25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Jokowi Minta Diajari Berkuda

Prabowo memberi hormat, Jokowi mennunduk. "Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk," kata Jokowi saat ditemui wartawan i di Balai Kartini, Jumat (17/10).
Prabowo memberi hormat, Jokowi mennunduk. “Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di Balai Kartini, Jumat (17/10).

SUMUTPOS.CO – Ada satu permintaan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) kepada bekas rivalnya di Pilpres 2014 Prabowo Subianto yang tak terungkap dalam jumpa pers dengan media usai kedua tokoh itu bertemu pada Jumat (17/10) pagi. Apa itu?

“YA, saya kan diundang ke Hambalang sama Pak Prabowo. Saya minta diajari naik kuda,” ujar Jokowi saat diskusi bertajuk ‘Revolusi Mental’ di Balai Kartini, Jumat (17/10) petang.

Jokowi tidak menyebutkan apa jawaban sang mantan kompetitornya di Pemilu Presiden 2014 itu. Dia hanya menyebut tujuan undangan ke kediaman Prabowo itu sekadar silaturahmi. “Eh, malah Pak Prabowo minta saya nyanyi. Ya, saya mana bisa,” lanjut Jokowi.

Setelah sekian lama, Jumat (17/10) pukul 10.10 WIB merupakan pertama kalinya kedua tokoh penting itu bertemu. Momen itu juga menjadi sejarah penting bagi keduanya, dan dinilai kalangan pengamat politik sebagai ‘obat’ penurun tensi politik yang mulai menyelimuti bangsa ini. Paling istimewa, kunjungan Jokowi bertepatan dengan hari ulang tahun yang ke-63 sang mantan Danjen Kopassus tersebut.

Bertempat di kediaman keluarga besar Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung dan celana hitam, langsung disambut Prabowo yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dan berpeci di depan rumah. Keduanya langsung berpelukan.

Prabowo tiba di kediaman keluarga besarnya pukul 09.20 WIB dengan menggunakan Lexus warna putih dengan plat nomer B 17 GRD. Prabowo turun dengan mengenakan kemeja putih, kacamata hitam dan menggunakan peci berwarna hitam. Di kediamannya, Prabowo didampingi oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Jokowi tiba sekitar pukul 10.05 WIB menggunakan mobil Mercedes Benz hitam bernomor polisi B 1925 RFS, lengkap dengan pengawalan Paspampres. Dia didampingi oleh Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.

“Tadi ketemu salaman sama Pak Prabowo, saya kaget karena Pak Prabowo hormat saya nunduk. Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk,” kata Jokowi saat ditemui wartawan i di Balai Kartini, Jumat (17/10).

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, pertemuannya dengan Prabowo berlangsung sangat cair. Bahkan, Prabowo sempat mengundang untuk bertandang ke kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Bogor.

Bekas Wali Kota Solo itu menambahkan, pertemuannya yang akrab membuktikan bahwa hubungannya dengan Prabowo tidak bermasalah. Jokowi justru menganggap pemberitaan di media massa yang membuat seolah-olah suasana politik sedang panas.

“Sehingga saya ketemu Pak ARB (Aburizal Bakrie, Red). Saya ketemu dengan Pak Prabowo, sebelumnya Ketua DPR, MPR. Semua bicara gak ada masalah apa-apa,” tukasnya.

Di depan awak media selepas petemuan, Prabowo mengajak simpatisannya mendukung pemerintahan Presiden terpilih Jokowi selama programnya baik untuk rakyat.

“Saya sampaikan partai yang saya pimpin, teman-teman saya yang mendukung saya, saya minta untuk mendukung (pemerintahan) Joko Widodo,” katanya.

Prabowo meyakini Jokowi berjiwa patriot dan sama-sama ingin menjaga keutuhan bangsa, nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengatakan apabila dalam masa pemerintahan Jokowi ada hal-hal yang dinilai tidak menguntungkan bagi rakyat, maka dirinya beserta partai dan segenap simpatisan tidak segan menyampaikan kritikan.

“Itu yang saya sampaikan dan itu lah demokrasi,” kata Prabowo.

Prabowo mengaku merasa terhormat didatangi oleh Jokowi. Dalam pertemuan yang disebutnya penuh persahabatan itu, Prabowo mengaku mengucapkan selamat atas keterpilihan Jokowi sebagai Presiden.

