26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Bomber Tak Sendirian

Pelaku peledakan bom bunuh diri, Ahamad Yosefa alias Hayat diduga kuat tidak beraksi sendirian. Pria asal Cirebon ini diduga bersama seorang koleganya sebelum beraksi meledakkan diri di pintu masuk Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Minggu (25/9) lalu. Tak hanya itu, Hayat sudah beberapa hari berada di Solo. Dan kuat dugaan dia sudah memetakan sasaran yang akan dijadikan lokasi aksi bom bunuh dirinya.

Sejumlah warga di yang tinggal di sekitar lokasi gereja sempat memergoki keberadaan Hayat bersama salah satu pria tak dikenal. Hayat bahkan sudah berada di sekitar gereja pada Sebtu sore sekitar pukul 18.00 WIB.

Menurut Badi Amelas, seorang pemilik warung yang berada di sebelah timur GBIS mengaku melihat orang mirip Hayat berada di seputaran gereja sejak satu hari sebelum aksi peledakan dilakukan atau pada Sabtu (24/9) kemarin.
“Awalnya sekitar jam enam sore, dia sempat tanya kepada saya di mana lokasi warnet terdekat. Sebab, katanya dia sedang janjian sama temannya. Setalah saya jawab dia langsung berjalan ke arah timur. Tepat di perempatan, saya melihat dia tengah mengobrol dengan seorang pria. Mungkin sekali orang itu adalah temannya,” jelas Badi kepada Radar Solo kemarin (27/9).

Usai bertemu dengan pria tersebut, Hayat kembali ke warung untuk memasan makanan tanpa ditemani oleh temannya. “Dia pergi cuman sebentar. Kebetulan saat itu saya sedang membeli rokok di warung. Jadi saya lihat orang itu sedang ngobrol di perempatan timur warung saya,” jelasnya.

Penampilan Hayat saat itu sekilas tidak terlalu mencurigakan. Hanya saja pria tersebut membawa tas ransel kecil dan memakai headset di telinga sebelah kiri. “Saat makan saya malah sempat memperingatkan, kalau makan tasnya jangan ditaruh di depan. Biar tidak mengganggu. Tapi orangnya diam saja. Selama di warung memang dia tidak banyak bicara,” tambahnya.

Sayang Badi tidak mengetahui ke mana perginya orang itu setelah selesai makan. Badi lebih dulu pergi sebelum Hayat selesai makan di warungnya. Nah, keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB Badi kembali bertemu dengan pria yang mirip Hayat. Namun tidak di warungnya. Tapi di warung depan miliknya tepatnya milik Karti.  “Pada Minggu saya sempat bertemu lagi di warungnya Bu Karti. Saya sempat menyapa lho Mas kamu kan yang semalem di warung saya, tapi orangnya tidak menjawab apa-apa,” tambahnya.

Terpisah, Mulyadi pemilik warung makan yang letaknya hanya beberapa meter dari lokasi ledakan, mengaku setelah melihat foto yang disebar Mabes Polri, dia meyakini bahwa pria yang berada di foto tersebut merupakan pria yang sama dengan pria yang jajan di warungnya pada Minggu pagi (25/9).

Saat membuka warungnya sekitar pukul 07.00 WIB, datang dua pria kemudian mampir ke warungnya. Menurutnya, salah satu pria tersebut memakai pakaian yang identik dengan pelaku bom bunuh diri. Sedangkan rekan pelaku, memakai baju berwarna biru serta celana dan sepatu hitam.

“Saya yakin orang yang makan di sini pada hari Minggu pagi itu sama dengan yang ada difoto yang sudah disebarkan oleh pihak kepolisan. Tapi pas makan di sini tidak sendirian. Dia berdua sama temannya,” terang Mulayadi, kemarin (27/9).

Sementara itu, polisi terus melakukan penyelidikan bom bunuh diri ini. Beberapa barang bukti yang terkait bom bunuh diri itu terus dikumpulkan polisi. Tak terkecuali beberapa serpihan logam yang bersarang di tubuh korban ledakan.
Usai melakukan operasi pengambilan material benda asing yang tertanam ditubuh korban, rencananya pihak Rumah Sakit (RS) Dr Oen menyerahkan benda yang diduga percikan material bom kepada pihak kepolisian, kemarin (27/9). Benda – benda asing yang sempat tertanam ditubuh korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Minggu lalu akan dijadikan barang bukti penyelidikan kepolisian.

