26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Investasi Dana Haji hingga Saudi

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah jamaah calon haji asal Medan tiba di Embarkasi Asrama Haji Jalan AH Nasution Medan, Kamis (27/7). Sekitar 393 jemaah calon haji asal Medan tergabung dalam kloter pertama telah masuk asrama untuk menjalani karantina sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci pada Jumat (28/7).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sudah berancang-ancang untuk menaruh investasi. Tidak tanggung-tanggung, Arab Saudi menjadi sasaran penempatan dana mereka. Saat ini dana haji yang siap mereka kelola mencapai Rp96,6 triliun.

Dana haji yang super jumbo itu terdiri dari dua kantong. Yakni pos setoran awal jamaah dan manfaat sebesar Rp93,5 triliun dan pos dana abadi umat senilai Rp3,2 triluin. Plt Kepala BPKH Anggito Abimanyu menuturkan, sampai saat ini dana haji belum dikelola oleh BPKH. Sebab masih dalam proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). ’’Februari atau Maret semoga sudah selesai,’’ katanya di Jakarta kemarin (21/12).

Dia mengatakan, ada beberapa program investasi yang mulai digulirkan tahun depan. Yakni penempatan dana di perbankan Arab Saudi, kerjasama investasi sektor perhajian di Arab Saudi, dan kerjasama investasi dalam negeri yang dijamin pemerintah. ’’Investasi di Indonesia imbal hasilnya cukup tinggi,’’ tutur mantan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag itu.

Sementara itu terkait dengan investasi dana haji di Arab Saudi menurut Anggito juga menarik. Diantaranya adalah mereka sudah menjalin komunikasi dengan Islamic Development Bank untuk rencana penempatan dana. Kemudian juga komunikasi dengan maskapai Saudi Airlines untuk perjanjian investasi berupa kontrak jangka panjang.

Sedangkan terkait dengan investasi di sektor perhajian, BPKH sudah bertemu dengan jajaran Kementerian Haji Arab Saudi dan muassasah atau penyelenggara haji Arab Saudi. Terkait sektor perhajian ini, Anggito mengatakan BPKH bisa berinvestasi sewa atau membeli hotel atau pemondokan. Atau juga kerjasama membangun hotel bersama dengan pemilik tanah di Arab Saudi.

’’Perusahaan katering juga kami jajaki,’’ tuturnya. Anggito menuturkan sektor-sektor perhajian itu memiliki potensi investasi yang besar. Strateginya cukup menandalkan jamaah haji dari Indonesia sebagai konsumen, sudah bisa memberikan penghasilan yang besar. Tentunya BPKH akan memastikan kerjasama dahulu dengan Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji.

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah jamaah calon haji asal Medan tiba di Embarkasi Asrama Haji Jalan AH Nasution Medan, Kamis (27/7). Sekitar 393 jemaah calon haji asal Medan tergabung dalam kloter pertama telah masuk asrama untuk menjalani karantina sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci pada Jumat (28/7).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sudah berancang-ancang untuk menaruh investasi. Tidak tanggung-tanggung, Arab Saudi menjadi sasaran penempatan dana mereka. Saat ini dana haji yang siap mereka kelola mencapai Rp96,6 triliun.

Dana haji yang super jumbo itu terdiri dari dua kantong. Yakni pos setoran awal jamaah dan manfaat sebesar Rp93,5 triliun dan pos dana abadi umat senilai Rp3,2 triluin. Plt Kepala BPKH Anggito Abimanyu menuturkan, sampai saat ini dana haji belum dikelola oleh BPKH. Sebab masih dalam proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). ’’Februari atau Maret semoga sudah selesai,’’ katanya di Jakarta kemarin (21/12).

Dia mengatakan, ada beberapa program investasi yang mulai digulirkan tahun depan. Yakni penempatan dana di perbankan Arab Saudi, kerjasama investasi sektor perhajian di Arab Saudi, dan kerjasama investasi dalam negeri yang dijamin pemerintah. ’’Investasi di Indonesia imbal hasilnya cukup tinggi,’’ tutur mantan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag itu.

Sementara itu terkait dengan investasi dana haji di Arab Saudi menurut Anggito juga menarik. Diantaranya adalah mereka sudah menjalin komunikasi dengan Islamic Development Bank untuk rencana penempatan dana. Kemudian juga komunikasi dengan maskapai Saudi Airlines untuk perjanjian investasi berupa kontrak jangka panjang.

Sedangkan terkait dengan investasi di sektor perhajian, BPKH sudah bertemu dengan jajaran Kementerian Haji Arab Saudi dan muassasah atau penyelenggara haji Arab Saudi. Terkait sektor perhajian ini, Anggito mengatakan BPKH bisa berinvestasi sewa atau membeli hotel atau pemondokan. Atau juga kerjasama membangun hotel bersama dengan pemilik tanah di Arab Saudi.

’’Perusahaan katering juga kami jajaki,’’ tuturnya. Anggito menuturkan sektor-sektor perhajian itu memiliki potensi investasi yang besar. Strateginya cukup menandalkan jamaah haji dari Indonesia sebagai konsumen, sudah bisa memberikan penghasilan yang besar. Tentunya BPKH akan memastikan kerjasama dahulu dengan Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/