26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sepi Peminat, Jurusan Pertanian Terancam Bubar

Fakultas Pertanian sepi peminat.
Fakultas Pertanian sepi peminat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para calon siswa maupun mahasiswa makin kurang meminati jurusan pertanian, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Hal ini membuat jurusan pertanian terancam gulung tikar. Rendahnya minat tersebut ditengarai sebagai salah satu penyebab Indonesia tak kunjung memiliki kedaulatan pangan.

Salah seorang guru perwakilan dari PGRI Banjarnegara, Hadi Supeno, membeberkan permasalahan tersebut dalam acara konvensi pendidikan yang digelar PGRI di Jakarta, kemarin (19/2). “Galau pasti. Kami guru terutama yang berada di daerah merasa sedih, bagaimana mungkin Indonesia sebagai negara agraris, tidak memiliki generasi petani masa depan,” kata Hadi.

Menurut dia, ancaman gulung tikarnya jurusan pertanian ini saat ini belum ada solusi. Pemerintah belum memiliki langkah konkrit atas minimnya minat generasi muda. Padahal seharusnya, lanjut dia, sebagai negara agraris Indonesia harus memiliki sumber daya yang tangguh di bidang pertanian. Oleh karena itu, ia meminta agar persoalan ini juga mendapat perhatian dari seluruh pemerhati pendidikan. Setidaknya, ia berharap agar dapat dipikirkan bersama dan dicari solusinya dalam acara konvensi tersebut. “Pangan dan energi adalah masa depan. Itu harus kita perhatikan serius jika negara ini ingin maju. Harus dipikirkan juga, apa sumbangan pendidikan untuk pertanian,” ungkapnya.

Sementara itu, pemerhati pendidikan Yudi Latif mengatakan tak hanya masalah pertanian, dunia pendidikan secara keseluruhan merupakan kunci dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Ia pun setuju untuk dilakukan pembenahan lebih baik lagi terkait pendidikan di Indonesia. “Berbicara apapun, kita tidak bisa melepaskan diri dari pendidikan. Mau pertanian, maritim, pangan, politik, demokrasi dan sebagainya,” ujarnya mantan Wakil Rektor Universitas Paramadina itu

Namun, lanjutnya, hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru. Menurutnya, kondisi pendidikan baik sekarang maupun masa mendatang sangat bergantung dari bagaimana guru dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam mendidik secara baik.

Senada dengan Yudi Latif, Ketua Umum PB PGRI Sulistyo mengatakan bahwa banyak hal yang menaruh harapan besar pada pendidikan. Itu sebabnya pendidikan harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah. Meski hingga kini diakuinya, pemerintah masih belum memiliki rencana pembanguan pendidikan yang jelas. Yang kemudian menyebabkan pendidikan di Indonesia tak jelas arahnya.

“Menjadi persoalan besar, tetapi selama ini pemerintah belum pernah memiliki platform pembangunan pendidikan yang jelas. Itulah mengapa kami mengumpulkan para ahli pendidikan, guru dan lintas profesi untuk bersama-sama memberikan sumbangan pemikiran bagi pembangunan pendidikan masa depan,” tuturnya. (mia/agm)

Fakultas Pertanian sepi peminat.
Fakultas Pertanian sepi peminat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para calon siswa maupun mahasiswa makin kurang meminati jurusan pertanian, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Hal ini membuat jurusan pertanian terancam gulung tikar. Rendahnya minat tersebut ditengarai sebagai salah satu penyebab Indonesia tak kunjung memiliki kedaulatan pangan.

Salah seorang guru perwakilan dari PGRI Banjarnegara, Hadi Supeno, membeberkan permasalahan tersebut dalam acara konvensi pendidikan yang digelar PGRI di Jakarta, kemarin (19/2). “Galau pasti. Kami guru terutama yang berada di daerah merasa sedih, bagaimana mungkin Indonesia sebagai negara agraris, tidak memiliki generasi petani masa depan,” kata Hadi.

Menurut dia, ancaman gulung tikarnya jurusan pertanian ini saat ini belum ada solusi. Pemerintah belum memiliki langkah konkrit atas minimnya minat generasi muda. Padahal seharusnya, lanjut dia, sebagai negara agraris Indonesia harus memiliki sumber daya yang tangguh di bidang pertanian. Oleh karena itu, ia meminta agar persoalan ini juga mendapat perhatian dari seluruh pemerhati pendidikan. Setidaknya, ia berharap agar dapat dipikirkan bersama dan dicari solusinya dalam acara konvensi tersebut. “Pangan dan energi adalah masa depan. Itu harus kita perhatikan serius jika negara ini ingin maju. Harus dipikirkan juga, apa sumbangan pendidikan untuk pertanian,” ungkapnya.

Sementara itu, pemerhati pendidikan Yudi Latif mengatakan tak hanya masalah pertanian, dunia pendidikan secara keseluruhan merupakan kunci dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Ia pun setuju untuk dilakukan pembenahan lebih baik lagi terkait pendidikan di Indonesia. “Berbicara apapun, kita tidak bisa melepaskan diri dari pendidikan. Mau pertanian, maritim, pangan, politik, demokrasi dan sebagainya,” ujarnya mantan Wakil Rektor Universitas Paramadina itu

Namun, lanjutnya, hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru. Menurutnya, kondisi pendidikan baik sekarang maupun masa mendatang sangat bergantung dari bagaimana guru dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam mendidik secara baik.

Senada dengan Yudi Latif, Ketua Umum PB PGRI Sulistyo mengatakan bahwa banyak hal yang menaruh harapan besar pada pendidikan. Itu sebabnya pendidikan harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah. Meski hingga kini diakuinya, pemerintah masih belum memiliki rencana pembanguan pendidikan yang jelas. Yang kemudian menyebabkan pendidikan di Indonesia tak jelas arahnya.

“Menjadi persoalan besar, tetapi selama ini pemerintah belum pernah memiliki platform pembangunan pendidikan yang jelas. Itulah mengapa kami mengumpulkan para ahli pendidikan, guru dan lintas profesi untuk bersama-sama memberikan sumbangan pemikiran bagi pembangunan pendidikan masa depan,” tuturnya. (mia/agm)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/