25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gelar Pesta Striptis di Bali, 16 Turis Australia Mengaku Diperas Polisi

Penari striptease-ilustrasi
Penari striptease-ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Nama aparat kepolisian di Bali lagi-lagi diberitakan miring di dunia internasional. Kali ini adalah berita tentang dugaan pemerasan yang dilakukan oknum polisi di Bali terhadap 16 turis asal Australia.

Harian Sydney Morning Herald di Australia menulis, 16 wisatawan dari Negeri Kanguru itu diperas oleh oknum polisi di Bali hingga sebesar AUD 25.000 atau sekitar Rp 250 juta pada Februari lalu. Sejumlah nama kondang masuk dalam rombongan turis yang diperas itu. Misalnya, bekas model Mark Ipaviz, pengusaha hiburan Nick Russian, penata rambut para selebritis Joey Scandizzo dan beberapa bekas peragawan kondang di Australia.

Menurut sumber yang dikutip Fairfax Media, para turis Australia itu ditodong pistol, disengat dengan senapan kejut listrik (taser gun), dianiaya dan dikenai tuduhan palsu sehingga ditahan. Mereka dilepas setelah dipaksa membayar suap Rp 250 juta.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia sebenarnya mengaku sudah mengetahui kasus itu. Namun, kementerian yang dipimpin Julie Bishop itu memilih menolak mengimentarinya.

Selain itu, tak satupun di antara 16 turis Australia yang mendapat perlakuan tak menyenangkan saat berlibur di Bali itu mau bicara terbuka ke publik. Ipaviz pun dalam pernyataan singkat ke juga memilih berhati-hati.

“Aku harap Anda menghormati pilihan saya untuk tidak berkomentar karena konsen saya pada warga Australia dan warga negara asing lainnya yang berada dalam situasi yang sama akibat salah tangkap sehingga harus berurusan dengan pihak berwenang yang tak bertanggung jawab dan tak beretika di negeri mereka sendiri,” tutur Ipaviz menjawab pertanyaan Fairfax Media.

Ia khawatir pemberitaan tentang kasus itu justau akan menjadi persoalan internasional. “Dan saya lebih suka untuk tidak bertanggung jawab soal itu,” katanya.

Sedangkan sumber lain di antara rombongan turis Australia itu menuturkan, mereka tinggal di kawasan Seminyak, Bali selama lima hari pada Februari lalu. Seperti halnya wisatawan mancanegara yang berkunjung di Bali, mereka pun berjemur, bermalas-malas di tepi kolam dan tentu meminum bir.

Penari striptease-ilustrasi
Penari striptease-ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Nama aparat kepolisian di Bali lagi-lagi diberitakan miring di dunia internasional. Kali ini adalah berita tentang dugaan pemerasan yang dilakukan oknum polisi di Bali terhadap 16 turis asal Australia.

Harian Sydney Morning Herald di Australia menulis, 16 wisatawan dari Negeri Kanguru itu diperas oleh oknum polisi di Bali hingga sebesar AUD 25.000 atau sekitar Rp 250 juta pada Februari lalu. Sejumlah nama kondang masuk dalam rombongan turis yang diperas itu. Misalnya, bekas model Mark Ipaviz, pengusaha hiburan Nick Russian, penata rambut para selebritis Joey Scandizzo dan beberapa bekas peragawan kondang di Australia.

Menurut sumber yang dikutip Fairfax Media, para turis Australia itu ditodong pistol, disengat dengan senapan kejut listrik (taser gun), dianiaya dan dikenai tuduhan palsu sehingga ditahan. Mereka dilepas setelah dipaksa membayar suap Rp 250 juta.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia sebenarnya mengaku sudah mengetahui kasus itu. Namun, kementerian yang dipimpin Julie Bishop itu memilih menolak mengimentarinya.

Selain itu, tak satupun di antara 16 turis Australia yang mendapat perlakuan tak menyenangkan saat berlibur di Bali itu mau bicara terbuka ke publik. Ipaviz pun dalam pernyataan singkat ke juga memilih berhati-hati.

“Aku harap Anda menghormati pilihan saya untuk tidak berkomentar karena konsen saya pada warga Australia dan warga negara asing lainnya yang berada dalam situasi yang sama akibat salah tangkap sehingga harus berurusan dengan pihak berwenang yang tak bertanggung jawab dan tak beretika di negeri mereka sendiri,” tutur Ipaviz menjawab pertanyaan Fairfax Media.

Ia khawatir pemberitaan tentang kasus itu justau akan menjadi persoalan internasional. “Dan saya lebih suka untuk tidak bertanggung jawab soal itu,” katanya.

Sedangkan sumber lain di antara rombongan turis Australia itu menuturkan, mereka tinggal di kawasan Seminyak, Bali selama lima hari pada Februari lalu. Seperti halnya wisatawan mancanegara yang berkunjung di Bali, mereka pun berjemur, bermalas-malas di tepi kolam dan tentu meminum bir.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/