25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

55 Jenazah Imigran Dimakamkan Massal

Seputar Kapal Layar Motor (KLM) Barokah Tenggelam di Perairan Surabaya

SURABAYA – Seluruh jenazah imigran gelap penumpang Kapal Layar Motor (KLM) Barokah yang tenggelam pada 17 Desember lalu di perairan lepas Pantai Prigi akhirnya dimakamkan. Kemarin (23/3), jenazah-jenazah itu  dimakamkan di Makam Putat Jaya yang dikelola Pemkot Surabaya. Mereka dimakamkan secara massal dalam satu lubang besar.

Persiapan pemakaman dilakukan sejak pagi. Satu per satu, jenazah dikeluarkan dari kontainer  pendingin, kemudian dikafani dan dimasukkan ke dalam peti jenazah. Setalah itu, peti-peti jenazah ditata di Taman RS Bhayangkara Polda Jatim untuk disalatkan bersama.

Prosesi salat jenazah dipimpin Kabiddokkes Polda Jatim Kombespol dr Budiyono MARS. Prosesi tersebut diikuti seluruh petugas Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Regional Tengah dan beberapa warga asing yang sempat mengklaim jenazah tersebut sebagai keluarganya.

Usai salat Jumat, sekitar pukul 13.20, belasan kendaraan pengangkut jenazah mulai berdatangan. Karena jumlah jenazah yang dimakamkan ada 55 orang, armada yang disediakan pun kurang. Biddokkes bahkan harus meminta bantuan truk Dalmas dan Satpol PP untuk mengangkut peti menuju makam.
Prosesi pemakaman sempat terganggu oleh ratusan warga yang berdatangan ingin menonton. Permintaan polisi agar warga menyingkir juga tidak diindahkan. Akhirnya, polisi hanya bisa meminggirkan warga dari jalur pengangkutan peti jenazah. Selebihnya, warga yang sebagian juga anak-anak nekat menonton dari atas gundukan tanah galian di pinggir liang lahat.

Prosesi pemakaman selesai sekitar pukul 16.00. Setiap makam diberi penanda nisan berkode identifikasi. Tujuannya, jika ada lagi keluarga yang mengklaim sebagai pihakkeluarga, jenazah bisa dikenali. Total terdapat 55 jenazah yang dimakamkan. Terdiri dari 53 jenazah yang belum teridentifikasi dan dua jenazah yang telah teridentifikasi.

Sebanyak 53 jenazah yang belum teridentifikasi terdiri dari 33 laki-laki, 11 perempuan, dan sembilan anak-anak. Sedangkan, sisa tiga jenazah lainnya masih disimpan di kamar mayat RS Bhayangkara Polda Jatim. “Ketiganya mau diambil oleh pihak keluarga,” terang Budiyono. Namun, jika tidak kunjung diambil, mereka juga akan dimakamkan di Surabaya.

Dua jenazah yang telah teridentifikasi dan dimakamkan di Putat Jaya berasal dari Irak dan Iran, bernama Zahra dan Mubina. Mereka merupakan rekan dari tiga jenazah yang belum teridentifikasi dan merupakan anak dari seorang warga Irak, Riyadh Al Ka’bi.

Saat ditanya, Riyadh mengaku tidak bisa mengenali jasad ketiga anaknya. Selain itu, dia terkendala dana jika harus memulangkan mereka. “Biayanya USD7.000 per jenazah,” tuturnya dengan bahasa Parsi. Memang ada bantuan dari pemerintah Irak, namun tidak cukup. “Saya ridha mereka dimakamkan di sini,” tuturnya.

Kabiddokkes Budiyono menyatakan, jenazah-jenazah itu dimakamkan bersama sejumlah barang pribadi. Namun, dia memastikan tidak ada satupun barang berharga di dalam peti. “Yang ikut dikubur hanya pakaian dan tas. Barang berharga, seperti dompet, uang, dan perhiasan kami simpan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, informasi semacam itu perlu disampaikan karena ada isu sekelompok orang yang berniat membongkar makam para imigran. Mereka yakin di dalam makam tersebut terdapat barang berharga.

Sementara itu, bersamaan dengan pemakaman para jenazah, berakhir pula masa identifikasi. Namun, data para imigran yang belum teridentifikasi masih utuh. “Kalau ada keluarga yang datang, kami persilakan untuk menunjukkan data pembanding postmortem,” ujarnya. (byu/fat/jpnn)
Data tersebut akan dicocokkan dengan data yang dimiliki DVI.

