JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mendikbud Muhadjir Effendy menepis dugaan adanya malpraktik pengaplikasian soal-soal Ujian Nasional (UN) Matematika jenjang SMA. Dia juga menilai wajar bila banyak siswa yang mengeluhkan sulitnya soal Matematika.
“Kalau siswa rasa sulit soal matematikanya ya wajar. Dalam sebuah ujian pasti ada yang mengeluhkan sulit. Yang pasti enggak ada (malpraktik), soal yang sulit itu ya pasti, namanya juga soal. Dan tidak ada yang rugi (dirugikan),” kata Menteri Muhadjir, Rabu (18/4).
Dia menambahkan, UN yang dirancang dengan soal tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) memang dimaksudkan agar siswa sebagai generasi milenia memiliki karakter kuat. Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang sampaikan Presiden Joko Widodo.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, ya generasi milenia harus mampu memasuki arena persaingan tingkat tinggi,” tegas Muhadjir.
Menanggapi banyaknya keluhan, komentar dan luapan kekecewaan siswa SMA terkait pelaksanaan UN di media sosial, Muhadjir pun mengapresiasi sikap siswa-siswi. Dia mengatakan, siswa-siswi sebagai generasi milenia sudah mengamalkan etika bermedia sosial yang baik.
“Saya justru respect dengan mereka. Saya suka umpan baliknya yang cerdas dan jenaka, tidak menggunakan ungkapan kasar,” kata dia.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ada dugaan malpraktik evaluasi karena sejumlah soal terindikasi sulit dipahami oleh siswa karena materinya belum pernah diajarkan di kelas.
Artinya validitas soal bermasalah. Menguji siswa dengan materi yang tidak pernah dipelajari dinilai merupakan ketidakadilan. (esy/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mendikbud Muhadjir Effendy menepis dugaan adanya malpraktik pengaplikasian soal-soal Ujian Nasional (UN) Matematika jenjang SMA. Dia juga menilai wajar bila banyak siswa yang mengeluhkan sulitnya soal Matematika.
“Kalau siswa rasa sulit soal matematikanya ya wajar. Dalam sebuah ujian pasti ada yang mengeluhkan sulit. Yang pasti enggak ada (malpraktik), soal yang sulit itu ya pasti, namanya juga soal. Dan tidak ada yang rugi (dirugikan),” kata Menteri Muhadjir, Rabu (18/4).
Dia menambahkan, UN yang dirancang dengan soal tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) memang dimaksudkan agar siswa sebagai generasi milenia memiliki karakter kuat. Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang sampaikan Presiden Joko Widodo.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, ya generasi milenia harus mampu memasuki arena persaingan tingkat tinggi,” tegas Muhadjir.
Menanggapi banyaknya keluhan, komentar dan luapan kekecewaan siswa SMA terkait pelaksanaan UN di media sosial, Muhadjir pun mengapresiasi sikap siswa-siswi. Dia mengatakan, siswa-siswi sebagai generasi milenia sudah mengamalkan etika bermedia sosial yang baik.
“Saya justru respect dengan mereka. Saya suka umpan baliknya yang cerdas dan jenaka, tidak menggunakan ungkapan kasar,” kata dia.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ada dugaan malpraktik evaluasi karena sejumlah soal terindikasi sulit dipahami oleh siswa karena materinya belum pernah diajarkan di kelas.
Artinya validitas soal bermasalah. Menguji siswa dengan materi yang tidak pernah dipelajari dinilai merupakan ketidakadilan. (esy/jpnn)