Prabowo menyampaikan bahwa pertarungan politik wajar terjadi, yang terpenting keinginan untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat.

“Semua pendukung saya tidak menganggap perbedaan politik dan pandangan politik menjadi sumber perpecahan. Kita satu nusa satu bangsa,” ujar Prabowo.

Terkait undangan menghadiri pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih yang dijadwalkan Senin (20/10), Prabowo menjanjikan untuk hadir setelah undangan disampaikan oleh Pimpinan MPR kepada dirinya.

”Tapi saya ada masalah pribadi, saya harus ke luar negeri, namun kalau bisa saya selesaikan itu Minggu (19/10) malam, maka saya berusaha keras hadir,” papar Prabowo.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo mengatakan, pertemuan pertama Prabowo dan Jokowi setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait putusan hasil Pilpres itu membahas persoalan bangsa.

“Di dalam bicara biasa. Bicara menjaga empat pilar kebangsaan dan membangun Indonesia yang besar, selanjutnya mereka bicara berdua,” kata Edhy.

Menurut Edhy, pertemuan ini merupakan awal yang baik untuk membangun suasana politik yang lebih harmoni. Dalam pertemuan itu, Prabowo menegaskan sikapnya dan Koalisi Merah Putih untuk tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

“Dia mengingatkan ini untuk membangun bangsa yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan demikian, tambah Edhy, sudah tidak ada lagi isu jegal-menjegal antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. “Pak Prabowo meminta tidak saling menjegal. Kita bersama untuk membangun negara,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani yang juga hadir dalam pertemuan itu menerangkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo berjalan baik dan penuh keakraban.

Prabowo, kata Muzani, menyampaikan kepada Jokowi, bahwa apa yang pernah dia sampaikan selama ini, khususnya saat kampanye, merupakan pandangan dia apa adanya dengan gaya khas seorang Prabowo.

“Itu sebagai tipologi seorang Banyumas. Kalau itu dikatakan sebagai orang emosional, saya rasa itu sudah dirasakan oleh Pak Jokowi hari ini,” ujar Muzani.

Muzani menegaskan, dengan pertemuan Prabowo dan Jokowi, kemarin, semakin meyakinkan masyarakat bahwa hubungan antara kedua tokoh ini sudah mencair.

“Semula beku sudah mencair. Semua karena ada persepsi yang kurang jelas, saat ini sudah disampaikan persepsi itu. Sebagai seorang Jenderal, Pak Prabowo mengerti betul konstitusi. Seorang presiden adalah panglima tertinggi,” terang dia.

Kubu PDIP amat memuji sikap Prabowo yang akhirnya bersedia bertemu dengan Jokowi. Silaturahmi keduanya, yang sebelumnya banyak diharapkan oleh publik, menunjukkan sikap yang bagus.

“Kunjungan silaturahmi Jokowi kepada Prabowo hari ini membuktikan bahwa mereka berdua adalah tokoh-tokoh Indonesia yang hebat. Ciri-ciri pemimpin hebat adalah pemimpin yang selalu tanggap terhadap perkembangan situasi dan siap mengambil inisiatif untuk mengambil langkah-langkah problem solving,” jelas Wasekjen PDIP, Jumat (17/10) petang.

Basarah mengatakan, bagi Jokowi, sadar betul bahwa tiga hari lagi akan menjadi Presiden bagi segenap rakyat Indonesia. “Bukan presidennya partai-partai Indonesia Hebat, PDIP, apalagi presidennya orang Solo,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Ketua Fraksi PDIP MPR ini, untuk menemui tokoh-tokoh politik di luar pendukung Koalisi Indonesia Hebat membuktikan Jokowi seorang yang berjiwa kesatria dan negarawan.

“Bagi Prabowo yang dengan sukarela menerima kunjungan silaturahmi Jokowi ditengah berbagai macam spekulasi publik akan adanya gangguan dalam proses pelantikan presiden tanggal 20 Oktober yang akan datang, adalah suatu sikap yang cerdas dan menunjukkan sikap kenegarawanannya,” pungkas Basarah. (bbs/val)

Prabowo memberi hormat, Jokowi mennunduk. "Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk," kata Jokowi saat ditemui wartawan i di Balai Kartini, Jumat (17/10).
Prabowo memberi hormat, Jokowi mennunduk. “Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di Balai Kartini, Jumat (17/10).