Jika cocok, keluarga boleh memilih apakah mau memulangkan jenazah atau membiarkannya dimakamkan di Surabaya. “Kalau mereka minta jenazah dikembalikan, ya kami bongkar makamnya,” kata mantan Kabiddokkes Polda Jateng itu.

Budiyono menambahkan, pendanaan untuk pemakaman berasal dari beberapa pihak. Untuk lahan dan tenaga penguburan, serta peti jenazah, dibantu oleh Pemkot Surabaya. “Kalau untuk operasionalnya dari kami dan Dinkes Jatim,” tandasnya.

Sementara itu, pihak Kementrian Luar negeri memastikan sudah tidak ada masalah terkait pemakaman jenazah tersebut. “Kami sudah rapat dengan para dubes, dan mereka tidak keberatan dengan jadwal pemakaman ini,” terang Kasi Asia Pasifik Direktorat Konsuler Kemenlu Aditya Timuranto di sela pemakaman kemarin.

Jadwal pemakaman tersebut sudah tertunda dua kali. Awalnya, jenazah akan dimakamkan pada 20 Januari. Namun, para dubes belum setuju. Lalu, diputuskan ditunda tanggal 29 Februari. Tertunda lagi karena warga Iran berdemonstrasi di KBRI Iran, menuntut jenazah jangan langsung dimakamkan.
Akhirnya, diputuskan kemarin sebagai tanggal pemakaman. “Waktu rapat terakhir, sebenarnya Dubes Iran sempat meminta penundaan lagi, karena ingin proses identifikasi terus berjalan,” terangnya. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Kemenlu karena sudah terlalu lama.

Lagi pula, lanjutnya, keputusan memakamkan atau tidak sebenarnya ada pada pihak Indonesia. sebagian keluarga juga meminta pemakaman disegerakan, karena masa kunjungan mereka telah habis.

Meski begitu, pihaknya sudah menyampaikan ke Dubes Iran jika warganya tetap bisa meminta proses identifikasi dilanjutkan. Syaratnya, mereka membawa data pembanding untuk postmortem. “Kalau cocok, mereka boleh membongkar makam kalau mau dibawa kembali ke negara asal,” tambahnya.  (byu/fat/jpnn)

Seputar Kapal Layar Motor (KLM) Barokah Tenggelam di Perairan Surabaya

SURABAYA – Seluruh jenazah imigran gelap penumpang Kapal Layar Motor (KLM) Barokah yang tenggelam pada 17 Desember lalu di perairan lepas Pantai Prigi akhirnya dimakamkan. Kemarin (23/3), jenazah-jenazah itu  dimakamkan di Makam Putat Jaya yang dikelola Pemkot Surabaya. Mereka dimakamkan secara massal dalam satu lubang besar.

Persiapan pemakaman dilakukan sejak pagi. Satu per satu, jenazah dikeluarkan dari kontainer  pendingin, kemudian dikafani dan dimasukkan ke dalam peti jenazah. Setalah itu, peti-peti jenazah ditata di Taman RS Bhayangkara Polda Jatim untuk disalatkan bersama.

Prosesi salat jenazah dipimpin Kabiddokkes Polda Jatim Kombespol dr Budiyono MARS. Prosesi tersebut diikuti seluruh petugas Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Regional Tengah dan beberapa warga asing yang sempat mengklaim jenazah tersebut sebagai keluarganya.

Usai salat Jumat, sekitar pukul 13.20, belasan kendaraan pengangkut jenazah mulai berdatangan. Karena jumlah jenazah yang dimakamkan ada 55 orang, armada yang disediakan pun kurang. Biddokkes bahkan harus meminta bantuan truk Dalmas dan Satpol PP untuk mengangkut peti menuju makam.
Prosesi pemakaman sempat terganggu oleh ratusan warga yang berdatangan ingin menonton. Permintaan polisi agar warga menyingkir juga tidak diindahkan. Akhirnya, polisi hanya bisa meminggirkan warga dari jalur pengangkutan peti jenazah. Selebihnya, warga yang sebagian juga anak-anak nekat menonton dari atas gundukan tanah galian di pinggir liang lahat.

Prosesi pemakaman selesai sekitar pukul 16.00. Setiap makam diberi penanda nisan berkode identifikasi. Tujuannya, jika ada lagi keluarga yang mengklaim sebagai pihakkeluarga, jenazah bisa dikenali. Total terdapat 55 jenazah yang dimakamkan. Terdiri dari 53 jenazah yang belum teridentifikasi dan dua jenazah yang telah teridentifikasi.