Kepala Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) Rudi Handoyo mengatakan, Kondisi terakhir kesehatan korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) hingga kemarin (27/9) sudah membaik. Dari dua korban yang masih tersisa di Intensive Care Unit (ICU) diperkirakan kemarin sudah dapat dipindahkan di ruang bansal.
Selanjutya, material yang tertanam didalam tubuh korban sebelum dilakukan operasi rencananya menjadi barang bukti identifikasi pihak kepolisian. Benda asing tersebut berupa enam baut dan puluhan paku yang sebelumnya masuk dalam tubuh korban ledakan bom. Proses operasi pengambilan benda asing tersebut mulai dari kaki, perut, hingga otak korban yang terkena percikan bom dikepalanya.

“Kondisi terakhir korban baik, bahkan yang ada material di dalam otak sudah sadar, dan bisa pindah kebangsal. Dari awal kita kumpulkan barang bukti, dari pasien A ini benda yang masuk, dan dari pasien B ini. Nanti kita berikan ke kepolisian dengan bukti serah terima,” ujarnya kepada Radar Solo (grup Sumut Pos), kemarin (27/9).

Menurutnya, ada sejumlah barang bukti material yang diserahkan ke pihak kepolisian. Antara lain enam baut, pecahan pelat dan puluhan paku. Baut tersebut termasuk material yang diambil dari salah satu korban ledakan bom yang mengenai kepalanya hingga masuk 2 inchi.

Selain itu, menurut Rudi, barang yang nantinya diminta pihak kepolisian termasuk hasil diagnosis tim dokter terhadap kondisi kesehatan korban. “Memang ada mur di dalam otak yang masuk hingga sedalam jari kelingking. Tetapi sudah dilakukan operasi secara normal. Yang lainnya pelat yang masuk ke perut hingga kandung kemih,” terangnya.
Meski pasien sampai saat ini masih merasa sakit kepala, tetapi secara umum kondisi fisik pasien sudah mulai membaik. Pihak rumah sakit akan tetap melakukan pendampingan hingga hingga kondisi pasien benar-benar baik. “Ya, kami pantau selanjutnya, mungkin kadang-kadang sakit kepala. Tetapi secara garis besar kondisi sudah baik,” katanya.

Ormas Mengutuk

Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara mengutuk keras tindakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Keputon Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9).

“Tindakan itu merupakan perbuatan paling biadab dan hanya dilakukan oleh orang yang tidak beragama. Karena agama apapun di dunia ini tidak pernah mengajarkan umatnya untuk menyakiti orang lain apalagi membunuh,” ujar Ketua MPW PP Sumut, Anuar Shah, Selasa (27/9).

Pria yang akrab disapa Aweng itu menegaskan, perbuatan itu sebagai sebuah kebiadaban yang harus diperangi bersama. “Siapapun pelakunya atau komplotan yang meneror masyarakat merupakan musuh besar semua anak bangsa,” tegasnya.

Anuar Shah mengimbau seluruh kader PP tidak terprovokasi dengan aksi brutal bom bunuh diri. “Kader PP jangan mudah terprovokasi dan diminta menjaga situasi kondusif untuk membantu pihak kepolisian mengantisipasi tindakan brutal tersebut,” ujarnya.

Aweng menginstruksikan kader PP diinstruksikan untuk mawas diri dan berperan serta menjaga seluruh rumah ibadah di Sumut. “Saya yakin polisi akan segera menuntaskan kasus bom bunuh diri dan menangkap seluruh jaringan yg ada di balik kejadian tersebut,” ujarnya.

Kejadian bom bunuh diri tidak boleh terulang lagi di republik ini. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat diminta menggalang persatuan dan kesatuan serta menjaga kewaspadaan terutama di lingkungan masing-masing.
“Laporkan kepada aparat apabila melihat gerak gerik orang yang mencurigakan atau orang yang tidak dikenal sebelumnya di lingkungan masing-masing,” ujarnya.

Bagaimanapun lanjut Aweng, jumlah personel aparat keamanan sangat terbatas sehingga dibutuhkan peran serta masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban masing-masing.

