JAKARTA -Sejumlah danau terkenal di Indonesia saat ini kritis. Kerusakan lingkungan itu membuat kementerian Pekerjaan Umum mengusulkkan Rancangan Peraturan Pemerintah untuk pengelolaan danau. Jika tidak ditangani, sangat mungkin dalam waktu tidak terlalu lama danau-danau itu bisa hilang.
Dalam catatan Ditjen Sumber Daya Air, sedikitnya ada 15 danau yang saat ini kondisinya kritis. Danau-danau tersebut merupakan bagian dari danau besar di Indonesia yang jumlahnya mencapai sekitar 500 buah. Sebarannya ada di Sumatera hingga Papua.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA Pitoyo Subandriyo mengatakan, danau-danau yang kondisinya kritis sudah cukup familier di masyarakat Indonesia. Di Sumatera ada Danau Toba, Kerinci, Singkarak, dan Maninjau. Di Pulau Jawa ada dua waduk, yakni Rawa Besar dan Rawa Pening, ditambah danau Batur di Pulau Bali
Danau yang kritis di Sulawesi ada lima, yakni Tondano, Limboto, Poso atau Tentena, Tempe, dan Danau Matano. “Matano itu danau terdalam nomor tiga di dunia, sedangkan Danau Toba di urutan lima,” terangnya. Di Kalimantan, ada danauSentarum dan Semayang Melintang Jempang.
Terakhir adalah danau Sentani di Papua. Pitoyo menyebut, danau Sentani merupakan danau ajaib. “Danau itu dibentuk Tuhan lewat sebuah gempa dalam waktu kurang dari 10 menit,” lanjutnya.
Ke-15 danau tersebut kondisi lingkungannya saat ini sudah rusak. Bahkan, danau Matano yang sejatinya masih perawan sudah menunjukkan tanda-tanda eksploitasi yang buruk. Karenanya, pihaknya telah mengusulkan RPP yang khusus mengatur pengelolaan danau di Indonesia.
Dengan begitu, pengelolaan danau bisa lebih terkonsep dan bisa mencegah tangan-tangan jahil merusak ekosistem yang ada di danau maupun lingkungan sekitarnya. “Saat ini RPP itu masih dibahas. Kami berharap bisa segera diundangkan,” tambahnya. (byu/jpnn)