Sebanyak 53 jenazah yang belum teridentifikasi terdiri dari 33 laki-laki, 11 perempuan, dan sembilan anak-anak. Sedangkan, sisa tiga jenazah lainnya masih disimpan di kamar mayat RS Bhayangkara Polda Jatim. “Ketiganya mau diambil oleh pihak keluarga,” terang Budiyono. Namun, jika tidak kunjung diambil, mereka juga akan dimakamkan di Surabaya.

Dua jenazah yang telah teridentifikasi dan dimakamkan di Putat Jaya berasal dari Irak dan Iran, bernama Zahra dan Mubina. Mereka merupakan rekan dari tiga jenazah yang belum teridentifikasi dan merupakan anak dari seorang warga Irak, Riyadh Al Ka’bi.

Saat ditanya, Riyadh mengaku tidak bisa mengenali jasad ketiga anaknya. Selain itu, dia terkendala dana jika harus memulangkan mereka. “Biayanya USD7.000 per jenazah,” tuturnya dengan bahasa Parsi. Memang ada bantuan dari pemerintah Irak, namun tidak cukup. “Saya ridha mereka dimakamkan di sini,” tuturnya.

Kabiddokkes Budiyono menyatakan, jenazah-jenazah itu dimakamkan bersama sejumlah barang pribadi. Namun, dia memastikan tidak ada satupun barang berharga di dalam peti. “Yang ikut dikubur hanya pakaian dan tas. Barang berharga, seperti dompet, uang, dan perhiasan kami simpan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, informasi semacam itu perlu disampaikan karena ada isu sekelompok orang yang berniat membongkar makam para imigran. Mereka yakin di dalam makam tersebut terdapat barang berharga.

Sementara itu, bersamaan dengan pemakaman para jenazah, berakhir pula masa identifikasi. Namun, data para imigran yang belum teridentifikasi masih utuh. “Kalau ada keluarga yang datang, kami persilakan untuk menunjukkan data pembanding postmortem,” ujarnya. (byu/fat/jpnn)
Data tersebut akan dicocokkan dengan data yang dimiliki DVI.

Jika cocok, keluarga boleh memilih apakah mau memulangkan jenazah atau membiarkannya dimakamkan di Surabaya. “Kalau mereka minta jenazah dikembalikan, ya kami bongkar makamnya,” kata mantan Kabiddokkes Polda Jateng itu.

Budiyono menambahkan, pendanaan untuk pemakaman berasal dari beberapa pihak. Untuk lahan dan tenaga penguburan, serta peti jenazah, dibantu oleh Pemkot Surabaya. “Kalau untuk operasionalnya dari kami dan Dinkes Jatim,” tandasnya.

Sementara itu, pihak Kementrian Luar negeri memastikan sudah tidak ada masalah terkait pemakaman jenazah tersebut. “Kami sudah rapat dengan para dubes, dan mereka tidak keberatan dengan jadwal pemakaman ini,” terang Kasi Asia Pasifik Direktorat Konsuler Kemenlu Aditya Timuranto di sela pemakaman kemarin.

Jadwal pemakaman tersebut sudah tertunda dua kali. Awalnya, jenazah akan dimakamkan pada 20 Januari. Namun, para dubes belum setuju. Lalu, diputuskan ditunda tanggal 29 Februari. Tertunda lagi karena warga Iran berdemonstrasi di KBRI Iran, menuntut jenazah jangan langsung dimakamkan.
Akhirnya, diputuskan kemarin sebagai tanggal pemakaman. “Waktu rapat terakhir, sebenarnya Dubes Iran sempat meminta penundaan lagi, karena ingin proses identifikasi terus berjalan,” terangnya. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Kemenlu karena sudah terlalu lama.

Lagi pula, lanjutnya, keputusan memakamkan atau tidak sebenarnya ada pada pihak Indonesia. sebagian keluarga juga meminta pemakaman disegerakan, karena masa kunjungan mereka telah habis.

Meski begitu, pihaknya sudah menyampaikan ke Dubes Iran jika warganya tetap bisa meminta proses identifikasi dilanjutkan. Syaratnya, mereka membawa data pembanding untuk postmortem. “Kalau cocok, mereka boleh membongkar makam kalau mau dibawa kembali ke negara asal,” tambahnya.  (byu/fat/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/