Soal pengamanan fisik seperti mesin ATM, dia menilai aksi kejahatan tersebut lebih banyak dilakukan di daerah. Lantaran pengawasan yang lebih longgar. Selain itu, masyarakat di daerah juga belum terlalu mengerti tentang skimming dan peralatan yang dipakai. ”Kalo pencuri sudah ngincer ATM di pinggiran yang sepi memang relatif susah dikontrol,” kata Ibnu.
Meskipun di ATM tersebut terpasang oleh kamera pengawas dan secara berkala dicek oleh petugas. Misalnya pada saat pengisian ulang uang di ATM. Penggunaan kamera di ATM tersebut tentu efektif. ”Tapi pelaku skimming lebih pinter. Karena mereka pasang dan lepas alat skimmer pada hari yang sama,” tambah dia.
Terkait dengan sistem, Ibnu menuturkan bila penyerangan operating system itu bisa sangat berbahaya. Dia mencontohkan kasus yang terjadi di bank sentral Bangladesh pada 2016. Gara-gara aksi peretasan diduga uang senilai USD 81 miliar dipindahkan ke rekening lain oleh peretas. Mengaca pada kasus tersebut, dia berharap bank sentral dan bank pelat merah bisa lebih waspada. ”Mandiri dan BRI bank terbesar tanah air. Resikonya jauh lebih besar jaringannya sampai daerah. Apalagi BRI ATM sangat banyak dan sampai ke pelosok,” ungkap dia.
Selain itu, potensi raibnya dana nasabah bisa jadi karena penjualan data nasabah. Dia menyebutkan hal itu mungkin saja terjadi lagi lantaran sebelumnya pernah ada penjualan data 2 juta nasabah pada Agustus 2017. Ibnu menuturkan data nasabah itu bisa bocor dari berbagai saluran. Bukan hanya bank saja. ”Yang kemarin bocor dari data leasing kemungkinan besar,” imbuh dia.
Sebagai langkah antisipasi, konsumen pun harus lebih cerdas dalam melakukan transaksi perbankan. Diantaranya mengenal betul bentuk fisik mesin ATM. Minimal pada mulut kartu dan keyboard pad. ”Karena skimmer (mesin pencurii data) yang ditambahkan pasti akan menambah bentuk mesin ATM sehingga terlihat tidak seperti biasanya,” kata dia.
Selain itu, konsumen juga bisa memilih ATM yang relatif ramai dan dijaga. Misalnya ATM di minimarket atau di bank. Pengecekan secara berkala saldo lewat internet banking juga bisa menjadi solusi. Bila ada kejanggalan langsung diketahui, atau mengaktifkan notifikasi SMS banking saat ada transaksi pengambilan maupun pembelanjaan yang cukup besar. (tau/jun/rin/jpg)