26.7 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 29 Juni

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah, jatuh pada Selasa 20 Juni 2023. Dengan begitu, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah akan jatuh pada Hari Kamis, 29 Juni 2023.

“Ketiadaan laporan melihat hilal, sidang isbat secara mufakat bahwa 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada Hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 Masehi,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi dalam konferensi pers di kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (18/6).

Penetapan ini dilakukan, setelah melakukan pemantauan hilal pada 99 titik di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan, kata Zainut, ketinggian hilal disuruh wilayah Indonesia pada posisi 0 derajat 11,78 menit

sampai 2 derajat 21,57 derajat menit dengan sudut elongasi antara 4,39 derajat sampai 4,93 derajat. “Ini adalah posisi hilal berdasarkan hisab, sebuah metode atau cara untuk mengetahui posisi ketinggian hilal,” papar Zainut.

Zainut menjelaskan, apabila perayaan Idul Adha 1444 Hijriah terdapat perbedaan antara umat Islam, diharapkan perbedaan itu disikapi dengan toleran. Sehingga perbedaan itu diharapkan tidak jadi perdebatan publik.

“Bahwa jika pada hari ini ataupun ke depannya, ada perbedaan dalam pelaksanaan ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha kami berharap tidak ada yang menonjolkan perbedaan, akan tetapi harus mencari titik temu dari persamaan-persamaan yang dimiliki. Kita harus memiliki sikap toleransi, tasamuh, kita harus saling menghargai perbedaan yang terjadi bukan saling mencaci dan melakukan hal-hal yang tidak disukai,”ungkap dia.

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Izzudin menjelaskan, berdasarkan Hisab Kriteria Baru MABIMS 3 derajat ketinggian dan sudut elongasi 6,4 tanggal 29 Zulkaidah1444 H yang bertepatan 18 Juni 2023 M posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia belum mencapai syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4. Kemudian sebagai kelaziman penentuan awal bulan: Ramadan, Syawal dan Zulhijah di Indonesia menggunakan metoda rukyat dan hisab. Hisab sifatnya informatif dan kedudukannya rukyat sebagai konfirmasi dari hisab.

Tinggi hilal di seluruh Indonesia antara: 0,20 derajat s.d. 2,36 derajat dan elongasi antara 4,40 derajat sampai dengan 4,94 derajat. Menurut dia, seluruh daerah di wilayah Indonesia termasuk di Kota Sabang Provinsi Aceh belum mencapai visibilitas hilal kriteria Imkan Rukyat Baru MABIMS yakni 3 derajat dan 6,4 sudut elongasinya.

“Sehingga hilal menjelang awal Zulhijjah 1444 H pada hari Ahad tanggal 18 Juni 2023 di seluruh wilayah NKRI, menurut kriteria Imkan rukyat Baru MABIMS secara teori diprediksi tidak akan terlihat, tidak akan terukyat, karena nilainya, ketinggiannya, elongasinya berada di bawah kriteria Imkan Rukyat,” katanya.

“Kalau besok, posisi hilal pasti sudah lebih tinggi dan teramati,” tambah Izzudin.

Kementerian Agama telah mengamati posisi hilal awal bulan Zulhijah 1444 H di 99 titik di seluruh provinsi di Indonesia. Pemantau hilal berasal dari petugas Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait.

Kriteria pengamatan yang digunakan adalah kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) dalam menentukan awal bulan hijriah.

Syarat bulan baru dalam kriteria MABIMS ini adalah ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi atau sudut Bulan-Matahari 6,4 derajat.

Sementara itu, PP Muhammadiyah telah terlebih dulu menetapkan Hari Raya Iduladha 1444 H akan jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023 mendatang. Keputusan ini ditetapkan berdasarkan kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal. (jpc/bbs/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah, jatuh pada Selasa 20 Juni 2023. Dengan begitu, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah akan jatuh pada Hari Kamis, 29 Juni 2023.

“Ketiadaan laporan melihat hilal, sidang isbat secara mufakat bahwa 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada Hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 Masehi,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi dalam konferensi pers di kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (18/6).

Penetapan ini dilakukan, setelah melakukan pemantauan hilal pada 99 titik di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan, kata Zainut, ketinggian hilal disuruh wilayah Indonesia pada posisi 0 derajat 11,78 menit

sampai 2 derajat 21,57 derajat menit dengan sudut elongasi antara 4,39 derajat sampai 4,93 derajat. “Ini adalah posisi hilal berdasarkan hisab, sebuah metode atau cara untuk mengetahui posisi ketinggian hilal,” papar Zainut.

Zainut menjelaskan, apabila perayaan Idul Adha 1444 Hijriah terdapat perbedaan antara umat Islam, diharapkan perbedaan itu disikapi dengan toleran. Sehingga perbedaan itu diharapkan tidak jadi perdebatan publik.

“Bahwa jika pada hari ini ataupun ke depannya, ada perbedaan dalam pelaksanaan ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha kami berharap tidak ada yang menonjolkan perbedaan, akan tetapi harus mencari titik temu dari persamaan-persamaan yang dimiliki. Kita harus memiliki sikap toleransi, tasamuh, kita harus saling menghargai perbedaan yang terjadi bukan saling mencaci dan melakukan hal-hal yang tidak disukai,”ungkap dia.

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Izzudin menjelaskan, berdasarkan Hisab Kriteria Baru MABIMS 3 derajat ketinggian dan sudut elongasi 6,4 tanggal 29 Zulkaidah1444 H yang bertepatan 18 Juni 2023 M posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia belum mencapai syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4. Kemudian sebagai kelaziman penentuan awal bulan: Ramadan, Syawal dan Zulhijah di Indonesia menggunakan metoda rukyat dan hisab. Hisab sifatnya informatif dan kedudukannya rukyat sebagai konfirmasi dari hisab.

Tinggi hilal di seluruh Indonesia antara: 0,20 derajat s.d. 2,36 derajat dan elongasi antara 4,40 derajat sampai dengan 4,94 derajat. Menurut dia, seluruh daerah di wilayah Indonesia termasuk di Kota Sabang Provinsi Aceh belum mencapai visibilitas hilal kriteria Imkan Rukyat Baru MABIMS yakni 3 derajat dan 6,4 sudut elongasinya.

“Sehingga hilal menjelang awal Zulhijjah 1444 H pada hari Ahad tanggal 18 Juni 2023 di seluruh wilayah NKRI, menurut kriteria Imkan rukyat Baru MABIMS secara teori diprediksi tidak akan terlihat, tidak akan terukyat, karena nilainya, ketinggiannya, elongasinya berada di bawah kriteria Imkan Rukyat,” katanya.

“Kalau besok, posisi hilal pasti sudah lebih tinggi dan teramati,” tambah Izzudin.

Kementerian Agama telah mengamati posisi hilal awal bulan Zulhijah 1444 H di 99 titik di seluruh provinsi di Indonesia. Pemantau hilal berasal dari petugas Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait.

Kriteria pengamatan yang digunakan adalah kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) dalam menentukan awal bulan hijriah.

Syarat bulan baru dalam kriteria MABIMS ini adalah ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi atau sudut Bulan-Matahari 6,4 derajat.

Sementara itu, PP Muhammadiyah telah terlebih dulu menetapkan Hari Raya Iduladha 1444 H akan jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023 mendatang. Keputusan ini ditetapkan berdasarkan kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal. (jpc/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/