26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Indonesia Akhirnya Bebas Zona Merah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zona merah kini telah hilang dari peta persebaran Covid-19. Itu berarti tidak ada lagi daerah yang masuk kategori risiko tinggi penularan Covid-19. Yang tersisa tinggal beberapa zona oranye dan hijau. Lalu, sebagian besar berada di zona risiko rendah, yakni kuning. Hal itu tampak dari peta risiko persebaran Covid-19 di laman resmi Satgas Covid-19.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, berdasar analisis data per 19 September, memang sudah tidak ada kabupaten/kota yang berzona merah di Indonesia. Menurut Wiku, capaian itu harus direspons dengan semangat untuk konsisten mempertahankan kondisi terkendali tersebut. Masyarakat juga diminta tidak lengah.

“Karena sedikit saja lengah, dalam hitungan minggu status zonasi bisa berubah lagi,” jelas Wiku.

Berdasar data Satgas Covid-19, pertambahan kasus konfirmasi positif harian telah jatuh di bawah angka 5 ribuan per hari sejak 12 September 2021. Angka kasus aktif kini tersisa 49 ribuan atau 1,2 persen. Sedangkan persentase kesembuhan naik ke angka 95,5 persen. Di sisi lain, pelonggaran aktivitas masyarakat oleh pemerintah memicu peningkatan mobilitas.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, berdasar data Kementerian Kesehatan, sejak 2 Agustus 2021 telah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di Indonesia. Bahkan, di Jawa dan Bali, peningkatan terjadi secara signifikan.

Data tersebut juga sejalan dengan laporan WHO yang dirilis pada 15 September 2021. Laporan itu menyatakan bahwa sepekan terakhir mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, mengalami peningkatan signifikan. ’’Peningkatan mobilitas saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi,” sebut Plate.

Karena itu, meski level PPKM turun, pemerintah terus memperkuat penerapan aturan perjalanan domestik dan internasional. Hal ini dilakukan beriringan dengan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk internasional ke Indonesia.

Selain itu, Johnny mengatakan bahwa pemerintah terus menambah alokasi vaksin di daerah yang memiliki jumlah kasus dan mobilitas tinggi. Hal ini diiringi dengan penambahan sentra vaksinasi, pemberlakuan syarat kartu vaksinasi untuk pelaku perjalanan dan penggunaan fasilitas publik, serta percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, lansia, dan orang dengan komorbid.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah dan semua pihak tidak terlena dengan penurunan level PPKM. Memang, dia mengakui PPKM telah efektif menurunkan angka kasus. Namun, efektivitas PPKM tidak bisa digeneralisasi. Terutama jika berbicara daerah luar Jawa-Bali yang secara rekam jejak 3T-nya lemah.

Dicky mengatakan, penurunan kasus harus dilihat terlebih dahulu apakah sudah sustain atau stabil dengan melihat lamanya waktu tren penurunan kasus tersebut. ’’Jika baru turun selama dua minggu, saya tidak merekomendasikan untuk dilonggarkan. Sebaiknya tunggu satu bulan, dilihat apakah naik turun, atau stabil, atau turun,” jelasnya.

BOR Covid-19 Sumut Terus Turun

Tingkat okupansi tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit di Sumatera Utara (Sumut) kembali mengalami penurunan. Pada minggu lalu di angka 20 persen, kini sudah sekitar 15 persen.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumut dr Nelly Fitriani menyebutkan, berdasarkan data isian tempat tidur Covid-19 rumah sakit yang melaporkan, BOR ICU Covid-19 Sumut sebesar 20,97 persen. Sedangkan BOR Isolasi 10,73 persen.

“Selama satu minggu terakhir, BOR Covid-19 Sumut terus mengalami penurunan setiap harinya. Pada 15 September, BOR ICU Covid-19 di angka 24,78 persen. Namun, saat ini turun menjadi 20,97 persen. Begitu juga dengan BOR Isolasi Covid-19, turun dari 16,19 persen menjadi 10,73 persen,” ujar Nelly, Kamis (23/9).

Nelly juga menyebutkan, penurunan juga terjadi terhadap BOR Covid-19 Kota Medan. Sebelumnya berkisar 50 hingga 40 persen, kini hanya sekitar 30 hingga 20 persen. “Kota Medan saat ini BOR ICU di angka 25,61 persen dari 29,14 persen. Sedangkan BOR Isolasi 14,23 persen dari 21,67 persen,” ujarnya.

