25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Awal 2012, Dua Korban Tewas

Indonesia Waspada Flu Burung

JAKARTA- Kematian paman dan keponakan akibat flu burung di Jakarta benar-benar membuat cemas Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemarin (20/1) mereka menggelar rapat koordinasi lintas kementerian untuk menghalau penyebaran penyakit yang disebabkan virus H5N1 itu. Datangnya musim penghujan dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu penyebaran virus ini.

Usal rapat Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih memaparkan, kasus kematian ASR, balita lima tahun asal Tanjung Priok, Jakarta, sudah dinyatakan positif disebabkan karena flu burung. Endang mengatakan, pernyataan balita ini meninggal karena positif terjangkit H5N1 baru diketahui dua hari lalu.

Padahal, sejak dia menjalani perawatan di RS Persahabatan, Jakarta sejak Sabtu (7/1) dua pekan lalu. Setelah mengalami sesak nafas pada 13 Januari lalu, ASR dinyatakan meninggal 16 Januari dini hari.

Endang mengatakan, pada pemeriksaan tiga hari pertama, dokter menyatakan ASR negatif flu burung. Endang berkilah jika pada waktu itu mungkin dokter kurang dalam memeriksa sampel lendir di dada korban. Sehingga, tidak menemukan adanya H5N1 di lendirnya. “Dia tidak batuk dan pilek,” katanya. Dari kasus ini, Endang mengatakan tidak ada keselahan prosedur penanganan oleh pihak rumah sakit.

Kematian ASR ini adalah kasus kematian akibat flu burung di Jakarta dan di seluruh Indonesia pada tahun ini. Kasus kematian akibat flu burung dalam satu rumah ini, menurut Endang menjadi klaster flu burung pertama 2012. “Tetapi tidak klaster betul,” katanya. Endang mengingatkan, dalam dua kasus kematian ini, tim memastikan tidak ada penularan dari manusia ke manusia. Virus H5N1 masih ditularkan oleh unggas kepada manusia. “Virus di kita belum bermutasi,” tuturnya.(wan/jpnn)

Indonesia Waspada Flu Burung

JAKARTA- Kematian paman dan keponakan akibat flu burung di Jakarta benar-benar membuat cemas Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemarin (20/1) mereka menggelar rapat koordinasi lintas kementerian untuk menghalau penyebaran penyakit yang disebabkan virus H5N1 itu. Datangnya musim penghujan dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu penyebaran virus ini.

Usal rapat Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih memaparkan, kasus kematian ASR, balita lima tahun asal Tanjung Priok, Jakarta, sudah dinyatakan positif disebabkan karena flu burung. Endang mengatakan, pernyataan balita ini meninggal karena positif terjangkit H5N1 baru diketahui dua hari lalu.

Padahal, sejak dia menjalani perawatan di RS Persahabatan, Jakarta sejak Sabtu (7/1) dua pekan lalu. Setelah mengalami sesak nafas pada 13 Januari lalu, ASR dinyatakan meninggal 16 Januari dini hari.

Endang mengatakan, pada pemeriksaan tiga hari pertama, dokter menyatakan ASR negatif flu burung. Endang berkilah jika pada waktu itu mungkin dokter kurang dalam memeriksa sampel lendir di dada korban. Sehingga, tidak menemukan adanya H5N1 di lendirnya. “Dia tidak batuk dan pilek,” katanya. Dari kasus ini, Endang mengatakan tidak ada keselahan prosedur penanganan oleh pihak rumah sakit.

Kematian ASR ini adalah kasus kematian akibat flu burung di Jakarta dan di seluruh Indonesia pada tahun ini. Kasus kematian akibat flu burung dalam satu rumah ini, menurut Endang menjadi klaster flu burung pertama 2012. “Tetapi tidak klaster betul,” katanya. Endang mengingatkan, dalam dua kasus kematian ini, tim memastikan tidak ada penularan dari manusia ke manusia. Virus H5N1 masih ditularkan oleh unggas kepada manusia. “Virus di kita belum bermutasi,” tuturnya.(wan/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/