32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

SBY: WikiLeaks Bikin Sulit Pemerintah

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyinggung masalah WikiLeaks yang sempat menjadi sumber berita yang menggegerkan. SBY menilai, keberadaan WikiLeaks hanya menjadi masalah baru bagi suatu pemerintahan, tidak hanya Indonesia.

“(WikiLeaks) telah menyebabkan kesulitan serius kepada pemerintah di berbagai belahan dunia dengan implikasi politik dan keamanan,” kata SBY saat membuka Jakarta International Defense Dialogue di Jakarta Convention Center, kemarin (23/3). SBY menyebut, WikiLeaks sebagai sekelompok orang yang memiliki agenda tidak jelas.
Seperti diketahui, dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald sempat membuat berita yang menggegerkan dan memunculkan reaksi keras dari pemerintah Indonesia. Berita itu mengutip sumber kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Washington DC yang bocor ke tangan WikiLeaks.

The Age menulis dengan judul Yudhoyono Abused Power, sementara Sydney Morning Herald menuliskan Corruption allegations against Yudhoyono. Tidak hanya SBY, sejumlah tokoh juga ikut disebut-sebut dalam berita itu. Misalnya Ani Yudhoyono, Taufik Kiemas, dan Jusuf Kalla.

SBY mengatakan, isu keamanan internasional dan stabilitas menjadi tantangan dunia abad 21 saat ini. Beberapa peristiwa yang akhir-akhir ini menunjukkan tantangan tersebut. SBY menyebut beberapa contoh, seperti konflik di Libya, kebocoran reaktor nuklir, gelombang demonstrasi di Arab, hingga bom bunuh diri di Afghanistan. “Cukup nyalakan televisi dan anda akan disuguhi berita-berita itu,” katanya.

Menurut SBY, saat ini terdapat beberapa klasifikasi persoalan yang bisa menjadi memunculkan konflik dan kekerasan. Antara lain perbedaan identitas dan kepercayaan, pemerintahan, dan sumber daya. “Kita lihat banyak kasus pertikaian antar kelompok agama yang tadinya harmonis menjadi musuh,” katanya. Penyebabnya, menurut SBY, turunnya toleransi.

Masalah yang berkaitan dengan pemerintahan, lanjutnya, adalah berkurangnya peran pemerintah sehingga menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Sementara masalah sumber daya terkait dengan tidak seimbangnya antara populasi dengan ketersediaan bahan-bahan pokok. Namun SBY mengingatkan, masalah-masalah tersebut bukan tidak bisa diatasi. (fal/jpnn)

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyinggung masalah WikiLeaks yang sempat menjadi sumber berita yang menggegerkan. SBY menilai, keberadaan WikiLeaks hanya menjadi masalah baru bagi suatu pemerintahan, tidak hanya Indonesia.

“(WikiLeaks) telah menyebabkan kesulitan serius kepada pemerintah di berbagai belahan dunia dengan implikasi politik dan keamanan,” kata SBY saat membuka Jakarta International Defense Dialogue di Jakarta Convention Center, kemarin (23/3). SBY menyebut, WikiLeaks sebagai sekelompok orang yang memiliki agenda tidak jelas.
Seperti diketahui, dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald sempat membuat berita yang menggegerkan dan memunculkan reaksi keras dari pemerintah Indonesia. Berita itu mengutip sumber kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Washington DC yang bocor ke tangan WikiLeaks.

The Age menulis dengan judul Yudhoyono Abused Power, sementara Sydney Morning Herald menuliskan Corruption allegations against Yudhoyono. Tidak hanya SBY, sejumlah tokoh juga ikut disebut-sebut dalam berita itu. Misalnya Ani Yudhoyono, Taufik Kiemas, dan Jusuf Kalla.

SBY mengatakan, isu keamanan internasional dan stabilitas menjadi tantangan dunia abad 21 saat ini. Beberapa peristiwa yang akhir-akhir ini menunjukkan tantangan tersebut. SBY menyebut beberapa contoh, seperti konflik di Libya, kebocoran reaktor nuklir, gelombang demonstrasi di Arab, hingga bom bunuh diri di Afghanistan. “Cukup nyalakan televisi dan anda akan disuguhi berita-berita itu,” katanya.

Menurut SBY, saat ini terdapat beberapa klasifikasi persoalan yang bisa menjadi memunculkan konflik dan kekerasan. Antara lain perbedaan identitas dan kepercayaan, pemerintahan, dan sumber daya. “Kita lihat banyak kasus pertikaian antar kelompok agama yang tadinya harmonis menjadi musuh,” katanya. Penyebabnya, menurut SBY, turunnya toleransi.

Masalah yang berkaitan dengan pemerintahan, lanjutnya, adalah berkurangnya peran pemerintah sehingga menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Sementara masalah sumber daya terkait dengan tidak seimbangnya antara populasi dengan ketersediaan bahan-bahan pokok. Namun SBY mengingatkan, masalah-masalah tersebut bukan tidak bisa diatasi. (fal/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/