25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Tak Mampu Kembalikan Kepercayaan Publik, Kapolda Dievaluasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Selasa (18/10). Dalam prosesi tersebut, ada 16 Pati yang mengikuti upacara sertijab. Dari jumlah itu, sembilannya merupakan Kapolda baru.

Dalam amanatnya, Sigit menekankan khususnya kepada para Kapolda yang baru dilantik untuk mengembalikan tingkat kepercayaan publik kepada Polri. Sigit mengatakan, kepuasan terhadap Polri pernah mencapai nilai paling tinggi beberapa waktu lalu. Namun, kini terus turun karena ada beberapa kejadian. “Saya titipkan kepada rekan-rekan semua kembalikan kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri,” kata Sigit dalam amanatnya.

Kapolri memastikan melakukan pemantauan serta pengawasan langsung. Jika jajarannya tidak sanggup meraih lagi kepercayaan publik, maka sebagai pimpinan, Sigit tidak akan segan melalukan evaluasi terhadap siapapun. “Saya akan ikuti, saya akan awasi. Dan yang tidak bisa, tidak sanggup, tidak mampu, saya akan lakukan evaluasi,” tegas Sigit.

Mantan Kabareskrim Polri itu mengungkapkan, sebagai insan Korps Bhayangkara, para Kapolda maupun pejabat utama Polri yang baru dilantik harus mampu menjalankan tugas pokok. Yakni, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan sangat baik.

Selain itu, Sigit juga meminta para jajaran Kapolda-nya tersebut untuk melakukan penegakan hukum yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat tanpa pandang bulu. Menurut Kapolri Sigit, itu yang menjadi salah satu faktor kembali meningkatnya kepercayaan publik kepada polisi.

“Wujudkan harapan kita semua agar Polri bisa menjadi Polri yang tegas, humanis, dicintai, dan dekat dengan masyarakat. Saya percayakan ini semua ke rekan-rekan semua. Dan laksanakan semua amanah ini dengan sekuat tenaga. Lakukan yang terbaik yang saudara-saudara bisa lakukan,” ujar Sigit.

Di sisi lain, Sigit menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras kepada para pejabat lama yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik ketika menjabat sebagai Kapolda. “Bagi pejabat lama, saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dedikasi, loyalitas rekan-rekan dalam memimpin satuan lama. Apresiasi dan tentunya salam hormat saya untuk keluarga,” ucap Sigit.

 

Kepercayaan Publik kepada TNI Lebih Tinggi

Sementara, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, tingkat kepercayaan publik kepada TNI jauh lebih tinggi dibandingkan Polri.

“Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI berada di angka 90,9 persen. Sementara, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi berada di angka 59,1 persen. Perbedaan kepercayaan pada TNI dan Polri berjarak 31,8 persen,” kata Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (18/10).

Survei dilakukan pada 11–20 September 2022 kepada 1.200 responden di 34 provinsi dan menggunakan metode riset kualitatif dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan “indepth interview”. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (“face to face interview”) dengan “margin of error” (MoE) survei ini sekitar 2,9 persen.

Penurunan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri ikarena adanya kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Kasus Tragedi Kanjuruhan dapat menurunkan citra polisi kembali dengan jatuhnya korban meninggal sebanyak 132 orang. “Polisi disalahkan karena penggunaan gas air mata, bahkan sudah kedaluwarsa pula,” kata Ardian.

Meski tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri menurun, katanya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lebih tinggi, yakni 65 persen. “Jarak kepercayaan kepada Kapolri dibandingkan institusi Polri sekitar 6 persen. Ini disebabkan publik melihat kesungguhan Kapolri membersihkan kembali kinerja kepolisian,” paparnya.

Mayoritas publik (85 persen) masih menaruh harapan agar polisi dapat meningkatkan kembali kepercayaan publik karena pada 2018 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi pernah mencapai 87,8 persen.

“Sebagai lembaga negara tentu kepercayaan publik penting untuk polisi. Semakin kuat kepercayaan publik, maka semakin mudah polisi sukses menjalankan perannya. Sebagaimana moto polisi Rastra Sewakotama. Itu artinya Abdi Utama bagi Nusa dan Bangsa,” tutur Ardian.

Mayoritas publik, tambah dia, berharap polisi kembali kepada khitahnya sebagai pelindung yang adil dan bersih bagi masyarakat banyak. “Tak ada negara yang kuat dan bersih tanpa kehadiran lembaga polisi yang kuat dan bersih pula,” ujarnya. (jpc/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Selasa (18/10). Dalam prosesi tersebut, ada 16 Pati yang mengikuti upacara sertijab. Dari jumlah itu, sembilannya merupakan Kapolda baru.

