27.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Tambang Batubara Sedalam 200 Meter di Sawahlunto Meledak, 10 Orang Pekerja Tewas

SUMUTPOS.CO – Tambang batubara Sawahlunto meledak, Jumat (9/12) pagi. Tambang batu bara yang dikelola salah satu perusahaan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat itu, meledak. Peristiwa tersebut dilaporkan telah menelan 15 orang korban, 10 di antaranya meninggal dunia.

Ledakan tambang batu bara di Sawahlunto itu terjadi di lubang SD C2 atau lori 2 sekitar pukul 08.30 WIB. Kepala Dinas ESDM Sumatera Barat, Heri Martinus mengonfirmasi kabar tersebut. “Saya mendapat kabar dari Inspektur Tambang Kementerian ESDM.

Informasinya memang benar dan beliau mengonfirmasikan kepada saya. Ada ledakan tambang di Sawahlunto,” kata Heri.

Kronologi peristiwa ledakan tambang batu bara di Sawahlunto telah diungkap polisi. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan peristiwa tersebut terjadi di lubang tambang IUP PT NAL Sapan Dalam Desa Salak, Sawahlunto, Jumat (9/12) sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat proses pekerjaan penambangan tambang sudah mulai beroperasi, Kepala Teknik Tambang PT NAL atas nama Dian Firdaus melihat lubang tambang mengeluarkan asap diiringi letupan. “Lubang mengeluarkan kepulan asap dan diiringi letupan kecil dari dalam lubang tambang,” kata Dedi dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Dedi menyebut, saat hal tersebut terjadi beberapa pekerja sudah masuk ke dalam lubang tambang tersebut. Saat itu saksi memerintahkan kepala lubang untuk mengecek hal tersebut. Diketahui sebanyak 15 pekerja berada di dalam lubang, namun hanya sembilan orang yang bisa dikeluarkan. Dedi menyebut, dari sembilan orang tersebut, lima orang mengalami luka-luka dan empat orang lainnya meninggal dunia.

“Pada saat itu, beberapa pekerja sudah ada yang masuk ke dalam lubang. Selanjutnya Kepala Teknik Tambang memerintahkan kepala lubang untuk melakukan pengecekan ke dalam lubang. Diketahui terdapat 15 orang dari pekerja lubang dalam. Yang berhasil keluar dari dalam lubang 9 orang,” ujar Dedi.

Sementara itu, enam orang lainnya masih terjebak di dalam lubang dan tengah dievakuasi oleh tim rescue. Diperkirakan mereka terjebak di dalam lubang dengan kedalaman 200 meter.

Adapun terkait penyebab pasti peristiwa ledakan tambang batu bara di Sawahlunto masih diselidiki polisi. Polri menyebut tambang batu bara tersebut mengandung gas metana. “Diketahui kondisi lubang terdapat kandungan gas metana,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Selain itu, Dedi menyebut, dalam lubang tersebut juga terdapat runtuhan akibat letupan yang terjadi sebelum tambang meledak. “Di samping itu terdapat beberapa reruntuhan akibat dari letupan kecil lubang tambang,” ujarnya.

Akibat peristiwa tambang batu bara di Sawahlunto meledak, diketahui sejauh ini sembilan orang dinyatakan meninggal dunia. Hal ini sebagaimana disampaikan pihak Basarnas usai proses evakuasi korban. Tercatat sembilan korban meninggal dan empat lainnya luka-luka. “Kami sampaikan hingga pukul 15.15 WIB, sembilan orang dalam kondisi meninggal dunia telah dievakuasi oleh tim gabungan. Empat korban selamat,” kata Kasi Ops Basarnas Padang, Octavianto, Jumat (9/12).

Octavianto mengatakan, pihaknya menduga masih ada satu korban yang masih dilakukan pencarian. Pencarian ini juga dilakukan bersama BPBD, TNI hingga Polri. “Perkiraan masih ada lagi. Masih dalam pencarian,” katanya.

Seluruh korban ledakan tambang Sawahlunto tersebut kini telah berada di RSUD Sawahlunto. Pihaknya masih lakukan pencarian terhadap pekerja lain yang diduga masih tertimbun di lubang tambang.

Korban terakhir akibat ledakan di dalam lubang galian tambang batu bara PT NAL Parambahan, Kecamatan Talawi Kabupaten Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (9/12) berhasil dievakuasi. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Korban ditemukan pada pukul 18:00 WIB setelah proses penggalian dan evakuasi tim penyelamat.

Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang Octavianto menjelaskan jumlah total korban ledakan tambang Sawahlunto menjadi 14 Orang, 10 di antaranya meninggal dunia.

“Benar, pada pukul 18.00 WIB tim berhasil mengevakuasi korban terakhir dalam keadaan meninggal dunia lalu korban dibawa ke RSUD Sawahlunto,” katanya.

Ia menjelaskan pencarian dan proses evakuasi resmi ditutup pada pukul 19.30 WIB. Awalnya jumlah korban diprediksi sebanyak 12 orang, namun setelah dilakukan pendataan ulang jumlah korban yang berada dalam lubang tambang menjadi 14 orang. “Sepuluh di antaranya meninggal dunia, empat lainnya luka-luka,” jelasnya.

Octavianto menyebut kedalaman tambang PT Nusa Alam Lestari (NAL) Parambahan (lubang SD C2/Lori 2) 281 meter dengan panjang blower 150 meter. “Pencarian korban dilakukan dengan menggunakan peralatan SCBA, Blower serta dievakuasi secara manual. Pencarian melibat unsur Polri, TNI, Basarnas sendiri hingga masyarakat setempat,” ujarnya. (dtc/cnn/adz)

SUMUTPOS.CO – Tambang batubara Sawahlunto meledak, Jumat (9/12) pagi. Tambang batu bara yang dikelola salah satu perusahaan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat itu, meledak. Peristiwa tersebut dilaporkan telah menelan 15 orang korban, 10 di antaranya meninggal dunia.

