26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pemimpin dan Pengikut Aliran Sesat Dibakar

Ribuan Warga Aceh Mengamuk, 11 Dibacok, 2 Terpanggang

BIREUEN-Amuk ribuan massa menuai korban jiwa, Jumat (16/11) malam hingga Sabtu (17/11) dinihari. Dalam peristiwa tersebut, dua korban tewas dibakar hidup-hidup, sedangkan 10 lainnya luka bacok. Akibat kejadian ini situasi di Gampong Jambo Dalam, Plimbang, Bireuen Naggroe Aceh Darussalam, masih mencekam.

DIRAWAT: Korban pengeroyokan massa mendapat pertolongan medis.//rakyat aceh/smg
DIRAWAT: Korban pengeroyokan massa mendapat pertolongan medis.//rakyat aceh/smg

Pemicu perkelahian massal kemarin adalah isu penyebaran aliran sesat, yang meresahkan masyarakat. Peristiwa diawali dengan tudingan aliran sesat yang diduga disebarkan Tgk Aiyub Syakuban (47) warga Gampong Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang. Hal tersebut Menyebabkan kemarahan ribuan masyarakat di daerah itu, berbuntut pertumpahan darah. Dalam kejadian kemarin malam, selain menewaskan tiga orang turut melukai sepuluh warga, kritis usai terkena bacokan parang.
Informasi diperoleh Metro Aceh (Grup Sumut Pos) menyebutkan, sekira pukul 22.00 WIB sekitar 500 massa bergerak menuju kediaman Aiyub Syakuban di Gampong Jambo Dalam. Saat masyarakat sampai di lokasi, kondisi terlihat gelap gulita akibat lampu telah dipadamkan pemiliknya. Namun tanpa disangka-sangka, tiba-tiba dari arah belakang kerumunan muncul orang yang menenteng parang. Lalu membacok warga secara membabi-buta, sehingga massa kocar-kacir dan beberapa orang jatuh serta terluka kena sabetan benda tajam. Akibat aksi sporadis pelaku yang diduga dari kelompok Aiyub Syakuban cs, satu korban tewas dengan kondisi luka mengenaskan.

Sepuluh lainnya mengalami luka bacokan, bahkan beberapa diantaranya kritis dan harus dirawat intensif di Puskesmas Plimbang, Puskesmas Jeunib serta dirujuk ke RSU dr Fauziah Bireuen. Diantaranya yakni, Azhari (25) warga Desa Panton Pandrah, Sukri Ahmad (40) Desa Nase Mee, Kecamatan Pandrah, Saiful Bahri (20) Desa Seuneubok Punti, Plimbang. Selanjutnya mereka dirujuk ke RSU dr Fauziah bersama Misbahuddin (18) warga Desa Balee Daka dan Bahani Hasan (60), penduduk Desa Jambo dalam yang luka robek tak beraturan di bagian kepala.

Kemudian, M Rizal (23) warga Matang Kule mengalami luka robek paha kiri dan jempol kiri, Iskandar (37) Desa Seneubok Aceh yang menderita luka robek pinggang, T Ful Iqbal (26) Desa Teupin Panah terluka pada lutut kiri, Samsul Bahri (26) Desa Lancok Bungong robek lengan kiri, Irwan (37) Desa Seuneubok Aceh luka sobek bahu kiri.

Selain itu yang dievakuasi ke Puskesmas Jeunib yaitu, Mansur (35) nyawa warga Desa Lancok Bungong akhirnya tidak dapat tertolong lagi, akibat luka sobek cukup parah di bagian punggungnya.

Mendapat reaksi perlawanan yang beringas menyebabkan korban berjatuhan, emosi warga pun kian memuncak dan hanya sebentar jumlah massa semakin banyak. Mereka terus berusaha membalas orang-orang yang diduga kelompok Tgk Aiyub cs, dengan menyerang balik. Kendati polisi dari Pospol Plimbang, Polsek Jeunib dan Polres Bireuen tiba di TKP. Namun, petugas tak mampu membendung kemarahan massa yang bergejolak. Beberapa kemudian, warga kembali mendatangi rumah Aiyub.

