JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kasus positif varian baru Covid-19, Omicron sudah ditemukan di Indonesia. Meski begitu, tidak akan ada penyekatan dalam pengendalian arus mobilitas selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Rekayasa lalu lintas pun bakal disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
“Kami tegaskan, tidak ada penyekatan. Yang ada adalah pengetatan prokes di semua sarana dan prasarana transportasi,” jelas Jubir Kementerian Perhubungan Adita Irawati.
Sebelumnya, penyekatan saat Nataru itu terus mengikuti dinamika yang berkembang dalam penanganan Covid-19. Adita menjelaskan, secara umum, pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) harus menunjukkan bukti vaksinasi lengkap dua dosis. Disertai hasil negatif tes antigen dengan sampel maksimal 1 x 24 jam. Kemudian, menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Mereka yang belum menerima vaksin lengkap sementara dibatasi mobilitasnya. Anak 12 tahun ke bawah wajib menunjukkan hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil maksimal 3 x 24 jam,” terangnyan
Pembatasan kapasitas diterapkan di semua moda transportasi. Transportasi laut sebesar 75 persen dari kapasitas maksimal. Kemudian, pesawat udara boleh menggunakan 100 persen kapasitas. “Namun, dengan syarat, menyediakan tiga baris kursi kosong untuk penumpang yang bergejala atau sakit,” katanya.
Kapasitas kereta api dibatasi 80 persen pada KA jarak jauh antarkota serta 70 persen untuk KA lokal dan perkotaan. Kemudian, KA untuk perjalanan rutin atau komuter di daerah aglomerasi dibatasi 45 persen dari kapasitas.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengungkapkan, mobil penumpang umum akan dibatasi hanya sampai 75 persen kapasitas dari maksimal. ’’Demikian juga kapal penyeberangan,” ucapnya.
Mengenai rekayasa lalu lintas, strategi contraflow, one-way, hingga pemberlakuan ganjil-genap sangat mungkin dilakukan. Namun, eksekusinya diserahkan pada diskresi kepolisian. ’’Jika pihak kepolisian menilai perlu diberlakukan, nantinya akan dibantu PUPR BUJT, dishub, satpol PP, dan petugas setempat. Sangat situasional, tergantung kebutuhan di lapangan,” papar Budi.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, info terakhir menunjukkan bahwa perkembangan kasus Omicron terus meluas di lebih dari 90 negara, termasuk Indonesia. Saat ini Indonesia masih menutup pintu bagi WNA dari 11 negara untuk datang ke Indonesia. WNI yang datang dari negara-negara red list itu harus menjalani karantina selama 14 hari. ’’Mengikuti perkembangan yang terjadi, pemerintah akan melakukan penambahan negara UK, Norwegia, dan Denmark, serta menghapus Hongkong dalam daftar tersebut,” papar Luhut.
Pemerintah juga mulai melihat peningkatan kedatangan pelaku perjalanan luar negeri dari berbagai negara di beberapa pintu masuk. Tidak hanya dari penerbangan udara. “Pemerintah melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk kedatangan menuju Indonesia. Kami juga mempertimbangkan untuk meningkatkan masa karantina menjadi 14 hari jika persebaran varian Omicron terus meluas,” kata mantan Menkopolhukam itu.
Untuk mengantisipasi lonjakan PPLN yang tiba di Indonesia, pemerintah menyiapkan tempat-tempat atau wisma karantina baru. Tujuannya, kondisi kepulangan mereka tetap kondusif dan sesuai dengan protokol. Pemerintah juga akan mengkaji kesiapan Bandara Juanda sebagai pintu masuk baru bagi PPLN yang akan pulang ke tanah air.
Meski telah ditemukan kasus Omicron, Luhut menyebut kasus Covid-19 di tanah air berada di tingkat yang rendah. Kasus aktif dan perawatan di rumah sakit Jawa-Bali juga masih menunjukkan tren penurunan. Namun, pemerintah tetap mempersiapkan langkah-langkah antisipasi.
Penelitian menunjukkan bahwa Omicron menyebar lebih cepat. Meski kemungkinannya lebih ringan, hal itu tetap berisiko meningkatkan perawatan RS sebagaimana yang terjadi di UK. ’’Berita baiknya, sampai saat ini tingkat kematian karena Omicron masih rendah, meski kita tetap masih harus menunggu informasi tambahan,” tutur Luhut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengamati peningkatan jumlah kedatangan luar negeri melalui laut dan darat dalam sepekan terakhir. Dua tempat itu memiliki positivity rate tinggi. “Maka akan kami perkuat surveilans di pintu masuk itu,” ujarnya. Selain dengan genome sequencing, Kemenkes akan menggunakan tes PCR dengan metode S-gene target failure (SGTF). Metode tersebut dinilai paling efektif untuk melihat potensi Omicron dengan kurun waktu empat jam.
Di sisi lain, penguatan kekebalan melalui vaksinasi juga terus digeber. Menurut Budi, besok vaksinasi bisa menuntaskan target 40 persen populasi atau 108 juta orang. Lalu, vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 5.042.000 suntikan. “Kami imbau agar masyarakat mempercepat vaksinasi agar mencegah masuknya Omicron ke komunitas lokal,” tuturnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah tengah mempertimbangkan pemberian vaksin booster Covid-19 secepatnya. Vaksin Merah Putih dipertimbangkan untuk menjadi vaksin booster. (jpg)