25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Tak Sehat, Menteri Kesehatan Mundur

JAKARTA-Endang Rahayu Sedyaningsih memilih untuk mengakhiri karirnya sebagai menteri kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua. Penyakit kanker paru-paru yang diidap sejak Oktober 2010 membuat Endang mengajukan pengunduran diri dari kursi menkes ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Seusai menjenguk Endang di RSCM, Jakarta, Kamis (26/4), SBY mengungkapkan adanya surat pengunduran diri tersebut. “Tujuannya semata-mata supaya berkonsentrasi untuk pengobatan beliau, dengan demikian kementerian kesehatan tidak terbengkalai,” kata SBY.

SBY mengaku menghormati keputusan yang dipilih Endang tersebut. Permohonan pengunduran itu pun dikabulkan. “Saya setujui pengunduran diri beliau.

Untuk sementara kementerian kesehatan sehari-hari dijalankan oleh wamen (wakil menteri) beserta pejabat terkait,” ujarnya. Posisi Wamenkes saat ini diisi oleh Ali Gufron Mukti.

Dalam kacamata SBY, Endang termasuk menteri yang gigih. Misalnya saat mendampingi presiden melakukan kunjungan kerja ke daerah. “Bahkan saya tahu ketika beliau sudah mulai sakit tapi tidak mengurangi semangat dan irama kerjanya,” tutur SBY yang didampingi Ani Yudhoyono dan Ali Gufron Mukti.

Dia lantas mengajak untuk bersama-sama berdoa untuk kesembuhan Endang. “Saya beserta yang lain mendoakan semoga ada kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa kepada beliau sehingga bisa sembuh seperti sedia kala,” katanya.

Selain presiden, kemarin Wapres Boediono dan Ibu Herawati juga ikut menjenguk. Selain itu ada sejumlah menteri, yakni Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPA) Linda Gumelar, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. “Kita datang ke sini hanya memberikan support. Tadi beliau juga masih bisa berkomunikasi,” jelas Mari Elka ditemui usai menjenguk Endang.
Senada dengan Mari Elka, Linda pun ingin memberikan dukungan bagi Endang. Bahkan dia mengaku sempat bercanda dengan Endang yang tengah terbaring sakit. “Kalau menteri-menteri perempuan kan selalu bekerja sama. Kita joke saja ya. Kita tadi berbincang-bincang kok,” imbuh Linda.

Sementara itu, Mantan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih ternyata telah menjalani perawatan di RSCM selama dua setengah minggu. Hal itu diungkapkan Direktur Utama RSCM Prof DR Dr Akmal Taher, SpU (K) di Laboratorium Penyakit Dalam, RSCM, kemarin. “Jadi dua minggu setengah dirawat di sini (RSCM). Tapi sempat pulang tiga hari, pas weekend,” jelas Akmal.

Akmal menuturkan, Endang dirawat di RSCM Kencana. Menurut kabar, pejabat berusia 57 tahun itu menghuni ruang VIP yang terletak di lantai tujuh. Sejauh ini, lanjut dia, kondisi kesehatan Endang belum membaik dibandingkan pekan lalu. Namun, Akmal membantah jika Endang mengalami masa kritis. Pihaknya bahkan terkejut saat yang bersangkutan dikabarkan meninggal. “Memang dibanding minggu lalu belum ada perbaikan yang berarti. Tapi kalau ada kabar beliau kritis, bahkan ada yang sampai sangat ekstrim (meninggal) itu tidak betul,” tegasnya.

Dia menuturkan, hingga kemarin, Endang masih dalam keadaan sadar. Bahkan, ibu tiga anak itu masih bisa menerima tamu. Namun, diakui Akmal, Endang masih memerlukan perawatan intensif dan beberapa pemeriksaan serta pengobatan dalam bentuk rehabilitasi medik, fisioterapi hingga terapi radiasi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, diberikan obat-obatan dalam bentuk cairan. Sebab, kondisi Endang cukup lemah. “Ya seperti orang yang tidur lama, jadi kondisinya lemah. Karena itu, pengobatan yang diberikan untuk support keadaan badannya, terutama” untuk menopang fungsi tubuh beliau dan mengembalikan daya tahan tubuhnya,” paparnya.

Endang dideteksi mengidap kanker paru sejak Oktober 2010. Sejak itu dia telah menjalani pengobatan baik di dalam negeri dan luar negeri selama kurang lebih satu setengah tahun. Pengobatan yang selama ini telah dijalani oleh Endang antara lain radiasi lokal dan bedah beku, tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, setelah menjalani pengobatan tersebut, kata dia, kondisinya cukup baik dan tidak ada keluhan.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengungkapkan, presiden belum memikirkan pengganti Endang yang akan menjabat menkes. Dia menegaskan, tugas-tugas menkes diambil alih oleh wamenkes dan jajaran pejabat eselon I. “Kami belum ada informasi dan juga belum pernah ada pembicaraan untuk langsung mengganti Ibu Endang sebagai menkes, meskipun pengunduran diri beliau sudah diterima oleh pak presiden,” kata Julian. (fal/ken/dyn/jpnn)

JAKARTA-Endang Rahayu Sedyaningsih memilih untuk mengakhiri karirnya sebagai menteri kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua. Penyakit kanker paru-paru yang diidap sejak Oktober 2010 membuat Endang mengajukan pengunduran diri dari kursi menkes ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Seusai menjenguk Endang di RSCM, Jakarta, Kamis (26/4), SBY mengungkapkan adanya surat pengunduran diri tersebut. “Tujuannya semata-mata supaya berkonsentrasi untuk pengobatan beliau, dengan demikian kementerian kesehatan tidak terbengkalai,” kata SBY.

