JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Konfrensi Asia Afrika (KAA) 2015 tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi peran Indonesia dalam panggung politik internasional. Even internasional itu juga momentum bagi negara-negara Asia dan Afrika, terutama Indonesia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Khusus untuk Indonesia, di antara yang didorong adalah sektor industri kreatif dan pariwisata. Even KAA dimanfaafkan menjadi ajang promosi. Sejumlah stan dari kementerian maupun pelaku industri kreatif dari sejumlah daerah, turut hadir meramaikan perhelatan di arena konferensi yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
“Kerja sama Selatan-Selatan ini menjadi sangat penting sebagai solidaritas antarnegara berkembang. Sedangkan, Kerja sama Segitiga bisa memaksimalkan potensi dengan melibatkan negara yang memang ahli dalam sektor tersebut,” jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta Convention Center (JCC) kemarin (19/4).
Dalam even yang diresmikannya tersebut, dia mengungkap, sejumlah sektor yang dilirik untuk dipromosikan. Mulai dari agrikultur, keamanan pangan dan sosial; risiko bencana; demokrasi; industri dan perdagangan; infrastruktur; serta sumber daya manusia.
Salah satu stan yang cukup ramai dikunjungi peserta KAA adalah stan yang dikelola Wahid Home Industri. Produk rumahan yang ditawarkan di sana di antaranya matras dari bahan batik, sajadah empuk, dan bantal. Beberapa peserta dari sejumlah negara tampak asyik barfoto ria dengan produk-produk unik di stan tersebut.
“Kami memang tidak mengincar penjualan di sini, tapi kami punya harapan besar nantinya jaringan perdagangan kami bisa melebar hingga ke luar negeri,” kata pemilik stan Wahid Syafruddin.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, KAA memang menjadi kesempatan promosi industri kreatif sekaligus pariwisata ke dunia. Untuk perhelatan KAA di Bandung saja, pihaknya memperkirakan setidaknya 2.500 wisatawan mancanegara dan 100 ribu wisatawan lokal yang ikut meramaikan.
“Perkiraan 2.500 orang termasuk para delegasi, wartawan, dan peserta parade yang datang. Makanya saya mengimbau semua untuk datang ke Bandung,” terangnya.
Dengan jumlah wisman itu, dia mengungkapkan bakal ada pemasukan devisa setara Rp36 triliun. Sedangkan, pendapatan dari wisatawan domestik diprediksi mencapai Rp100 miliar. “Tapi yang paling penting adalah sorotan dunia ke Jakarta dan Bandung. Bayangkan, pemerintah mengeluarkan izin kepada 436 wartawan asing untuk meliput agenda ini,” terangnya.
Karena itu, dia mengaku sengaja mengusung beberapa acara yang fokus untuk promosi pariwisata terhadap wisman. Misalnya, acara Bandung Walk yang akan memamerkan situs bersejarah di Bandung. Atau atraksi 20 ribu angklung yang bakal memecahkan rekor dunia.
Pengamat Ekonomi William Hanley menegaskan, potensi ekonomi Asia dan Afrika sangatlah besar. Apalagi, banyak negara emerging market yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi besar dunia di masa depan, berasal dari dua wilayah ini. “Karena itu, aspek pengembangan ekonomi menjadi sangat signifikan,” ujarnya kemarin (19/4).
Lihat saja fakta-fakta berikut ini. Per 2014 lalu, total populasi Asia dan Afrika mencapai 5,6 miliar penduduk atau 3/4 dari total populasi dunia yang sebesar 7,2 miliar. Besarnya pasar itu juga didukung dengan porsi ekonomi Asia Afrika yang tercatat USD 24.870,29 miliar atau 32,9 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dunia. Dari sisi perdagangan internasional, Asia Afrika juga mencatat kinerja ekspor USD 7.581 miliar atau 42 persen dari total ekspor dunia, serta nilai impor USD 7.803 miliar atau 41 persen dari total impor dunia.
Menurut William, pertemuan bilateral yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara peserta KAA juga akan banyak diisi dengan kerjasama ekonomi. Hal itu akan membuat KAA ini menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi negara-negara peserta. “Apalagi, dengan kondisi Eropa yang ekonominya belum pulih, Asia dan Afrika menjadi kawasan yang sangat menarik untuk investasi,” katanya.
William menyebut, kisah sukses beberapa investor global yang berinvestasi di Indonesia, juga bisa menjadi kisah sukses yang akan ditiru investor lain. Misalnya, hadirnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diharapkan bisa menularkan semangat Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi utama mereka. “Ini bisa memacu FDI (foreign direct investment atau investasi asing langsung) ke Indonesia,” jelasnya.
Pelaku usaha kecil menengah (UKM) pun juga bisa mendapat manfaat dari perhelatan KAA ini. Menurut William, adanya program pemberian cenderamata berupa liontin batu pancawarna asal Jawa Barat maupun cincin Baturaja dari Aceh kepada para pimpinan negara, juga bisa menjadi ajang promosi efektif bagi UKM di sektor batu mulia. “Perajin bisa membidik pasar ekspor yang sangat besar,” ujarnya. (bil/dyn/owi/end/jpnn/rbb)