26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Anas Masih Aman

SBY Pilih Kambinghitamkan Lawan Politik

BOGOR- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan, bahwa posisi Anas Urbaningrum sementara masih aman. Pidato sambutan pendiri Demokrat sekaligus presiden RI itu justru menepis sejumlah spekulasi tentang pelengseran ketua umum DPP PD itu dari posisinya. SBY menyatakan tidak gampang menentukan seseorang bersalah atau tidak. Indonesia, kata dia, adalah negara demokrasi yang menghormati penegakan hukum. Pengadilan lah yang menentukan apakah tudingan dan pernyataan seseorang benar atau tidak. “Itu namanya trial by the court, bukan trial by the press, (trial by) SMS atau BBM,” tegas SBY, di depan peserta Rakornas PD, saat upacara pembukaan, di Gedung SICC, Sentul, Bogor, kemarin (23/7).

Beberapa hari terakhir, wacana pelengseran Anas terus mengemuka. Hal itu menyusul nyanyian dan tudingan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M. Nazaruddin, yang belakangan justru focus mengarah pada sosok mantan ketua umum PB HMi tersebut. Terus bergulir wacana, bahwa rakornas akan dijadikan ajang untuk menonaktifkan Anas dari jabatannya sebagai ketua umum. Bahkan, juga berhembus kencang isu dorongan agar rakornas menjadi  titik awal segera melaksanakan kongres luar biasa (KLB).

Meski tidak  disampaikan secara eksplisit, SBY memberi sinyal kalau kader Demokrat justru  harus meningkatkan kekompakan menghadapi gonjang-ganjing belakangan ini. “Jangan berkecil hati, tetaplah tabah, tetap bersemangat karena masih ada hari esok, yang penting terus introspeksi dan berbenah diri,” tandasnya, di awal-awal sambutan.
Lebih lanjut, SBY justru memilih menyeret pihak lain di luar partai yang berkontribusi menciptakan gonjang-ganjing di tubuh partainya, belakangan ini. Yaitu, lewat serangan khususnya ditujukan pada kader yang telah melanggar tiga prinsip partai. Yaitu, politik bersih, cerdas, dan santun. Secara terbuka, dia mengakui, di hampir 10 tahun usia Demokrat, partainya belum terbebas sama sekali dari kekurangan dan kelemahan.

“Oleh lawan politik, titik lemah dan kesalahan kader ini dijadikan sasaran tembak utama,” tegas SBY,  Kemudian, lanjut dia, oleh media massa hal itu lantas terus dijadikan tema dan headline selama berbulan-bulan. “Mengalahkan isu besar lainnya,” imbuh pendiri Demokrat sekaligus Presiden RI tersebut. Lewat serangan terhadap sejumlah kader partai tersebut, SBY menyatakan, bahwa reputasi Demokrat menjadi rusak karenanya. “Ini benar-benar karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” tandasnya.

Kepada ribuan kadernya, SBY mengingatkan, bahwa politik memang keras. Fitnah, adu domba, dan pencemaran nama baik kerap dijadikan sejumlah pihak sebagai jalan untuk meraih kemenangan. “Tapi, yakinlah, yang gemar memfitnah dan mengadu domba akan mendapat ganjarannya. Namun, jangan hanya pasrah, jangan biarkan fitnah dan pencemaran nama baik dilakukan seenaknya,” perintahnya.

Saat menyampaikan pidato sambutan sekaligus arahan pada acara pembukaan tersebut, SBY tampak
sangat serius. Beberapa kali bahkan, SBY menyampaikan arahannya dengan suara bergetar.      Misalnya, saat dia menyerukan agar kader Demokat agar meningkatkan kekompakan dan tidak justru saling menyalahkan dalam menghadapi kondisi terkini partai. “Hadapi badai politik, saya akan berdiri di depan dan bersama-sama saudara semua untuk hadapi dan mengatasi ujian dan cobaan ini,” tegas SBY, disambut tepuk tangan ribuan kader PD yang hadir.
Pada kesempatan tersebut, beberapa kali memberikan tekanan agar setiap kader Demokrat kembali meneguhkan tiga prinsip politik partai. Jika sudah tidak mau dan tidak mampu, dia bahkan secara terbuka mempersilahkan agar yang bersangkutan keluar dari partai berlambang mercy tersebut. “Siapa saja diantara kita yang tidak mau menjalankan prinsip perjuangan partai, terutama etika politik bersih, lebih baik meninggalkan partai ini,” tegasnya, kembali disambut  tepuk tangan.

Dia juga berjanji, nantinya sebagai ketua dewan kehormatan partai, dirinya juga akan lebih konsen untuk mengawal tiga prinsip tersebut. Yaitu, dengan lebih proaktif untuk mengusut dan menegakkan tiga hal tersebut. “Sebab, citra dan kehormatan partai itu di atas segalanya. Jangan karena ulah satu dua kader, jutaan kader lain jadi terganggu dan merasa malu,” ujar SBY.