SBY mengaku menghormati keputusan yang dipilih Endang tersebut. Permohonan pengunduran itu pun dikabulkan. “Saya setujui pengunduran diri beliau.

Untuk sementara kementerian kesehatan sehari-hari dijalankan oleh wamen (wakil menteri) beserta pejabat terkait,” ujarnya. Posisi Wamenkes saat ini diisi oleh Ali Gufron Mukti.

Dalam kacamata SBY, Endang termasuk menteri yang gigih. Misalnya saat mendampingi presiden melakukan kunjungan kerja ke daerah. “Bahkan saya tahu ketika beliau sudah mulai sakit tapi tidak mengurangi semangat dan irama kerjanya,” tutur SBY yang didampingi Ani Yudhoyono dan Ali Gufron Mukti.

Dia lantas mengajak untuk bersama-sama berdoa untuk kesembuhan Endang. “Saya beserta yang lain mendoakan semoga ada kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa kepada beliau sehingga bisa sembuh seperti sedia kala,” katanya.

Selain presiden, kemarin Wapres Boediono dan Ibu Herawati juga ikut menjenguk. Selain itu ada sejumlah menteri, yakni Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPA) Linda Gumelar, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. “Kita datang ke sini hanya memberikan support. Tadi beliau juga masih bisa berkomunikasi,” jelas Mari Elka ditemui usai menjenguk Endang.
Senada dengan Mari Elka, Linda pun ingin memberikan dukungan bagi Endang. Bahkan dia mengaku sempat bercanda dengan Endang yang tengah terbaring sakit. “Kalau menteri-menteri perempuan kan selalu bekerja sama. Kita joke saja ya. Kita tadi berbincang-bincang kok,” imbuh Linda.

Sementara itu, Mantan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih ternyata telah menjalani perawatan di RSCM selama dua setengah minggu. Hal itu diungkapkan Direktur Utama RSCM Prof DR Dr Akmal Taher, SpU (K) di Laboratorium Penyakit Dalam, RSCM, kemarin. “Jadi dua minggu setengah dirawat di sini (RSCM). Tapi sempat pulang tiga hari, pas weekend,” jelas Akmal.

Akmal menuturkan, Endang dirawat di RSCM Kencana. Menurut kabar, pejabat berusia 57 tahun itu menghuni ruang VIP yang terletak di lantai tujuh. Sejauh ini, lanjut dia, kondisi kesehatan Endang belum membaik dibandingkan pekan lalu. Namun, Akmal membantah jika Endang mengalami masa kritis. Pihaknya bahkan terkejut saat yang bersangkutan dikabarkan meninggal. “Memang dibanding minggu lalu belum ada perbaikan yang berarti. Tapi kalau ada kabar beliau kritis, bahkan ada yang sampai sangat ekstrim (meninggal) itu tidak betul,” tegasnya.

Dia menuturkan, hingga kemarin, Endang masih dalam keadaan sadar. Bahkan, ibu tiga anak itu masih bisa menerima tamu. Namun, diakui Akmal, Endang masih memerlukan perawatan intensif dan beberapa pemeriksaan serta pengobatan dalam bentuk rehabilitasi medik, fisioterapi hingga terapi radiasi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, diberikan obat-obatan dalam bentuk cairan. Sebab, kondisi Endang cukup lemah. “Ya seperti orang yang tidur lama, jadi kondisinya lemah. Karena itu, pengobatan yang diberikan untuk support keadaan badannya, terutama” untuk menopang fungsi tubuh beliau dan mengembalikan daya tahan tubuhnya,” paparnya.

Endang dideteksi mengidap kanker paru sejak Oktober 2010. Sejak itu dia telah menjalani pengobatan baik di dalam negeri dan luar negeri selama kurang lebih satu setengah tahun. Pengobatan yang selama ini telah dijalani oleh Endang antara lain radiasi lokal dan bedah beku, tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, setelah menjalani pengobatan tersebut, kata dia, kondisinya cukup baik dan tidak ada keluhan.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengungkapkan, presiden belum memikirkan pengganti Endang yang akan menjabat menkes. Dia menegaskan, tugas-tugas menkes diambil alih oleh wamenkes dan jajaran pejabat eselon I. “Kami belum ada informasi dan juga belum pernah ada pembicaraan untuk langsung mengganti Ibu Endang sebagai menkes, meskipun pengunduran diri beliau sudah diterima oleh pak presiden,” kata Julian. (fal/ken/dyn/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/