Pimpinan sekte diduga sesat itu kembali menghunuskan parang dengan beringas ingin menyerang warga, bahkan petugas juga nyaris jadi sasaran pembacokan pelaku yang mengamuk dan kalap mata. Sehingga polisi terpaksa melepaskan timah panas ke paha kanan guna melumpuhkan aksi brutal itu, setelah tembakan peringatan tapi juga tak dihiraukannya. Aiyub Syakuban dan Muntasir (26) warga Desa Puuk, akhirnya bertekuk lutut lalu diamankan oleh petugas di lokasi kejadian.
Sementara, ribuan massa terus berteriak ingin melampiaskan amarah mereka dengan niat membakar rumah beserta pemiliknya. Namun, petugas berusaha keras mencegah aksi anarkis tersebut. Karena jumlah personil kepolisian dan TNI di lokasi berbanding sangat jauh, sehingga sulit mengendalikan massa, terpaksa meminta bantuan Brimob Jeulikat dari Lhokseumawe yang tiba di lokasi sekitar pukul 02.00 WIB.

Membludaknya massa yang beringas sepanjang ratusan meter, membuat aparat sulit untuk menembus ke TKP. Menjelang pukul 03.00 WIB, warga tidak lagi mampu membendung kemarahan lalu beramai-ramai memukuli Aiyub dan Muntasir hingga tak berkutik. Dalam kondisi tak berdaya itu, kedua penyebar aliran menyesatkan ini akhirnya dibakar sampai gosong. Massa yang terlanjur marah, juga membakar rumah Aiyub serta satu unit mobil Kijang Inova BL 458 AM dan sepeda motor yang diparkir di lokasi. (bahrul walidin/rahmad hidayat ra/jpnn)

Ribuan Warga Aceh Mengamuk, 11 Dibacok, 2 Terpanggang

BIREUEN-Amuk ribuan massa menuai korban jiwa, Jumat (16/11) malam hingga Sabtu (17/11) dinihari. Dalam peristiwa tersebut, dua korban tewas dibakar hidup-hidup, sedangkan 10 lainnya luka bacok. Akibat kejadian ini situasi di Gampong Jambo Dalam, Plimbang, Bireuen Naggroe Aceh Darussalam, masih mencekam.

DIRAWAT: Korban pengeroyokan massa mendapat pertolongan medis.//rakyat aceh/smg
DIRAWAT: Korban pengeroyokan massa mendapat pertolongan medis.//rakyat aceh/smg

Pemicu perkelahian massal kemarin adalah isu penyebaran aliran sesat, yang meresahkan masyarakat. Peristiwa diawali dengan tudingan aliran sesat yang diduga disebarkan Tgk Aiyub Syakuban (47) warga Gampong Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang. Hal tersebut Menyebabkan kemarahan ribuan masyarakat di daerah itu, berbuntut pertumpahan darah. Dalam kejadian kemarin malam, selain menewaskan tiga orang turut melukai sepuluh warga, kritis usai terkena bacokan parang.
Informasi diperoleh Metro Aceh (Grup Sumut Pos) menyebutkan, sekira pukul 22.00 WIB sekitar 500 massa bergerak menuju kediaman Aiyub Syakuban di Gampong Jambo Dalam. Saat masyarakat sampai di lokasi, kondisi terlihat gelap gulita akibat lampu telah dipadamkan pemiliknya. Namun tanpa disangka-sangka, tiba-tiba dari arah belakang kerumunan muncul orang yang menenteng parang. Lalu membacok warga secara membabi-buta, sehingga massa kocar-kacir dan beberapa orang jatuh serta terluka kena sabetan benda tajam. Akibat aksi sporadis pelaku yang diduga dari kelompok Aiyub Syakuban cs, satu korban tewas dengan kondisi luka mengenaskan.