Meski relatif sementara aman, suara-suara yang menginginkan adanya KLB atau alternatif lain dengan penonaktifan tetap terdengar. Misalnya, dari Sekretaris DPD Jawa Tengah Danny Srianto. Dia secara terbuka meminta agar rakornas dapat membuat langkah strategis penyelamatan partai dengan dua alternatif tersebut. “Kalau menunggu proses hukum berjalan, terlalu lama, keburu partai ini hancur, ketua umum itu termasuk figure utama,” ujar Danny, di tengah arena rakornas.     Dorongan lainnya, meski lebih halus sempat disampaikan, salah seorang pendiri Partai Demokrat
Vence Rumangkang. Dia juga meminta Ketua Dewan Pembina Demokrat membersihkan partai dengan tidak lagi melihat orang per orang. Tapi, lebih mengedepankan kepentingan partai. “Ini harus ada solusi, membela partai atau membela orang,” kata Vence, juga di tengah arena rakornas.  Vence meminta ada penyelesaian yang konkret. Kemungkinan penyelesaian melalui perombakan, menurut dia, bisa menjadi salah satu jalan keluar. “Yang penting sekarang itu ada langkah politik yang tepat dan secepatnya,” imbuh mantan wakil ketua umum Demokrat tersebut. Pintu menuju pelengseran Anas lewat rakornas memang terbuka. Berdasarkan AD/ART Partai Demokrat, KLB dimungkinkan melalui dua cara. Pertama, ada keinginan majelis tinggi yang diketuai SBY. Atau, melalui mekanisme pengusulan dari setengah DPD (provinsi) yang dan dua per tiga DPC (kabupoaten/kota).

Umumnya, rakornas hanya dihadiri pengurus hingga tingkat DPD. Namun, Rakornas kali ini berbeda karena juga mengundang DPC seluruh Indonesia.  Di tempat terpisah, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, tidak mengambil pilihan pelengseran karena melihat arus bawah dukungan terhadap Anas masih cukup besar. “SBY tentu sulit jika mengambil resiko melawan arus bawah,” ujar Burhanudin, disela diskusi Polemik Trijaya, di Sentul City, tak jauh dari lokasi rakornas. (dyn/jpnn)

SBY Pilih Kambinghitamkan Lawan Politik

BOGOR- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan, bahwa posisi Anas Urbaningrum sementara masih aman. Pidato sambutan pendiri Demokrat sekaligus presiden RI itu justru menepis sejumlah spekulasi tentang pelengseran ketua umum DPP PD itu dari posisinya. SBY menyatakan tidak gampang menentukan seseorang bersalah atau tidak. Indonesia, kata dia, adalah negara demokrasi yang menghormati penegakan hukum. Pengadilan lah yang menentukan apakah tudingan dan pernyataan seseorang benar atau tidak. “Itu namanya trial by the court, bukan trial by the press, (trial by) SMS atau BBM,” tegas SBY, di depan peserta Rakornas PD, saat upacara pembukaan, di Gedung SICC, Sentul, Bogor, kemarin (23/7).

Beberapa hari terakhir, wacana pelengseran Anas terus mengemuka. Hal itu menyusul nyanyian dan tudingan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M. Nazaruddin, yang belakangan justru focus mengarah pada sosok mantan ketua umum PB HMi tersebut. Terus bergulir wacana, bahwa rakornas akan dijadikan ajang untuk menonaktifkan Anas dari jabatannya sebagai ketua umum. Bahkan, juga berhembus kencang isu dorongan agar rakornas menjadi  titik awal segera melaksanakan kongres luar biasa (KLB).

Meski tidak  disampaikan secara eksplisit, SBY memberi sinyal kalau kader Demokrat justru  harus meningkatkan kekompakan menghadapi gonjang-ganjing belakangan ini. “Jangan berkecil hati, tetaplah tabah, tetap bersemangat karena masih ada hari esok, yang penting terus introspeksi dan berbenah diri,” tandasnya, di awal-awal sambutan.
Lebih lanjut, SBY justru memilih menyeret pihak lain di luar partai yang berkontribusi menciptakan gonjang-ganjing di tubuh partainya, belakangan ini. Yaitu, lewat serangan khususnya ditujukan pada kader yang telah melanggar tiga prinsip partai. Yaitu, politik bersih, cerdas, dan santun. Secara terbuka, dia mengakui, di hampir 10 tahun usia Demokrat, partainya belum terbebas sama sekali dari kekurangan dan kelemahan.