“Saya berharap kepada kader PP khususnya yang berada di Sumatera Utara untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan paling tidak di lingkungannya masing-masing karena kitalah yang mengenal siapa dan bagaimana lingkungan kita masing-masing,” ujarnya.

Forum Silaturahmi Pemuda Sumatera Utara juga mengutuk keras aksi pengeboman. “Apapun motifnya, bom bunuh diri tersebut telah melukai rasa keamanan warga dan melukai keharmonisan kehidupan umat beragama di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” ujar Juru Bicara Forum Silaturahmi Pemuda Sumut, H Fadli Yasir, Senin (26/9).

Selain mengutuk keras aksi pengeboman, Forum Silaturahmi Pemuda Sumut juga menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya terhadap korban pengeboman. Pelaku pengeboman dan jaringannya merupakan orang yang tidak bertuhan dan tidak berprikemanusiaan sehingga melanggar Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

“Kita mengimbau seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara untuk tidak terpancing atas isu pengeboman dan aksi kekerasan lainnya yang dapat memicu perpecahan antar umat beragama. Dengan itu, seluruh umat beragama untuk tetap bergandeng tangan dalam menjaga kerukunan umat beragama yang telah terbina dengan baik selama ini di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara,” tegas Fadli Yasir.

Menurutnya, aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus pengeboman dan menangkap jaringan pelaku serta mendesak polisi meningkatkan profesioanalitas dalam pelayanan memberikan keamanan dan kenyamanan melakukan kegiatan ibadah.

Nahdlatul Ulama Kota Tebing Tinggi melalui Ketua Tanfiziah, Ir Oki Doni Siregar mengajak agar masyarakat di Kota Tebing Tinggi jangan terpancing dengan kejadian bom bunuh diri. “Mari kita bergandeng tangan untuk menjaga kekondusifan ini. Pelaku bom tersebut adalah orang yang sengaja membuat suasana kerharmonisan antar umat beragama menjadi resah,” kata Oki Doni. Menurutnya, tetap ciptakan keharmonisan dalam kerukunan umat beragama. ((uje/tri/nan/mag-3/jul/adl)

Pelaku peledakan bom bunuh diri, Ahamad Yosefa alias Hayat diduga kuat tidak beraksi sendirian. Pria asal Cirebon ini diduga bersama seorang koleganya sebelum beraksi meledakkan diri di pintu masuk Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Minggu (25/9) lalu. Tak hanya itu, Hayat sudah beberapa hari berada di Solo. Dan kuat dugaan dia sudah memetakan sasaran yang akan dijadikan lokasi aksi bom bunuh dirinya.

Sejumlah warga di yang tinggal di sekitar lokasi gereja sempat memergoki keberadaan Hayat bersama salah satu pria tak dikenal. Hayat bahkan sudah berada di sekitar gereja pada Sebtu sore sekitar pukul 18.00 WIB.

Menurut Badi Amelas, seorang pemilik warung yang berada di sebelah timur GBIS mengaku melihat orang mirip Hayat berada di seputaran gereja sejak satu hari sebelum aksi peledakan dilakukan atau pada Sabtu (24/9) kemarin.
“Awalnya sekitar jam enam sore, dia sempat tanya kepada saya di mana lokasi warnet terdekat. Sebab, katanya dia sedang janjian sama temannya. Setalah saya jawab dia langsung berjalan ke arah timur. Tepat di perempatan, saya melihat dia tengah mengobrol dengan seorang pria. Mungkin sekali orang itu adalah temannya,” jelas Badi kepada Radar Solo kemarin (27/9).

Usai bertemu dengan pria tersebut, Hayat kembali ke warung untuk memasan makanan tanpa ditemani oleh temannya. “Dia pergi cuman sebentar. Kebetulan saat itu saya sedang membeli rokok di warung. Jadi saya lihat orang itu sedang ngobrol di perempatan timur warung saya,” jelasnya.

Penampilan Hayat saat itu sekilas tidak terlalu mencurigakan. Hanya saja pria tersebut membawa tas ransel kecil dan memakai headset di telinga sebelah kiri. “Saat makan saya malah sempat memperingatkan, kalau makan tasnya jangan ditaruh di depan. Biar tidak mengganggu. Tapi orangnya diam saja. Selama di warung memang dia tidak banyak bicara,” tambahnya.

