25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ciptakan Kulkas Tanpa Freon dan Listrik

Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri
Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelajar Indonesia terus mengukir prestasi gemilang di kancah internasional. Mereka adalah Muhtaza Aziziya Syafiq; 16, dan Anjani Rahma Putri; 17 dari SMAN 2 Sekayu, Banyuasin, Sumatera Selatan. Keduanya meraih Grand Award for 3rd dan Special Award dalam kompetisi peneliti muda bertajuk Intel-International Science Engineering Fair (Intel-ISEF) di Amerika Serikat.

Prestasi Aziziya dan Anjani itu diraih dengan penelitian yang cukup menarik. Mereka berdua meneliti penciptaan kulkas tanpa Freon dan listrik. Atas penghargaan ini, mereka mendapatkan hadiah uang tunai USD 10 ribu (Rp 114 juta). Kedatangan mereka berdua di Bandara Soekarno Hatta kemarin pagi, disambut Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar.

Aziziya menuturkan, dia dan kawannya meneliti kulkas tanpa Freon dan listrik diawali dari kondisi lingkungan tempat tinggalnya. “Di tempat kami listrik terbatas. Jadi harus diciptakan suatu trobosan,” ujar dia kemarin. Menurutnya keberadaan kulkas bagi masyarakat setempat sangat penting. Sebab kampungnya memiliki potensi sayur dan buah-buayan yang cukup bagus.

“Kalau tidak disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas, red), potensi sayur dan buah-buahan itu sayang sekali,” kata dia. Aziziya menuturkan ia dan temannya mengganti penggunaan freon dengan etanol (etil alkohol/alkohol murni) yang sangat mudah didapat masyarakat. Dengan proses kimia yang mudah, penggunaan etanol itu bisa menggantikan penggunaan freon untuk menciptakan kulkas.

Aziziya menuturkan kulkas yang mereka ciptakan diberinama Green Refrigerant Box. Kotak pendingin ramah lingkungan itu mampu menurunkan suhu dari 28 derajat celcius ke suhu 5,5 derajat celcius. Selama ini penelitian itu dilakukan di laboratorium SMAN 2 Sekayu, Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pendamping tim Abu Amar mengatakan, pada awalnya sempat khawatir penelitian ini akan ditolak dewan juri. Sebab pada saat penjurian tingkat pertama, dewan juri sempat menyebutkan ada beberapa kekurangan. “Kami deg-degan. Tapi Alhamdulillah setelah ada perbaikan, kami bisa mendapatkan spesial award,” ujarnya.

Harris Iskandar menuturkan, prestasi delegasi Indonesia ini sangat spesial. “Apalagi pada ajang ini, kali pertama Kemendikbud mengirimkan tim untuk Intel-ISEF,” jelas dia. Menurut Harris, prestasi gemilang ini menunjukkan masa depan pendidikan Indonesia cerah. Dia mengatakan Aziziya dan Anjani disiapkan beasiswa unggulan untuk kuliah di luar negeri maupun di dalam negeri.

“Kami juga komunikasi dengan Kemenkum HAM untuk memantenkan penelitian mereka,” papar Harris. Dia berharap prestasi ini bisa menular ke pelajar-pelajar Indonesia lainnya. (wan)

Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri
Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelajar Indonesia terus mengukir prestasi gemilang di kancah internasional. Mereka adalah Muhtaza Aziziya Syafiq; 16, dan Anjani Rahma Putri; 17 dari SMAN 2 Sekayu, Banyuasin, Sumatera Selatan. Keduanya meraih Grand Award for 3rd dan Special Award dalam kompetisi peneliti muda bertajuk Intel-International Science Engineering Fair (Intel-ISEF) di Amerika Serikat.

Prestasi Aziziya dan Anjani itu diraih dengan penelitian yang cukup menarik. Mereka berdua meneliti penciptaan kulkas tanpa Freon dan listrik. Atas penghargaan ini, mereka mendapatkan hadiah uang tunai USD 10 ribu (Rp 114 juta). Kedatangan mereka berdua di Bandara Soekarno Hatta kemarin pagi, disambut Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar.

Aziziya menuturkan, dia dan kawannya meneliti kulkas tanpa Freon dan listrik diawali dari kondisi lingkungan tempat tinggalnya. “Di tempat kami listrik terbatas. Jadi harus diciptakan suatu trobosan,” ujar dia kemarin. Menurutnya keberadaan kulkas bagi masyarakat setempat sangat penting. Sebab kampungnya memiliki potensi sayur dan buah-buayan yang cukup bagus.

“Kalau tidak disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas, red), potensi sayur dan buah-buahan itu sayang sekali,” kata dia. Aziziya menuturkan ia dan temannya mengganti penggunaan freon dengan etanol (etil alkohol/alkohol murni) yang sangat mudah didapat masyarakat. Dengan proses kimia yang mudah, penggunaan etanol itu bisa menggantikan penggunaan freon untuk menciptakan kulkas.

Aziziya menuturkan kulkas yang mereka ciptakan diberinama Green Refrigerant Box. Kotak pendingin ramah lingkungan itu mampu menurunkan suhu dari 28 derajat celcius ke suhu 5,5 derajat celcius. Selama ini penelitian itu dilakukan di laboratorium SMAN 2 Sekayu, Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pendamping tim Abu Amar mengatakan, pada awalnya sempat khawatir penelitian ini akan ditolak dewan juri. Sebab pada saat penjurian tingkat pertama, dewan juri sempat menyebutkan ada beberapa kekurangan. “Kami deg-degan. Tapi Alhamdulillah setelah ada perbaikan, kami bisa mendapatkan spesial award,” ujarnya.

Harris Iskandar menuturkan, prestasi delegasi Indonesia ini sangat spesial. “Apalagi pada ajang ini, kali pertama Kemendikbud mengirimkan tim untuk Intel-ISEF,” jelas dia. Menurut Harris, prestasi gemilang ini menunjukkan masa depan pendidikan Indonesia cerah. Dia mengatakan Aziziya dan Anjani disiapkan beasiswa unggulan untuk kuliah di luar negeri maupun di dalam negeri.

“Kami juga komunikasi dengan Kemenkum HAM untuk memantenkan penelitian mereka,” papar Harris. Dia berharap prestasi ini bisa menular ke pelajar-pelajar Indonesia lainnya. (wan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/