“Oleh lawan politik, titik lemah dan kesalahan kader ini dijadikan sasaran tembak utama,” tegas SBY,  Kemudian, lanjut dia, oleh media massa hal itu lantas terus dijadikan tema dan headline selama berbulan-bulan. “Mengalahkan isu besar lainnya,” imbuh pendiri Demokrat sekaligus Presiden RI tersebut. Lewat serangan terhadap sejumlah kader partai tersebut, SBY menyatakan, bahwa reputasi Demokrat menjadi rusak karenanya. “Ini benar-benar karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” tandasnya.

Kepada ribuan kadernya, SBY mengingatkan, bahwa politik memang keras. Fitnah, adu domba, dan pencemaran nama baik kerap dijadikan sejumlah pihak sebagai jalan untuk meraih kemenangan. “Tapi, yakinlah, yang gemar memfitnah dan mengadu domba akan mendapat ganjarannya. Namun, jangan hanya pasrah, jangan biarkan fitnah dan pencemaran nama baik dilakukan seenaknya,” perintahnya.

Saat menyampaikan pidato sambutan sekaligus arahan pada acara pembukaan tersebut, SBY tampak
sangat serius. Beberapa kali bahkan, SBY menyampaikan arahannya dengan suara bergetar.      Misalnya, saat dia menyerukan agar kader Demokat agar meningkatkan kekompakan dan tidak justru saling menyalahkan dalam menghadapi kondisi terkini partai. “Hadapi badai politik, saya akan berdiri di depan dan bersama-sama saudara semua untuk hadapi dan mengatasi ujian dan cobaan ini,” tegas SBY, disambut tepuk tangan ribuan kader PD yang hadir.
Pada kesempatan tersebut, beberapa kali memberikan tekanan agar setiap kader Demokrat kembali meneguhkan tiga prinsip politik partai. Jika sudah tidak mau dan tidak mampu, dia bahkan secara terbuka mempersilahkan agar yang bersangkutan keluar dari partai berlambang mercy tersebut. “Siapa saja diantara kita yang tidak mau menjalankan prinsip perjuangan partai, terutama etika politik bersih, lebih baik meninggalkan partai ini,” tegasnya, kembali disambut  tepuk tangan.

Dia juga berjanji, nantinya sebagai ketua dewan kehormatan partai, dirinya juga akan lebih konsen untuk mengawal tiga prinsip tersebut. Yaitu, dengan lebih proaktif untuk mengusut dan menegakkan tiga hal tersebut. “Sebab, citra dan kehormatan partai itu di atas segalanya. Jangan karena ulah satu dua kader, jutaan kader lain jadi terganggu dan merasa malu,” ujar SBY.

Meski relatif sementara aman, suara-suara yang menginginkan adanya KLB atau alternatif lain dengan penonaktifan tetap terdengar. Misalnya, dari Sekretaris DPD Jawa Tengah Danny Srianto. Dia secara terbuka meminta agar rakornas dapat membuat langkah strategis penyelamatan partai dengan dua alternatif tersebut. “Kalau menunggu proses hukum berjalan, terlalu lama, keburu partai ini hancur, ketua umum itu termasuk figure utama,” ujar Danny, di tengah arena rakornas.     Dorongan lainnya, meski lebih halus sempat disampaikan, salah seorang pendiri Partai Demokrat
Vence Rumangkang. Dia juga meminta Ketua Dewan Pembina Demokrat membersihkan partai dengan tidak lagi melihat orang per orang. Tapi, lebih mengedepankan kepentingan partai. “Ini harus ada solusi, membela partai atau membela orang,” kata Vence, juga di tengah arena rakornas.  Vence meminta ada penyelesaian yang konkret. Kemungkinan penyelesaian melalui perombakan, menurut dia, bisa menjadi salah satu jalan keluar. “Yang penting sekarang itu ada langkah politik yang tepat dan secepatnya,” imbuh mantan wakil ketua umum Demokrat tersebut. Pintu menuju pelengseran Anas lewat rakornas memang terbuka. Berdasarkan AD/ART Partai Demokrat, KLB dimungkinkan melalui dua cara. Pertama, ada keinginan majelis tinggi yang diketuai SBY. Atau, melalui mekanisme pengusulan dari setengah DPD (provinsi) yang dan dua per tiga DPC (kabupoaten/kota).

Umumnya, rakornas hanya dihadiri pengurus hingga tingkat DPD. Namun, Rakornas kali ini berbeda karena juga mengundang DPC seluruh Indonesia.  Di tempat terpisah, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, tidak mengambil pilihan pelengseran karena melihat arus bawah dukungan terhadap Anas masih cukup besar. “SBY tentu sulit jika mengambil resiko melawan arus bawah,” ujar Burhanudin, disela diskusi Polemik Trijaya, di Sentul City, tak jauh dari lokasi rakornas. (dyn/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/