Sayang Badi tidak mengetahui ke mana perginya orang itu setelah selesai makan. Badi lebih dulu pergi sebelum Hayat selesai makan di warungnya. Nah, keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB Badi kembali bertemu dengan pria yang mirip Hayat. Namun tidak di warungnya. Tapi di warung depan miliknya tepatnya milik Karti.  “Pada Minggu saya sempat bertemu lagi di warungnya Bu Karti. Saya sempat menyapa lho Mas kamu kan yang semalem di warung saya, tapi orangnya tidak menjawab apa-apa,” tambahnya.

Terpisah, Mulyadi pemilik warung makan yang letaknya hanya beberapa meter dari lokasi ledakan, mengaku setelah melihat foto yang disebar Mabes Polri, dia meyakini bahwa pria yang berada di foto tersebut merupakan pria yang sama dengan pria yang jajan di warungnya pada Minggu pagi (25/9).

Saat membuka warungnya sekitar pukul 07.00 WIB, datang dua pria kemudian mampir ke warungnya. Menurutnya, salah satu pria tersebut memakai pakaian yang identik dengan pelaku bom bunuh diri. Sedangkan rekan pelaku, memakai baju berwarna biru serta celana dan sepatu hitam.

“Saya yakin orang yang makan di sini pada hari Minggu pagi itu sama dengan yang ada difoto yang sudah disebarkan oleh pihak kepolisan. Tapi pas makan di sini tidak sendirian. Dia berdua sama temannya,” terang Mulayadi, kemarin (27/9).

Sementara itu, polisi terus melakukan penyelidikan bom bunuh diri ini. Beberapa barang bukti yang terkait bom bunuh diri itu terus dikumpulkan polisi. Tak terkecuali beberapa serpihan logam yang bersarang di tubuh korban ledakan.
Usai melakukan operasi pengambilan material benda asing yang tertanam ditubuh korban, rencananya pihak Rumah Sakit (RS) Dr Oen menyerahkan benda yang diduga percikan material bom kepada pihak kepolisian, kemarin (27/9). Benda – benda asing yang sempat tertanam ditubuh korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Minggu lalu akan dijadikan barang bukti penyelidikan kepolisian.

Kepala Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) Rudi Handoyo mengatakan, Kondisi terakhir kesehatan korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) hingga kemarin (27/9) sudah membaik. Dari dua korban yang masih tersisa di Intensive Care Unit (ICU) diperkirakan kemarin sudah dapat dipindahkan di ruang bansal.
Selanjutya, material yang tertanam didalam tubuh korban sebelum dilakukan operasi rencananya menjadi barang bukti identifikasi pihak kepolisian. Benda asing tersebut berupa enam baut dan puluhan paku yang sebelumnya masuk dalam tubuh korban ledakan bom. Proses operasi pengambilan benda asing tersebut mulai dari kaki, perut, hingga otak korban yang terkena percikan bom dikepalanya.

“Kondisi terakhir korban baik, bahkan yang ada material di dalam otak sudah sadar, dan bisa pindah kebangsal. Dari awal kita kumpulkan barang bukti, dari pasien A ini benda yang masuk, dan dari pasien B ini. Nanti kita berikan ke kepolisian dengan bukti serah terima,” ujarnya kepada Radar Solo (grup Sumut Pos), kemarin (27/9).

Menurutnya, ada sejumlah barang bukti material yang diserahkan ke pihak kepolisian. Antara lain enam baut, pecahan pelat dan puluhan paku. Baut tersebut termasuk material yang diambil dari salah satu korban ledakan bom yang mengenai kepalanya hingga masuk 2 inchi.

Selain itu, menurut Rudi, barang yang nantinya diminta pihak kepolisian termasuk hasil diagnosis tim dokter terhadap kondisi kesehatan korban. “Memang ada mur di dalam otak yang masuk hingga sedalam jari kelingking. Tetapi sudah dilakukan operasi secara normal. Yang lainnya pelat yang masuk ke perut hingga kandung kemih,” terangnya.
Meski pasien sampai saat ini masih merasa sakit kepala, tetapi secara umum kondisi fisik pasien sudah mulai membaik. Pihak rumah sakit akan tetap melakukan pendampingan hingga hingga kondisi pasien benar-benar baik. “Ya, kami pantau selanjutnya, mungkin kadang-kadang sakit kepala. Tetapi secara garis besar kondisi sudah baik,” katanya.