Dalam amanatnya, Sigit menekankan khususnya kepada para Kapolda yang baru dilantik untuk mengembalikan tingkat kepercayaan publik kepada Polri. Sigit mengatakan, kepuasan terhadap Polri pernah mencapai nilai paling tinggi beberapa waktu lalu. Namun, kini terus turun karena ada beberapa kejadian. “Saya titipkan kepada rekan-rekan semua kembalikan kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri,” kata Sigit dalam amanatnya.

Kapolri memastikan melakukan pemantauan serta pengawasan langsung. Jika jajarannya tidak sanggup meraih lagi kepercayaan publik, maka sebagai pimpinan, Sigit tidak akan segan melalukan evaluasi terhadap siapapun. “Saya akan ikuti, saya akan awasi. Dan yang tidak bisa, tidak sanggup, tidak mampu, saya akan lakukan evaluasi,” tegas Sigit.

Mantan Kabareskrim Polri itu mengungkapkan, sebagai insan Korps Bhayangkara, para Kapolda maupun pejabat utama Polri yang baru dilantik harus mampu menjalankan tugas pokok. Yakni, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan sangat baik.

Selain itu, Sigit juga meminta para jajaran Kapolda-nya tersebut untuk melakukan penegakan hukum yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat tanpa pandang bulu. Menurut Kapolri Sigit, itu yang menjadi salah satu faktor kembali meningkatnya kepercayaan publik kepada polisi.

“Wujudkan harapan kita semua agar Polri bisa menjadi Polri yang tegas, humanis, dicintai, dan dekat dengan masyarakat. Saya percayakan ini semua ke rekan-rekan semua. Dan laksanakan semua amanah ini dengan sekuat tenaga. Lakukan yang terbaik yang saudara-saudara bisa lakukan,” ujar Sigit.

Di sisi lain, Sigit menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras kepada para pejabat lama yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik ketika menjabat sebagai Kapolda. “Bagi pejabat lama, saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dedikasi, loyalitas rekan-rekan dalam memimpin satuan lama. Apresiasi dan tentunya salam hormat saya untuk keluarga,” ucap Sigit.

 

Kepercayaan Publik kepada TNI Lebih Tinggi

Sementara, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, tingkat kepercayaan publik kepada TNI jauh lebih tinggi dibandingkan Polri.

“Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI berada di angka 90,9 persen. Sementara, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi berada di angka 59,1 persen. Perbedaan kepercayaan pada TNI dan Polri berjarak 31,8 persen,” kata Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (18/10).

Survei dilakukan pada 11–20 September 2022 kepada 1.200 responden di 34 provinsi dan menggunakan metode riset kualitatif dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan “indepth interview”. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (“face to face interview”) dengan “margin of error” (MoE) survei ini sekitar 2,9 persen.

Penurunan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri ikarena adanya kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Kasus Tragedi Kanjuruhan dapat menurunkan citra polisi kembali dengan jatuhnya korban meninggal sebanyak 132 orang. “Polisi disalahkan karena penggunaan gas air mata, bahkan sudah kedaluwarsa pula,” kata Ardian.

Meski tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri menurun, katanya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lebih tinggi, yakni 65 persen. “Jarak kepercayaan kepada Kapolri dibandingkan institusi Polri sekitar 6 persen. Ini disebabkan publik melihat kesungguhan Kapolri membersihkan kembali kinerja kepolisian,” paparnya.

Mayoritas publik (85 persen) masih menaruh harapan agar polisi dapat meningkatkan kembali kepercayaan publik karena pada 2018 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi pernah mencapai 87,8 persen.

“Sebagai lembaga negara tentu kepercayaan publik penting untuk polisi. Semakin kuat kepercayaan publik, maka semakin mudah polisi sukses menjalankan perannya. Sebagaimana moto polisi Rastra Sewakotama. Itu artinya Abdi Utama bagi Nusa dan Bangsa,” tutur Ardian.

Mayoritas publik, tambah dia, berharap polisi kembali kepada khitahnya sebagai pelindung yang adil dan bersih bagi masyarakat banyak. “Tak ada negara yang kuat dan bersih tanpa kehadiran lembaga polisi yang kuat dan bersih pula,” ujarnya. (jpc/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/