujar Abdullah Qurays, pemilik hotel, dengan didampingi Idris, pekerja hotel, sebagai penerjemah.

Abdullah kaget saat mengetahui bahwa penyebab kebakaran adalah rice cooker. Apalagi, setelah dia dan staf hotel memeriksa seluruh kamar, ditemukan 177 rice cooker yang dibawa CJH Indonesia ke hotel untuk menanak nasi.

Diduga, jamaah Indonesia ramai-ramai masak nasi sendiri. Sebab, sejak dua hari lalu mereka tidak mendapat jatah makan. “Kami terpaksa melarang penggunaan penanak nasi lagi demi keselamatan yang lain,” tegas dia.

Jamaah Indonesia baru bisa masuk ke kamar lagi jika dinas kebakaran menyatakan sudah aman. Jika melihat kegiatan pembersihan gedung, bisa jadi baru sekitar pukul 00.00 WAS atau 04.00 dini hari tadi jamaah bisa menempati kamarnya lagi.

Namun, karena beberapa kamar di lantai 8 mengalami kerusakan parah, hanya jamaah yang tinggal di lantai 1, yang bisa kembali ke kamar. Sedangkan yang tinggal di lantai dipindah ke hotel lain.

Jawa Pos (Grup Sumut Pos) yang mendatangi hotel itu tadi malam menyaksikan ratusan calon haji hanya bisa duduk-duduk di lobi. Sebagian lagi berkumpul di luar hotel. Sedangkan jamaah perempuan tidur-tiduran di dekat posko kesehatan.

Yang memprihatinkan, Sumiati, CJH korban robohnya crane seminggu lalu, juga terkena dampak kebakaran itu. Jamaah dari Solo tersebut terpaksa dibopong dari kamarnya karena tidak bisa berjalan. “Saya baru saja dari RS An Noor, istirahat sebentar, disuruh keluar lagi karena kebakaran,” kata CJH yang masih menggunakan kursi roda itu.

Menurut dr Dodik Tri A., dokter jaga di hotel, sejak pagi ada 55 calon haji yang masuk klinik di hotel yang terbakar. “Kebanyakan (mengeluhkan, Red) batuk dan pusing,” ujar Dodik. Hanya seorang yang terserang stroke. Tapi, penyebabnya bukan asap, melainkan bawaan (sebelumnya sudah sakit).

Belajar dari insiden di Hotel Sakab, Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Jaetul Muchlis Bashir mengimbau jamaah tidak memasak lagi di hotel dengan menggunakan rice cooker atau pemanas air. “Jamaah sebaiknya membeli saja makanan yang ada di luar hotel,” ujarnya. Apalagi, sejak insiden kebakaran itu, pemilik hotel menyediakan nasi dan snack yang bisa dibeli oleh jamaah. (end/c11/kim/jpg/ril)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/