SUMUTPOS.CO – Ada satu permintaan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) kepada bekas rivalnya di Pilpres 2014 Prabowo Subianto yang tak terungkap dalam jumpa pers dengan media usai kedua tokoh itu bertemu pada Jumat (17/10) pagi. Apa itu?

“YA, saya kan diundang ke Hambalang sama Pak Prabowo. Saya minta diajari naik kuda,” ujar Jokowi saat diskusi bertajuk ‘Revolusi Mental’ di Balai Kartini, Jumat (17/10) petang.

Jokowi tidak menyebutkan apa jawaban sang mantan kompetitornya di Pemilu Presiden 2014 itu. Dia hanya menyebut tujuan undangan ke kediaman Prabowo itu sekadar silaturahmi. “Eh, malah Pak Prabowo minta saya nyanyi. Ya, saya mana bisa,” lanjut Jokowi.

Setelah sekian lama, Jumat (17/10) pukul 10.10 WIB merupakan pertama kalinya kedua tokoh penting itu bertemu. Momen itu juga menjadi sejarah penting bagi keduanya, dan dinilai kalangan pengamat politik sebagai ‘obat’ penurun tensi politik yang mulai menyelimuti bangsa ini. Paling istimewa, kunjungan Jokowi bertepatan dengan hari ulang tahun yang ke-63 sang mantan Danjen Kopassus tersebut.

Bertempat di kediaman keluarga besar Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung dan celana hitam, langsung disambut Prabowo yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dan berpeci di depan rumah. Keduanya langsung berpelukan.

Prabowo tiba di kediaman keluarga besarnya pukul 09.20 WIB dengan menggunakan Lexus warna putih dengan plat nomer B 17 GRD. Prabowo turun dengan mengenakan kemeja putih, kacamata hitam dan menggunakan peci berwarna hitam. Di kediamannya, Prabowo didampingi oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Jokowi tiba sekitar pukul 10.05 WIB menggunakan mobil Mercedes Benz hitam bernomor polisi B 1925 RFS, lengkap dengan pengawalan Paspampres. Dia didampingi oleh Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.

“Tadi ketemu salaman sama Pak Prabowo, saya kaget karena Pak Prabowo hormat saya nunduk. Soalnya biasanya saya yang hormat, Pak Prabowo yang nunduk,” kata Jokowi saat ditemui wartawan i di Balai Kartini, Jumat (17/10).

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, pertemuannya dengan Prabowo berlangsung sangat cair. Bahkan, Prabowo sempat mengundang untuk bertandang ke kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Bogor.

Bekas Wali Kota Solo itu menambahkan, pertemuannya yang akrab membuktikan bahwa hubungannya dengan Prabowo tidak bermasalah. Jokowi justru menganggap pemberitaan di media massa yang membuat seolah-olah suasana politik sedang panas.

“Sehingga saya ketemu Pak ARB (Aburizal Bakrie, Red). Saya ketemu dengan Pak Prabowo, sebelumnya Ketua DPR, MPR. Semua bicara gak ada masalah apa-apa,” tukasnya.

Di depan awak media selepas petemuan, Prabowo mengajak simpatisannya mendukung pemerintahan Presiden terpilih Jokowi selama programnya baik untuk rakyat.

“Saya sampaikan partai yang saya pimpin, teman-teman saya yang mendukung saya, saya minta untuk mendukung (pemerintahan) Joko Widodo,” katanya.

Prabowo meyakini Jokowi berjiwa patriot dan sama-sama ingin menjaga keutuhan bangsa, nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengatakan apabila dalam masa pemerintahan Jokowi ada hal-hal yang dinilai tidak menguntungkan bagi rakyat, maka dirinya beserta partai dan segenap simpatisan tidak segan menyampaikan kritikan.

“Itu yang saya sampaikan dan itu lah demokrasi,” kata Prabowo.