Ormas Mengutuk

Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara mengutuk keras tindakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Keputon Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9).

“Tindakan itu merupakan perbuatan paling biadab dan hanya dilakukan oleh orang yang tidak beragama. Karena agama apapun di dunia ini tidak pernah mengajarkan umatnya untuk menyakiti orang lain apalagi membunuh,” ujar Ketua MPW PP Sumut, Anuar Shah, Selasa (27/9).

Pria yang akrab disapa Aweng itu menegaskan, perbuatan itu sebagai sebuah kebiadaban yang harus diperangi bersama. “Siapapun pelakunya atau komplotan yang meneror masyarakat merupakan musuh besar semua anak bangsa,” tegasnya.

Anuar Shah mengimbau seluruh kader PP tidak terprovokasi dengan aksi brutal bom bunuh diri. “Kader PP jangan mudah terprovokasi dan diminta menjaga situasi kondusif untuk membantu pihak kepolisian mengantisipasi tindakan brutal tersebut,” ujarnya.

Aweng menginstruksikan kader PP diinstruksikan untuk mawas diri dan berperan serta menjaga seluruh rumah ibadah di Sumut. “Saya yakin polisi akan segera menuntaskan kasus bom bunuh diri dan menangkap seluruh jaringan yg ada di balik kejadian tersebut,” ujarnya.

Kejadian bom bunuh diri tidak boleh terulang lagi di republik ini. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat diminta menggalang persatuan dan kesatuan serta menjaga kewaspadaan terutama di lingkungan masing-masing.
“Laporkan kepada aparat apabila melihat gerak gerik orang yang mencurigakan atau orang yang tidak dikenal sebelumnya di lingkungan masing-masing,” ujarnya.

Bagaimanapun lanjut Aweng, jumlah personel aparat keamanan sangat terbatas sehingga dibutuhkan peran serta masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban masing-masing.

“Saya berharap kepada kader PP khususnya yang berada di Sumatera Utara untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan paling tidak di lingkungannya masing-masing karena kitalah yang mengenal siapa dan bagaimana lingkungan kita masing-masing,” ujarnya.

Forum Silaturahmi Pemuda Sumatera Utara juga mengutuk keras aksi pengeboman. “Apapun motifnya, bom bunuh diri tersebut telah melukai rasa keamanan warga dan melukai keharmonisan kehidupan umat beragama di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” ujar Juru Bicara Forum Silaturahmi Pemuda Sumut, H Fadli Yasir, Senin (26/9).

Selain mengutuk keras aksi pengeboman, Forum Silaturahmi Pemuda Sumut juga menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya terhadap korban pengeboman. Pelaku pengeboman dan jaringannya merupakan orang yang tidak bertuhan dan tidak berprikemanusiaan sehingga melanggar Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

“Kita mengimbau seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara untuk tidak terpancing atas isu pengeboman dan aksi kekerasan lainnya yang dapat memicu perpecahan antar umat beragama. Dengan itu, seluruh umat beragama untuk tetap bergandeng tangan dalam menjaga kerukunan umat beragama yang telah terbina dengan baik selama ini di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara,” tegas Fadli Yasir.

Menurutnya, aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus pengeboman dan menangkap jaringan pelaku serta mendesak polisi meningkatkan profesioanalitas dalam pelayanan memberikan keamanan dan kenyamanan melakukan kegiatan ibadah.

Nahdlatul Ulama Kota Tebing Tinggi melalui Ketua Tanfiziah, Ir Oki Doni Siregar mengajak agar masyarakat di Kota Tebing Tinggi jangan terpancing dengan kejadian bom bunuh diri. “Mari kita bergandeng tangan untuk menjaga kekondusifan ini. Pelaku bom tersebut adalah orang yang sengaja membuat suasana kerharmonisan antar umat beragama menjadi resah,” kata Oki Doni. Menurutnya, tetap ciptakan keharmonisan dalam kerukunan umat beragama. ((uje/tri/nan/mag-3/jul/adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/