26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Image Vietnam di Dunia Berubah

China evakuasi warganya dari Vietnam.
China evakuasi warganya dari Vietnam.

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok akhirnya mengevakuasi seluruh penduduk yang tinggal di Vietnam. Kemarin (19/5) mereka mengevakuasi lebih dari 1.800 orang. Ada empat kapal yang disiapkan untuk mengangkut warga Tiongkok tersebut dan dua di antaranya sudah meninggalkan Pelabuhan Vung Ang. Setiap kapal berisi lebih dari 900 orang. Salah satu kapal yang bernama Wuzhishan sudah tiba di Pelabuhan Kota Haikou dengan membawa 989 penumpang.

Akhir pekan lalu sudah tiga ribu orang diangkut melalui jalur darat dan air. Mayoritas orang merupakan pekerja di Formosa Steel milik warga Taiwan. Perusahaan tersebut berada di Kota Ha Tinh yang menjadi pusat kerusuhan protes anti-Tiongkok pada Selasa dan Rabu lalu. Kerusuhan tersebut menewaskan dua orang warga Tiongkok. Sekitar 140 orang lain terluka.

Pemerintah Vietnam sudah menangkap 300 orang yang dituduh sebagai biang kerusuhan. Ribuan petugas keamanan juga diterjunkan untuk mengamankan situasi. Termasuk ditempatkan di jalan-jalan yang menuju kedutaan besar Tiongkok serta titik rawan lain. Kemarin suasana sudah mulai tenang dan terkendali.

Kerusuhan itu membuat image Vietnam di mata dunia berubah. Sebab, perusahaan dan fasilitas asing yang bukan milik warga Tiongkok ikut dirusak saat kerusuhan terjadi. Sebelumnya, negara tersebut dianggap tempat yang aman dengan gaji buruh rendah. Setiap tahun peningkatan investor ke Vietnam cukup signifikan. Tahun lalu Vietnam berhasil mendulang USD 21,6 miliar dari investasi luar negeri.

Penanaman modal asing itu meningkat cukup signifikan jika dibandingan pada 2012 yang hanya USD 16 miliar. “Kejadian ini pasti akan berdampak besar pada image Vietnam yang selama ini dilihat sebagai negara yang ramah investor,” ujar salah seorang diplomat asing yang tidak mau dikorankan namanya.

Pemerintah Vietnam berencana memberikan kompensasi untuk perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian. Kompensasi tersebut bisa berupa pengurangan atau pembebasan pajak dan berbagai skema lain. Hingga saat ini total kerugian belum diketahui secara pasti.

China Daily melaporkan bahwa saat ini pengusaha Tiongkok dilanda kegalauan. Mereka harus memutuskan akan kembali ke Vietnam atau meninggalkan negara itu. Sebab, kisruh antara dua negara itu tidak akan selesai dalam waktu dekat. Pemicunya, sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Vietnam maupun Tiongkok tidak berniat mengalah. Sementara itu, para pengusaha tersebut telah telanjur memiliki pabrik di Vietnam. Jika pabrik tersebut ditinggalkan begitu saja, mereka tentu merugi besar. Kalau tetap tinggal, mereka tidak aman. Warga Tiongkok juga mengalami kerugian besar karena properti mereka dibakar dan dijarah massa.

“Pemerintah (Vietnam, Red) telah melakukan sesuatu, tetapi hal itu tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan investor,” ujar pengamat ekonomi Nguyen Quang A. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Hong Lei menegaskan, kerusuhan di Vietnam telah membuat hubungan dua negara semakin memburuk. (AFP/Reuters/ChinaDaily/sha/c2 0/tia)

China evakuasi warganya dari Vietnam.
China evakuasi warganya dari Vietnam.

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok akhirnya mengevakuasi seluruh penduduk yang tinggal di Vietnam. Kemarin (19/5) mereka mengevakuasi lebih dari 1.800 orang. Ada empat kapal yang disiapkan untuk mengangkut warga Tiongkok tersebut dan dua di antaranya sudah meninggalkan Pelabuhan Vung Ang. Setiap kapal berisi lebih dari 900 orang. Salah satu kapal yang bernama Wuzhishan sudah tiba di Pelabuhan Kota Haikou dengan membawa 989 penumpang.

Akhir pekan lalu sudah tiga ribu orang diangkut melalui jalur darat dan air. Mayoritas orang merupakan pekerja di Formosa Steel milik warga Taiwan. Perusahaan tersebut berada di Kota Ha Tinh yang menjadi pusat kerusuhan protes anti-Tiongkok pada Selasa dan Rabu lalu. Kerusuhan tersebut menewaskan dua orang warga Tiongkok. Sekitar 140 orang lain terluka.

Pemerintah Vietnam sudah menangkap 300 orang yang dituduh sebagai biang kerusuhan. Ribuan petugas keamanan juga diterjunkan untuk mengamankan situasi. Termasuk ditempatkan di jalan-jalan yang menuju kedutaan besar Tiongkok serta titik rawan lain. Kemarin suasana sudah mulai tenang dan terkendali.

Kerusuhan itu membuat image Vietnam di mata dunia berubah. Sebab, perusahaan dan fasilitas asing yang bukan milik warga Tiongkok ikut dirusak saat kerusuhan terjadi. Sebelumnya, negara tersebut dianggap tempat yang aman dengan gaji buruh rendah. Setiap tahun peningkatan investor ke Vietnam cukup signifikan. Tahun lalu Vietnam berhasil mendulang USD 21,6 miliar dari investasi luar negeri.

Penanaman modal asing itu meningkat cukup signifikan jika dibandingan pada 2012 yang hanya USD 16 miliar. “Kejadian ini pasti akan berdampak besar pada image Vietnam yang selama ini dilihat sebagai negara yang ramah investor,” ujar salah seorang diplomat asing yang tidak mau dikorankan namanya.

Pemerintah Vietnam berencana memberikan kompensasi untuk perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian. Kompensasi tersebut bisa berupa pengurangan atau pembebasan pajak dan berbagai skema lain. Hingga saat ini total kerugian belum diketahui secara pasti.

China Daily melaporkan bahwa saat ini pengusaha Tiongkok dilanda kegalauan. Mereka harus memutuskan akan kembali ke Vietnam atau meninggalkan negara itu. Sebab, kisruh antara dua negara itu tidak akan selesai dalam waktu dekat. Pemicunya, sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Vietnam maupun Tiongkok tidak berniat mengalah. Sementara itu, para pengusaha tersebut telah telanjur memiliki pabrik di Vietnam. Jika pabrik tersebut ditinggalkan begitu saja, mereka tentu merugi besar. Kalau tetap tinggal, mereka tidak aman. Warga Tiongkok juga mengalami kerugian besar karena properti mereka dibakar dan dijarah massa.

“Pemerintah (Vietnam, Red) telah melakukan sesuatu, tetapi hal itu tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan investor,” ujar pengamat ekonomi Nguyen Quang A. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Hong Lei menegaskan, kerusuhan di Vietnam telah membuat hubungan dua negara semakin memburuk. (AFP/Reuters/ChinaDaily/sha/c2 0/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/