Ledakan tambang batu bara di Sawahlunto itu terjadi di lubang SD C2 atau lori 2 sekitar pukul 08.30 WIB. Kepala Dinas ESDM Sumatera Barat, Heri Martinus mengonfirmasi kabar tersebut. “Saya mendapat kabar dari Inspektur Tambang Kementerian ESDM.

Informasinya memang benar dan beliau mengonfirmasikan kepada saya. Ada ledakan tambang di Sawahlunto,” kata Heri.

Kronologi peristiwa ledakan tambang batu bara di Sawahlunto telah diungkap polisi. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan peristiwa tersebut terjadi di lubang tambang IUP PT NAL Sapan Dalam Desa Salak, Sawahlunto, Jumat (9/12) sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat proses pekerjaan penambangan tambang sudah mulai beroperasi, Kepala Teknik Tambang PT NAL atas nama Dian Firdaus melihat lubang tambang mengeluarkan asap diiringi letupan. “Lubang mengeluarkan kepulan asap dan diiringi letupan kecil dari dalam lubang tambang,” kata Dedi dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Dedi menyebut, saat hal tersebut terjadi beberapa pekerja sudah masuk ke dalam lubang tambang tersebut. Saat itu saksi memerintahkan kepala lubang untuk mengecek hal tersebut. Diketahui sebanyak 15 pekerja berada di dalam lubang, namun hanya sembilan orang yang bisa dikeluarkan. Dedi menyebut, dari sembilan orang tersebut, lima orang mengalami luka-luka dan empat orang lainnya meninggal dunia.

“Pada saat itu, beberapa pekerja sudah ada yang masuk ke dalam lubang. Selanjutnya Kepala Teknik Tambang memerintahkan kepala lubang untuk melakukan pengecekan ke dalam lubang. Diketahui terdapat 15 orang dari pekerja lubang dalam. Yang berhasil keluar dari dalam lubang 9 orang,” ujar Dedi.

Sementara itu, enam orang lainnya masih terjebak di dalam lubang dan tengah dievakuasi oleh tim rescue. Diperkirakan mereka terjebak di dalam lubang dengan kedalaman 200 meter.

Adapun terkait penyebab pasti peristiwa ledakan tambang batu bara di Sawahlunto masih diselidiki polisi. Polri menyebut tambang batu bara tersebut mengandung gas metana. “Diketahui kondisi lubang terdapat kandungan gas metana,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Selain itu, Dedi menyebut, dalam lubang tersebut juga terdapat runtuhan akibat letupan yang terjadi sebelum tambang meledak. “Di samping itu terdapat beberapa reruntuhan akibat dari letupan kecil lubang tambang,” ujarnya.

Akibat peristiwa tambang batu bara di Sawahlunto meledak, diketahui sejauh ini sembilan orang dinyatakan meninggal dunia. Hal ini sebagaimana disampaikan pihak Basarnas usai proses evakuasi korban. Tercatat sembilan korban meninggal dan empat lainnya luka-luka. “Kami sampaikan hingga pukul 15.15 WIB, sembilan orang dalam kondisi meninggal dunia telah dievakuasi oleh tim gabungan. Empat korban selamat,” kata Kasi Ops Basarnas Padang, Octavianto, Jumat (9/12).

Octavianto mengatakan, pihaknya menduga masih ada satu korban yang masih dilakukan pencarian. Pencarian ini juga dilakukan bersama BPBD, TNI hingga Polri. “Perkiraan masih ada lagi. Masih dalam pencarian,” katanya.

Seluruh korban ledakan tambang Sawahlunto tersebut kini telah berada di RSUD Sawahlunto. Pihaknya masih lakukan pencarian terhadap pekerja lain yang diduga masih tertimbun di lubang tambang.

Korban terakhir akibat ledakan di dalam lubang galian tambang batu bara PT NAL Parambahan, Kecamatan Talawi Kabupaten Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (9/12) berhasil dievakuasi. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Korban ditemukan pada pukul 18:00 WIB setelah proses penggalian dan evakuasi tim penyelamat.

Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang Octavianto menjelaskan jumlah total korban ledakan tambang Sawahlunto menjadi 14 Orang, 10 di antaranya meninggal dunia.

“Benar, pada pukul 18.00 WIB tim berhasil mengevakuasi korban terakhir dalam keadaan meninggal dunia lalu korban dibawa ke RSUD Sawahlunto,” katanya.

Ia menjelaskan pencarian dan proses evakuasi resmi ditutup pada pukul 19.30 WIB. Awalnya jumlah korban diprediksi sebanyak 12 orang, namun setelah dilakukan pendataan ulang jumlah korban yang berada dalam lubang tambang menjadi 14 orang. “Sepuluh di antaranya meninggal dunia, empat lainnya luka-luka,” jelasnya.

Octavianto menyebut kedalaman tambang PT Nusa Alam Lestari (NAL) Parambahan (lubang SD C2/Lori 2) 281 meter dengan panjang blower 150 meter. “Pencarian korban dilakukan dengan menggunakan peralatan SCBA, Blower serta dievakuasi secara manual. Pencarian melibat unsur Polri, TNI, Basarnas sendiri hingga masyarakat setempat,” ujarnya. (dtc/cnn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/