30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jalan Tol dan Nasional Siap Layani Gelombang Nataru, Mobilitas Sampai 44,17 Juta Orang

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, kemarin (21/11), pemerintah membeberkan rencana mengahdapi mobilitas pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Ada lonjakan mobiltas yang sudah diprediksi Kementerian Perhubungan. Dari sisi sarana, Kementerian PUPR melaporkan kesiapan jalan tol dan jalan nasional.

“Untuk jalan nasional sepanjang 47.603 km, kami fokus pada peningkatan kemantapan jalan di mana pada tahun ini mencapai 92,2 persen,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Sementara jalan tol operasional yang siap digunakan untuk mendukung libur Nataru tahun ini sepanjang 2.816 km. Ada 132 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di jalan tol operasional tersebut. “Pembangunan jalan tol baru hingga akhir tahun 2023 ditargetkan sepanjang 410 km,” ungkapnya.

Hingga akhir bulan ini, jalan tol yang sudah dioperasikan sepanjang 218 km. Sisanya sepanjang 192 km akan dapat dioperasikan atau difungsikan pada Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Menteri Basuki merincikan, jalan tol di Pulau Jawa yang operasional sepanjang 1.782 km dan dilengkapi 92 TIP. Penambahan ruas tol operasi di Pulau Jawa sepanjang 110,3 km. Penambahan itu diantaranya terdiri dari Tol Cinere-Jagorawi Seksi 3A Kukusan-Jc.Krukut dan Ramp 4,5 JC Krukut, Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2A Jatikarya-Cikeas, Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A Probolinggo Timur-Gending, Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 Cigombong-Cibadak, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Seksi 4-6 Cimalaka-Dawuan, Tol Semarang-Demak Seksi 2 Sayung-Demak, dan Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2B Cikeas-Cibitung. “Tol Jakarta Cikampek II Selatan ruas Kutanegara-Sadang (8,5 km) dan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA ruas Kartasura-Karanganom (13 km) juga akan difungsionalkan selama Nataru,” ungkapnya.

Sedangkan jalan nasional di Pulau Jawa yang siap digunakan sepanjang 4.581 km. Basuki merincikan, Jalan Lintas Utara 1.130 km, Lintas Tengah 1.091 km, Lintas Selatan 817 km, dan Lintas Pantai Selatan 1.543 km.

Selanjutnya di Pulau Bali telah siap Tol Bali-Mandara sepanjang 10,1 km dan ruas jalan nasional sepanjang 364,6 km terdiri dari Lintas Utara dan Selatan. Kemudian di Pulau Sumatera, jalan tol Trans Sumatera yang operasional sepanjang 865 km dilengkapi 38 TIP, sedangkan ruas jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 7.467 km yaitu Lintas Barat 2.531 km, Lintas Timur 2.624 km, dan Jalan Lintas Tengah 2.311 km. Penambahan ruas tol operasi juga telah dilakukan di Pulau Sumatera sepanjang 285,5 km.

Kemudian di Kalimantan, terdapat Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang operasional sepanjang 97 km serta ruas jalan nasional sepanjang 5.563 km terdiri dari Lintas Utara, Tengah dan Selatan. Sedangkan jalan tol operasional di Pulau Sulawesi sepanjang 62 km terdiri dari Tol Ujung Pandang/Makassar Seksi 1-3, Tol Makassar Seksi 4, dan Tol Manado-Bitung. Dilakukan juga penambahan ruas tol operasi/fungsional yaitu akses Makassar New Port tahap 1 dan 2. Ruas jalan nasional yang siap digunakan di Pulau Sulawesi sepanjang 18.782,8 km.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas, dan Kementerian/Lembaga lain untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana yang telah kita siapkan demi kelancaran arus lalu lintas Nataru,” kata Basuki.

Sementara Kementerian Perhubungan memprediksi terjadi kenaikan pergerakan masyarakat dalam Nataru tahun ini. Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub mengeluarkan hasil survei daring dengan hasil prediksi potensi pergerakan masyarakat pada Nataru kali ini mencapai 107,63 juta orang atau 39,83 persen dari populasi nasional.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, untuk Nataru tahun lalu prediksinya 44,17 juta orang yang berpergian selama Nataru. Dengan prediksi potensi pergerakan Nataru tahun ini yang mencapai 107,63 juta orang, maka presentase kenaikannya sangat signifikan dengan 143, 65 persen. “Kenaikan ini tinggi,” paparnya.

Dari hasil survei diketahui sejumlah alasan bepergian selama Nataru. Hasil tertinggi adalah bepergian ke tempat wisata dengan presentase 45,29 persen. Lalu, liburan pulang kampung 30,15 persen dan merayakan Nataru di kampung 18,98 persen. “Itu alasannya,” urainya.

Selanjutnya, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,59 persen atau 39,97 juta orang dan sepeda motor 17,92% atau 20,14 juta orang. Untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16% dengan angka 14,79 juta orang, pesawat 11,91% atau 13,38 juta orang, bus 10,94% atau 12,29 juta orang, kapal penyeberangan 6,04% atau 6,78 juta orang, dan kapal laut 3,44% atau 3,86 juta orang. “Paling tinggi kendaraan pribadi,” tuturnya.

