25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Gatot tak Terlawan, Fadli Butuh Kawan

JAKARTA-Dua partai berbasis Islam, PKS dan PPP, mulai tampak menunjukkan bakal calonnya menuju Pilgubsu 2013. Adalah PKS dengan Gatot Pujonugroho sedangkan PPP dengan Fadli Nurzal. Menariknya, ketika Gatot terkesan tak terlawan, Fadli malah membutuhkan kawan untuk maju.
Soal Gatot yang tak terlawan sejatinya lebih khusus pada partainya sendiri. Pasalnya, Koordinator DPP PKS Wilayah Dakwah Sumatera, Iskan Qolba Lubis, mengatakan untuk Sumut hanya Gatotlah yang layak mewakili partai tersebut. “Belum ada kader yang bisa menyaingi dia,” ujar Iskan kepada Sumut Pos di Jakarta, Minggu (18/3).

Apakah itu berarti Gatot sudah pasti diusung PKS? Iskan mencoba mengelak. Katanya, tetap saja mekanisme internal partai harus dijalankan. Artinya, tidak bisa pihak diluar DPP menetapkan calon. “Tetap harus Presiden PKS yang mengumumkan. Tidak bisa seseorang mengumumkan dirinya sendiri sebagai calon. Tetap harus ada proses sesuai mekanisme yang sudah diatur oleh partai,” ulasnya.

Mekanisme yang dimaksud, suara-suara kader di tingkat bawah mengenai siapa yang dianggap layak dicalonkan, ditampung untuk selanjutnya digodok oleh DPP PKS. Setelah yakin satu nama, barulah diumumkan. Hanya saja, Iskan tidak menyebutkan apakah tahapan itu sudah dilakukan. Yang jelas, Iskan menyebutkan bahwa mungkin saja saat Mukernas di Medan nama yang diusung diumumkan.

Lebih jauh Iskan mengungkap keyakinannya bahwa PKS bakal sukses di pilgub Sumut. Keyakinan didasari dua hal. Pertama faktor ketokohan calon yang akan diusung dan solidnya kader PKS di wilayah Sumut. “Faktor kemenangan kita selalu ditopang dua hal, yakni ketokohan calon dan struktur yang solid. Kader mau bekerja dan mau berkorban,” kata Iskan.

Dua faktor itulah yang bisa memenangkan PKS di pilgub Sumbar yang mengusung Irwan Prayitno dan pilgub Jabar yang menjagokan Ahmad Heryawan. Untuk kasus DKI Jakarta pada pilgub 2007, kata Iskan, calon PKS, Adang Daradjatun, juga hanya kalah tipis. “Pak Adang saat pertama kali, tingkat elektabilitasnya hanya delapan persen, tapi dalam waktu singkat, naik menjadi 45 persen. Itu hasil kerja kader yang luar biasa,” ulas Iskan.
Yakin kader PKS di Sumut solid? “Ya, Medan itu termasuk DPW terbaik di Indonesia. Program-programnya bisa jalan dengan baik, padahal DPP lepas (tanpa membantu, Red),” jawabnya.

Sayangnya, apa yang diungkapkan Iskan tak jauh berbeda dengan DPW PKS Sumut. Penasihat Fraksi PKS DPRD Sumut, Muhammad Nuh, memang tak mengatakan langsung siapa sosok yang akan diusung. Dia berlindung soal mekanisme partai. “Ya, biasanya melalui pemilu internal baru diajukan untuk mendapat rekomendasi Dewan Pengurus Pusat (DPP),” katanya lagi.

M Nuh juga membenarkan, bila sudah ada beberapa nama kader PKS Sumut yang diajukan ke DPP PKS, untuk dikeluarkan rekomendasinya. “Ya, sudah ada beberapa nama diajukan ke pusat,” ungkapnya lagi.

Tanggapan berbeda diutarakan pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ridwan Rangkuti. Menurutnya, Gatot belum tentu tak terlawan. Buktinya, pernah terjadi beberapa waktu lalu pada agenda Pilkada di Deliserdang, dimana yang memenangkan pemilu internal PKS Deliserdang adalah Muhammad Nuh (Penasihat Fraksi PKS DPRD Sumut), tapi nyatanya yang maju bukanlah M Nuh melainkan sosok kader PKS lainnya.

“Di Deliserdang, Ustad Nuh waktu itu terpilih di pemilu internal PKS Deliserdang, tapi akhirnya yang diusung bukan Ustad Nuh. Ini bisa terjadi pula pada Pilgubsu ini,” urainya.

Berbeda dngan Gatot, Fadli Nurzal malah sudah ‘menundukkan’ PPP. Melalui partainya, dia pun sudah menyatakan menjadi bakal calon. “Bisa dikatakan tak ada kader lain PPP di Sumut yang bisa mengimbangi kemampuan Fadly, makanya kami dukung penuh Fadly maju sebagai Gubsu,” kata ketua Fraksi PPP DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum DPP PPP Drs H Harus Azwar MM, kemarin.

Hasrul memahami, PPP di Sumut tidak bisa mengusung sendiri Gubsu periode 2013-2018, maka diperlukan koalisi partai. Hal itulah, dalam koalisi nantinya akan diatur untuk posisi. Apakah kader PPP menjadi Gubernur atau menjadi wakil.