Prabowo mengaku merasa terhormat didatangi oleh Jokowi. Dalam pertemuan yang disebutnya penuh persahabatan itu, Prabowo mengaku mengucapkan selamat atas keterpilihan Jokowi sebagai Presiden.

Prabowo menyampaikan bahwa pertarungan politik wajar terjadi, yang terpenting keinginan untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat.

“Semua pendukung saya tidak menganggap perbedaan politik dan pandangan politik menjadi sumber perpecahan. Kita satu nusa satu bangsa,” ujar Prabowo.

Terkait undangan menghadiri pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih yang dijadwalkan Senin (20/10), Prabowo menjanjikan untuk hadir setelah undangan disampaikan oleh Pimpinan MPR kepada dirinya.

”Tapi saya ada masalah pribadi, saya harus ke luar negeri, namun kalau bisa saya selesaikan itu Minggu (19/10) malam, maka saya berusaha keras hadir,” papar Prabowo.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo mengatakan, pertemuan pertama Prabowo dan Jokowi setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait putusan hasil Pilpres itu membahas persoalan bangsa.

“Di dalam bicara biasa. Bicara menjaga empat pilar kebangsaan dan membangun Indonesia yang besar, selanjutnya mereka bicara berdua,” kata Edhy.

Menurut Edhy, pertemuan ini merupakan awal yang baik untuk membangun suasana politik yang lebih harmoni. Dalam pertemuan itu, Prabowo menegaskan sikapnya dan Koalisi Merah Putih untuk tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

“Dia mengingatkan ini untuk membangun bangsa yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan demikian, tambah Edhy, sudah tidak ada lagi isu jegal-menjegal antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. “Pak Prabowo meminta tidak saling menjegal. Kita bersama untuk membangun negara,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani yang juga hadir dalam pertemuan itu menerangkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo berjalan baik dan penuh keakraban.

Prabowo, kata Muzani, menyampaikan kepada Jokowi, bahwa apa yang pernah dia sampaikan selama ini, khususnya saat kampanye, merupakan pandangan dia apa adanya dengan gaya khas seorang Prabowo.

“Itu sebagai tipologi seorang Banyumas. Kalau itu dikatakan sebagai orang emosional, saya rasa itu sudah dirasakan oleh Pak Jokowi hari ini,” ujar Muzani.

Muzani menegaskan, dengan pertemuan Prabowo dan Jokowi, kemarin, semakin meyakinkan masyarakat bahwa hubungan antara kedua tokoh ini sudah mencair.

“Semula beku sudah mencair. Semua karena ada persepsi yang kurang jelas, saat ini sudah disampaikan persepsi itu. Sebagai seorang Jenderal, Pak Prabowo mengerti betul konstitusi. Seorang presiden adalah panglima tertinggi,” terang dia.

Kubu PDIP amat memuji sikap Prabowo yang akhirnya bersedia bertemu dengan Jokowi. Silaturahmi keduanya, yang sebelumnya banyak diharapkan oleh publik, menunjukkan sikap yang bagus.

“Kunjungan silaturahmi Jokowi kepada Prabowo hari ini membuktikan bahwa mereka berdua adalah tokoh-tokoh Indonesia yang hebat. Ciri-ciri pemimpin hebat adalah pemimpin yang selalu tanggap terhadap perkembangan situasi dan siap mengambil inisiatif untuk mengambil langkah-langkah problem solving,” jelas Wasekjen PDIP, Jumat (17/10) petang.

Basarah mengatakan, bagi Jokowi, sadar betul bahwa tiga hari lagi akan menjadi Presiden bagi segenap rakyat Indonesia. “Bukan presidennya partai-partai Indonesia Hebat, PDIP, apalagi presidennya orang Solo,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Ketua Fraksi PDIP MPR ini, untuk menemui tokoh-tokoh politik di luar pendukung Koalisi Indonesia Hebat membuktikan Jokowi seorang yang berjiwa kesatria dan negarawan.

“Bagi Prabowo yang dengan sukarela menerima kunjungan silaturahmi Jokowi ditengah berbagai macam spekulasi publik akan adanya gangguan dalam proses pelantikan presiden tanggal 20 Oktober yang akan datang, adalah suatu sikap yang cerdas dan menunjukkan sikap kenegarawanannya,” pungkas Basarah. (bbs/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/