Sebagian uang tersebut diberikan untuk karyawan Thai Airways. Secara khusus, Rolls-Royce berharap Thai Airways melakukan pembelian kedua untuk mesin Trent 800. Kebetulan, saat itu Thai Airways baru saja membeli enam pesawat B777.
”Rolls-Royce ingin memastikan bahwa mesin Trent 800 yang akan dipilih Thai Airways. Mereka lalu nyuap perantara-perantara lainnya hingga bisa memengaruhi keputusan pembelian,” tulis SOF dalam statement of facts yang dirilis 17 Januari lalu.
Pembelian ketiga, Rolls-Royce menggelontorkan uang suap sebesar USD 7,2 juta atau setara dengan Rp 96 miliar.
Uang tersebut diberikan kepada agen pemerintah Thailand dan karyawan Thai Airways yang menjadi perantara.
Suap kali ini dilakukan Rolls-Royce agar Thai Airways yang masih mempertimbangkan pembelian pesawat B777 dengan mesin Trent 800 jadi membeli pesawat tersebut.
Di India, Rolls-Royce tidak menyuplai mesin untuk pesawat sipil, melainkan untuk pesawat pertahanan India. Ada dua kasus besar yang menjerat Rolls-Royce. Yakni pemalsuan pembukuan serta penyuapan.
Pemalsuan pembukuan, berdasarkan statement of facts yang dikeluarkan SFO, terjadi pada 25 Maret 2005-30 September 2009.
Di India, kasus yang berhubungan dengan penggunaan perantara dibatasi oleh pemerintah India.