“Intinya kami tetap memajukan kader untuk dipaketkan, nah kader itu adalah Fadly. Kalau tidak nomor satu ya jadi wakil,” ujarnya.
Terpisah, Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal menyatakan, siap maju menjadi Gubsu jika masyarakat mendukungnya. Karena syarat untuk maju sebagai pemimpin diperlukan dukungan dari berbagai pihak. “Saya dengan Bismillah akan maju, jika masyarakat mendukung saya,” sebutnya. (sam/ari/ril)

JAKARTA-Dua partai berbasis Islam, PKS dan PPP, mulai tampak menunjukkan bakal calonnya menuju Pilgubsu 2013. Adalah PKS dengan Gatot Pujonugroho sedangkan PPP dengan Fadli Nurzal. Menariknya, ketika Gatot terkesan tak terlawan, Fadli malah membutuhkan kawan untuk maju.
Soal Gatot yang tak terlawan sejatinya lebih khusus pada partainya sendiri. Pasalnya, Koordinator DPP PKS Wilayah Dakwah Sumatera, Iskan Qolba Lubis, mengatakan untuk Sumut hanya Gatotlah yang layak mewakili partai tersebut. “Belum ada kader yang bisa menyaingi dia,” ujar Iskan kepada Sumut Pos di Jakarta, Minggu (18/3).

Apakah itu berarti Gatot sudah pasti diusung PKS? Iskan mencoba mengelak. Katanya, tetap saja mekanisme internal partai harus dijalankan. Artinya, tidak bisa pihak diluar DPP menetapkan calon. “Tetap harus Presiden PKS yang mengumumkan. Tidak bisa seseorang mengumumkan dirinya sendiri sebagai calon. Tetap harus ada proses sesuai mekanisme yang sudah diatur oleh partai,” ulasnya.

Mekanisme yang dimaksud, suara-suara kader di tingkat bawah mengenai siapa yang dianggap layak dicalonkan, ditampung untuk selanjutnya digodok oleh DPP PKS. Setelah yakin satu nama, barulah diumumkan. Hanya saja, Iskan tidak menyebutkan apakah tahapan itu sudah dilakukan. Yang jelas, Iskan menyebutkan bahwa mungkin saja saat Mukernas di Medan nama yang diusung diumumkan.

Lebih jauh Iskan mengungkap keyakinannya bahwa PKS bakal sukses di pilgub Sumut. Keyakinan didasari dua hal. Pertama faktor ketokohan calon yang akan diusung dan solidnya kader PKS di wilayah Sumut. “Faktor kemenangan kita selalu ditopang dua hal, yakni ketokohan calon dan struktur yang solid. Kader mau bekerja dan mau berkorban,” kata Iskan.

Dua faktor itulah yang bisa memenangkan PKS di pilgub Sumbar yang mengusung Irwan Prayitno dan pilgub Jabar yang menjagokan Ahmad Heryawan. Untuk kasus DKI Jakarta pada pilgub 2007, kata Iskan, calon PKS, Adang Daradjatun, juga hanya kalah tipis. “Pak Adang saat pertama kali, tingkat elektabilitasnya hanya delapan persen, tapi dalam waktu singkat, naik menjadi 45 persen. Itu hasil kerja kader yang luar biasa,” ulas Iskan.
Yakin kader PKS di Sumut solid? “Ya, Medan itu termasuk DPW terbaik di Indonesia. Program-programnya bisa jalan dengan baik, padahal DPP lepas (tanpa membantu, Red),” jawabnya.

Sayangnya, apa yang diungkapkan Iskan tak jauh berbeda dengan DPW PKS Sumut. Penasihat Fraksi PKS DPRD Sumut, Muhammad Nuh, memang tak mengatakan langsung siapa sosok yang akan diusung. Dia berlindung soal mekanisme partai. “Ya, biasanya melalui pemilu internal baru diajukan untuk mendapat rekomendasi Dewan Pengurus Pusat (DPP),” katanya lagi.

M Nuh juga membenarkan, bila sudah ada beberapa nama kader PKS Sumut yang diajukan ke DPP PKS, untuk dikeluarkan rekomendasinya. “Ya, sudah ada beberapa nama diajukan ke pusat,” ungkapnya lagi.

Tanggapan berbeda diutarakan pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ridwan Rangkuti. Menurutnya, Gatot belum tentu tak terlawan. Buktinya, pernah terjadi beberapa waktu lalu pada agenda Pilkada di Deliserdang, dimana yang memenangkan pemilu internal PKS Deliserdang adalah Muhammad Nuh (Penasihat Fraksi PKS DPRD Sumut), tapi nyatanya yang maju bukanlah M Nuh melainkan sosok kader PKS lainnya.

“Di Deliserdang, Ustad Nuh waktu itu terpilih di pemilu internal PKS Deliserdang, tapi akhirnya yang diusung bukan Ustad Nuh. Ini bisa terjadi pula pada Pilgubsu ini,” urainya.

Berbeda dngan Gatot, Fadli Nurzal malah sudah ‘menundukkan’ PPP. Melalui partainya, dia pun sudah menyatakan menjadi bakal calon. “Bisa dikatakan tak ada kader lain PPP di Sumut yang bisa mengimbangi kemampuan Fadly, makanya kami dukung penuh Fadly maju sebagai Gubsu,” kata ketua Fraksi PPP DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum DPP PPP Drs H Harus Azwar MM, kemarin.

Hasrul memahami, PPP di Sumut tidak bisa mengusung sendiri Gubsu periode 2013-2018, maka diperlukan koalisi partai. Hal itulah, dalam koalisi nantinya akan diatur untuk posisi. Apakah kader PPP menjadi Gubernur atau menjadi wakil.

“Intinya kami tetap memajukan kader untuk dipaketkan, nah kader itu adalah Fadly. Kalau tidak nomor satu ya jadi wakil,” ujarnya.
Terpisah, Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal menyatakan, siap maju menjadi Gubsu jika masyarakat mendukungnya. Karena syarat untuk maju sebagai pemimpin diperlukan dukungan dari berbagai pihak. “Saya dengan Bismillah akan maju, jika masyarakat mendukung saya,” sebutnya. (sam/ari/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/