Sepuluh lainnya mengalami luka bacokan, bahkan beberapa diantaranya kritis dan harus dirawat intensif di Puskesmas Plimbang, Puskesmas Jeunib serta dirujuk ke RSU dr Fauziah Bireuen. Diantaranya yakni, Azhari (25) warga Desa Panton Pandrah, Sukri Ahmad (40) Desa Nase Mee, Kecamatan Pandrah, Saiful Bahri (20) Desa Seuneubok Punti, Plimbang. Selanjutnya mereka dirujuk ke RSU dr Fauziah bersama Misbahuddin (18) warga Desa Balee Daka dan Bahani Hasan (60), penduduk Desa Jambo dalam yang luka robek tak beraturan di bagian kepala.

Kemudian, M Rizal (23) warga Matang Kule mengalami luka robek paha kiri dan jempol kiri, Iskandar (37) Desa Seneubok Aceh yang menderita luka robek pinggang, T Ful Iqbal (26) Desa Teupin Panah terluka pada lutut kiri, Samsul Bahri (26) Desa Lancok Bungong robek lengan kiri, Irwan (37) Desa Seuneubok Aceh luka sobek bahu kiri.

Selain itu yang dievakuasi ke Puskesmas Jeunib yaitu, Mansur (35) nyawa warga Desa Lancok Bungong akhirnya tidak dapat tertolong lagi, akibat luka sobek cukup parah di bagian punggungnya.

Mendapat reaksi perlawanan yang beringas menyebabkan korban berjatuhan, emosi warga pun kian memuncak dan hanya sebentar jumlah massa semakin banyak. Mereka terus berusaha membalas orang-orang yang diduga kelompok Tgk Aiyub cs, dengan menyerang balik. Kendati polisi dari Pospol Plimbang, Polsek Jeunib dan Polres Bireuen tiba di TKP. Namun, petugas tak mampu membendung kemarahan massa yang bergejolak. Beberapa kemudian, warga kembali mendatangi rumah Aiyub.

Pimpinan sekte diduga sesat itu kembali menghunuskan parang dengan beringas ingin menyerang warga, bahkan petugas juga nyaris jadi sasaran pembacokan pelaku yang mengamuk dan kalap mata. Sehingga polisi terpaksa melepaskan timah panas ke paha kanan guna melumpuhkan aksi brutal itu, setelah tembakan peringatan tapi juga tak dihiraukannya. Aiyub Syakuban dan Muntasir (26) warga Desa Puuk, akhirnya bertekuk lutut lalu diamankan oleh petugas di lokasi kejadian.
Sementara, ribuan massa terus berteriak ingin melampiaskan amarah mereka dengan niat membakar rumah beserta pemiliknya. Namun, petugas berusaha keras mencegah aksi anarkis tersebut. Karena jumlah personil kepolisian dan TNI di lokasi berbanding sangat jauh, sehingga sulit mengendalikan massa, terpaksa meminta bantuan Brimob Jeulikat dari Lhokseumawe yang tiba di lokasi sekitar pukul 02.00 WIB.

Membludaknya massa yang beringas sepanjang ratusan meter, membuat aparat sulit untuk menembus ke TKP. Menjelang pukul 03.00 WIB, warga tidak lagi mampu membendung kemarahan lalu beramai-ramai memukuli Aiyub dan Muntasir hingga tak berkutik. Dalam kondisi tak berdaya itu, kedua penyebar aliran menyesatkan ini akhirnya dibakar sampai gosong. Massa yang terlanjur marah, juga membakar rumah Aiyub serta satu unit mobil Kijang Inova BL 458 AM dan sepeda motor yang diparkir di lokasi. (bahrul walidin/rahmad hidayat ra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/