Menurutnya, dengan tingginya pergerakan di tempat wisata, maka Kemenhub akan perlu persiapan pengaturan lalu lintas yang lebih baik. “Kami akan koordinasi dengan kepolisian, pemda, pengelola jalan tol. BmKG dan semua stakeholder,” jelasnya. (lyn/idr)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, kemarin (21/11), pemerintah membeberkan rencana mengahdapi mobilitas pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Ada lonjakan mobiltas yang sudah diprediksi Kementerian Perhubungan. Dari sisi sarana, Kementerian PUPR melaporkan kesiapan jalan tol dan jalan nasional.

“Untuk jalan nasional sepanjang 47.603 km, kami fokus pada peningkatan kemantapan jalan di mana pada tahun ini mencapai 92,2 persen,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Sementara jalan tol operasional yang siap digunakan untuk mendukung libur Nataru tahun ini sepanjang 2.816 km. Ada 132 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di jalan tol operasional tersebut. “Pembangunan jalan tol baru hingga akhir tahun 2023 ditargetkan sepanjang 410 km,” ungkapnya.

Hingga akhir bulan ini, jalan tol yang sudah dioperasikan sepanjang 218 km. Sisanya sepanjang 192 km akan dapat dioperasikan atau difungsikan pada Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Menteri Basuki merincikan, jalan tol di Pulau Jawa yang operasional sepanjang 1.782 km dan dilengkapi 92 TIP. Penambahan ruas tol operasi di Pulau Jawa sepanjang 110,3 km. Penambahan itu diantaranya terdiri dari Tol Cinere-Jagorawi Seksi 3A Kukusan-Jc.Krukut dan Ramp 4,5 JC Krukut, Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2A Jatikarya-Cikeas, Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A Probolinggo Timur-Gending, Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 Cigombong-Cibadak, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Seksi 4-6 Cimalaka-Dawuan, Tol Semarang-Demak Seksi 2 Sayung-Demak, dan Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2B Cikeas-Cibitung. “Tol Jakarta Cikampek II Selatan ruas Kutanegara-Sadang (8,5 km) dan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA ruas Kartasura-Karanganom (13 km) juga akan difungsionalkan selama Nataru,” ungkapnya.

Sedangkan jalan nasional di Pulau Jawa yang siap digunakan sepanjang 4.581 km. Basuki merincikan, Jalan Lintas Utara 1.130 km, Lintas Tengah 1.091 km, Lintas Selatan 817 km, dan Lintas Pantai Selatan 1.543 km.

Selanjutnya di Pulau Bali telah siap Tol Bali-Mandara sepanjang 10,1 km dan ruas jalan nasional sepanjang 364,6 km terdiri dari Lintas Utara dan Selatan. Kemudian di Pulau Sumatera, jalan tol Trans Sumatera yang operasional sepanjang 865 km dilengkapi 38 TIP, sedangkan ruas jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 7.467 km yaitu Lintas Barat 2.531 km, Lintas Timur 2.624 km, dan Jalan Lintas Tengah 2.311 km. Penambahan ruas tol operasi juga telah dilakukan di Pulau Sumatera sepanjang 285,5 km.

Kemudian di Kalimantan, terdapat Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang operasional sepanjang 97 km serta ruas jalan nasional sepanjang 5.563 km terdiri dari Lintas Utara, Tengah dan Selatan. Sedangkan jalan tol operasional di Pulau Sulawesi sepanjang 62 km terdiri dari Tol Ujung Pandang/Makassar Seksi 1-3, Tol Makassar Seksi 4, dan Tol Manado-Bitung. Dilakukan juga penambahan ruas tol operasi/fungsional yaitu akses Makassar New Port tahap 1 dan 2. Ruas jalan nasional yang siap digunakan di Pulau Sulawesi sepanjang 18.782,8 km.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas, dan Kementerian/Lembaga lain untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana yang telah kita siapkan demi kelancaran arus lalu lintas Nataru,” kata Basuki.

Sementara Kementerian Perhubungan memprediksi terjadi kenaikan pergerakan masyarakat dalam Nataru tahun ini. Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub mengeluarkan hasil survei daring dengan hasil prediksi potensi pergerakan masyarakat pada Nataru kali ini mencapai 107,63 juta orang atau 39,83 persen dari populasi nasional.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, untuk Nataru tahun lalu prediksinya 44,17 juta orang yang berpergian selama Nataru. Dengan prediksi potensi pergerakan Nataru tahun ini yang mencapai 107,63 juta orang, maka presentase kenaikannya sangat signifikan dengan 143, 65 persen. “Kenaikan ini tinggi,” paparnya.

Dari hasil survei diketahui sejumlah alasan bepergian selama Nataru. Hasil tertinggi adalah bepergian ke tempat wisata dengan presentase 45,29 persen. Lalu, liburan pulang kampung 30,15 persen dan merayakan Nataru di kampung 18,98 persen. “Itu alasannya,” urainya.

Selanjutnya, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,59 persen atau 39,97 juta orang dan sepeda motor 17,92% atau 20,14 juta orang. Untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16% dengan angka 14,79 juta orang, pesawat 11,91% atau 13,38 juta orang, bus 10,94% atau 12,29 juta orang, kapal penyeberangan 6,04% atau 6,78 juta orang, dan kapal laut 3,44% atau 3,86 juta orang. “Paling tinggi kendaraan pribadi,” tuturnya.

Menurutnya, dengan tingginya pergerakan di tempat wisata, maka Kemenhub akan perlu persiapan pengaturan lalu lintas yang lebih baik. “Kami akan koordinasi dengan kepolisian, pemda, pengelola jalan tol. BmKG dan semua stakeholder,” jelasnya. (lyn/idr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/