29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

41 Kapal Diledakkan di Laut, Ini Penampakannya

Foto: Danil Siregar/Sumut Pos Kapal nelayan ilegal Malaysia diledakan di Perairan Belawan, Sumut, Rabu (20/5).
Foto: Danil Siregar/Sumut Pos
Kapal nelayan ilegal Malaysia diledakan di Perairan Belawan, Sumut, Rabu (20/5).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 41 kapal illegal fishing ditenggelamkan secara serentak di berbagai wilayah laut, Rabu (20/5). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman itu.

”Hari ini (20/5) menjadi sebuah hadiah bagi kita dengan menenggelamkan kapal nelayan ilegal sebanyak 41 buah,” ungkap Susi saat menyampaikan pidato Kebangkitan Maritim di Gedung Mina Bahari III Rabu (20/5).
Kapal-kapal yang dibakar tersebut telah melalui proses hukum dan divonis bersalah. Kapal itu berasal dari Filipina, Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia.
Kemarin KKP kebagian menenggelamkan 19 kapal nelayan asing. Penenggelaman kapal tersebut tersebar di berbagai perairan. Di antaranya, 11 kapal ditenggelamkan di perairan Bitung, Sulawesi Utara; 6 kapal di Pontianak, Kalimantan Barat; 1 kapal di perairan Belawan, Sumatera Utara; dan 1 kapal di perairan Aceh.
Sementara itu, TNI-AL telah berhasil mengebom 22 kapal. Yakni, 17 kapal dibom di Ranai, Kepulauan Riau; 4 kapal di Bitung, dan 1 kapal di Tanjung Balai, Asahan.
Seperti di Pulau Natuna, Batam, TNI-AL telah menenggelamkan kapal nelayan asing ilegal. Untuk penenggelaman tersebut, TNI-AL mengerahkan Komando Pasukan Katak. Danlanal Ranai Kolonel Laut (P) Arif Badrudin mengatakan, penenggelaman sembilan kapal ikan nelayan berbendera asing itu merupakan perintah Presiden Jokowi.
Namun, dampak penenggelaman kapal-kapal asing yang mencuri ikan dari laut Indonesia tersebut belum diketahui dengan pasti. ”Efeknya masih belum tahu. Sejauh ini ya terlihat dari data BPS tentang sektor perikanan naik menjadi 8,64 persen,” jelas Susi saat ditemui di konferensi brifing di kediamannya kemarin.
BPS melansir data, pada akhir triwulan IV 2014 sektor perikanan sebesar 7,46 persen, namun pada 2015 naik menjadi 8,64 persen.

Foto: Danil Siregar/Sumut Pos Kapal nelayan ilegal Malaysia diledakan di Perairan Belawan, Sumut, Rabu (20/5).
Foto: Danil Siregar/Sumut Pos
Kapal nelayan ilegal Malaysia diledakan di Perairan Belawan, Sumut, Rabu (20/5).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 41 kapal illegal fishing ditenggelamkan secara serentak di berbagai wilayah laut, Rabu (20/5). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman itu.

”Hari ini (20/5) menjadi sebuah hadiah bagi kita dengan menenggelamkan kapal nelayan ilegal sebanyak 41 buah,” ungkap Susi saat menyampaikan pidato Kebangkitan Maritim di Gedung Mina Bahari III Rabu (20/5).
Kapal-kapal yang dibakar tersebut telah melalui proses hukum dan divonis bersalah. Kapal itu berasal dari Filipina, Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia.
Kemarin KKP kebagian menenggelamkan 19 kapal nelayan asing. Penenggelaman kapal tersebut tersebar di berbagai perairan. Di antaranya, 11 kapal ditenggelamkan di perairan Bitung, Sulawesi Utara; 6 kapal di Pontianak, Kalimantan Barat; 1 kapal di perairan Belawan, Sumatera Utara; dan 1 kapal di perairan Aceh.
Sementara itu, TNI-AL telah berhasil mengebom 22 kapal. Yakni, 17 kapal dibom di Ranai, Kepulauan Riau; 4 kapal di Bitung, dan 1 kapal di Tanjung Balai, Asahan.
Seperti di Pulau Natuna, Batam, TNI-AL telah menenggelamkan kapal nelayan asing ilegal. Untuk penenggelaman tersebut, TNI-AL mengerahkan Komando Pasukan Katak. Danlanal Ranai Kolonel Laut (P) Arif Badrudin mengatakan, penenggelaman sembilan kapal ikan nelayan berbendera asing itu merupakan perintah Presiden Jokowi.
Namun, dampak penenggelaman kapal-kapal asing yang mencuri ikan dari laut Indonesia tersebut belum diketahui dengan pasti. ”Efeknya masih belum tahu. Sejauh ini ya terlihat dari data BPS tentang sektor perikanan naik menjadi 8,64 persen,” jelas Susi saat ditemui di konferensi brifing di kediamannya kemarin.
BPS melansir data, pada akhir triwulan IV 2014 sektor perikanan sebesar 7,46 persen, namun pada 2015 naik menjadi 8,64 persen.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/