JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua belas perguruan tinggi Islam negeri menyusul bertransformasi. Presiden Joko Widodo, kemarin, meresmikan perubahan status tersebut. Tiga berubah dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi universitas Islam negeri (UIN), dan sembilan yang lain dari sekolah tinggi Islam negeri (STAIN) menjadi IAIN.
Perguruan tinggi Islam yang kini menjadi institut adalah IAIN Jember, IAIN Salatiga, IAIN Purwokerto, IAIN Samarinda, IAIN Palangkaraya, IAIN Kendari, IAIN Manado, IAIN Palopo, dan IAIN Langsa.
Sedangkan tiga yang bertransformasi menjadi universitas adalah UIN Wali Songo Semarang, UIN Raden Fatah Palembang, dan UIN Sumatera Utara Medan.
“Saya menyambut baik transformasi perguruan tinggi ke institut atau yang institut ke universitas ini,” kata presiden dalam acara peresmian di Istana Negara, Jakarta, kemarin (19/12).
Presiden menyatakan telah banyak melihat contoh hasil transformasi. Salah satunya ketika memantau perkembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini.
“Fakultas kedokterannya (UIN Jakarta) bagus sekali,” lanjut presiden. Jokowi lalu menyinggung tentang fasilitas baru, berupa rumah sakit, yang dimiliki UIN pasca berubah menjadi universitas.
Di depan para rektor perguruan tinggi Islam seluruh Indonesia yang khusus diundang di acara tersebut, dia menyatakan, rumah sakit yang diserahkan dari kementerian agama ke UIN itu telah memiliki multimanfaat. Selain memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit UIN juga menjadi media pembelajaran.
Selain meresmikan perubahan status sejumlah perguruan tinggi, presiden juga sekaligus mencanangkan program 5 ribu doktor 2015-2019 dari perguruan-perguruan tinggi Islam. Pemerintah melalui kementerian agama merasa perlu mendorong tercetaknya para doktor itu untuk kepentingan posisi Indonesia kedepan. Yaitu, agar bisa menjadi salah satu kiblat pendidikan Islam dunia nantinya.
“Kepada para pemimpin dunia, saya sering sampaikan pendekatan keagamaan di Indonesia itu telah terbukti efektif untuk menyelesaikan beragam masalah,” kata Jokowi.
Salah satunya, sebut dia, masalah terorisme. Selain pendekatan keamanan, Indonesia selama ini lebih banyak menyelesaikan persoalan terorisme lewat pendekatan keagamaan dan kultural.
“Seperti apa (pendekatannya)? Tanya pada para ustad kami, pada para kiai kami, atau kepada NU dan Muhammadiyah, serta ormas lain. Bagaimana pendekatan beliau-beliau ini kepada masyarakat,” beber presiden, mengulang jawabannya saat ditanya sejumlah pemimpin dunia.
Di Indonesia saat ini memiliki 693 perguruan tinggi Islam. Terdiri atas 55 perguruan tinggi negeri dan 638 perguruan tinggi swasta. (dyn/sof)