Nelly mengatakan, berdasarkan peta risiko BOR Covid-19 rumah sakit di Sumut, saat ini kondisinya sudah ‘hijau’ (dipantau). “Rata-rata sudah hijau semua, berdasarkan rumah sakit yang melaporkan data secara online,” pungkasnya.

Terpisah, berdasarkan update data Covid-19 milik Kemenkes, Sumut memperoleh penambahan 129 kasus konfirmasi positif, sehingga totalnya kini menjadi 104.033 orang. Kemudian untuk kasus sembuh bertambah 197 kasus, sehingga kini totalnya menjadi 98.329 orang.

Selanjutnya untuk kasus kematian, bertambah 8 orang sehingga kini totalnya menjadi 2.793 orang. Karena itu, kini kasus aktif Covid-19 di Sumut turun 76 poin dari 2.987 menjadi 2.911 orang.

Sementara itu, secara nasional  Kasus Covid-19 pada Kamis (23/9) bertambah 2.881 orang sehari. Kasus baru terdeteksi dari tes di atas 248 ribu spesimen. Kini total sudah 4.201.559 orang terinfeksi Covid-19 di tanah air.

Kasus Covid-19 terbanyak harian disumbang Jawa Tengah 333 kasus. Jawa Barat 243 kasus. Jawa Timur 220 kasus. DKI Jakarta 165 kasus. Bali 138 kasus. Kasus aktif turun 1.665 sehari. Jumlah pasien aktif kini sebanyak 47.997 orang. Ada 173.914 orang yang diperiksa dengan metode TCM, PCR, dan antigen. Angka positivity rate mencapai 1,66 persen.

Sementara itu, pasien yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 160 jiwa. Sehingga angka kematian sudah 141.114 jiwa meninggal dunia karena Covid-19. Kematian harian terbanyak terjadi di Aceh 23 jiwa, Jawa Timur 22 jiwa. Jawa Tengah 16 jiwa.

Sedangkan, pasien sembuh harian bertambah 4.486 orang. Paling banyak kasus sembuh paling banyak di Jawa Timur 423. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 4.012.448 orang. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Ada 3 provinsi di bawah 10 kasus. Dan tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. (jpg/ris)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zona merah kini telah hilang dari peta persebaran Covid-19. Itu berarti tidak ada lagi daerah yang masuk kategori risiko tinggi penularan Covid-19. Yang tersisa tinggal beberapa zona oranye dan hijau. Lalu, sebagian besar berada di zona risiko rendah, yakni kuning. Hal itu tampak dari peta risiko persebaran Covid-19 di laman resmi Satgas Covid-19.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, berdasar analisis data per 19 September, memang sudah tidak ada kabupaten/kota yang berzona merah di Indonesia. Menurut Wiku, capaian itu harus direspons dengan semangat untuk konsisten mempertahankan kondisi terkendali tersebut. Masyarakat juga diminta tidak lengah.

“Karena sedikit saja lengah, dalam hitungan minggu status zonasi bisa berubah lagi,” jelas Wiku.

Berdasar data Satgas Covid-19, pertambahan kasus konfirmasi positif harian telah jatuh di bawah angka 5 ribuan per hari sejak 12 September 2021. Angka kasus aktif kini tersisa 49 ribuan atau 1,2 persen. Sedangkan persentase kesembuhan naik ke angka 95,5 persen. Di sisi lain, pelonggaran aktivitas masyarakat oleh pemerintah memicu peningkatan mobilitas.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, berdasar data Kementerian Kesehatan, sejak 2 Agustus 2021 telah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di Indonesia. Bahkan, di Jawa dan Bali, peningkatan terjadi secara signifikan.

Data tersebut juga sejalan dengan laporan WHO yang dirilis pada 15 September 2021. Laporan itu menyatakan bahwa sepekan terakhir mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, mengalami peningkatan signifikan. ’’Peningkatan mobilitas saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi,” sebut Plate.

Karena itu, meski level PPKM turun, pemerintah terus memperkuat penerapan aturan perjalanan domestik dan internasional. Hal ini dilakukan beriringan dengan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk internasional ke Indonesia.

Selain itu, Johnny mengatakan bahwa pemerintah terus menambah alokasi vaksin di daerah yang memiliki jumlah kasus dan mobilitas tinggi. Hal ini diiringi dengan penambahan sentra vaksinasi, pemberlakuan syarat kartu vaksinasi untuk pelaku perjalanan dan penggunaan fasilitas publik, serta percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, lansia, dan orang dengan komorbid.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah dan semua pihak tidak terlena dengan penurunan level PPKM. Memang, dia mengakui PPKM telah efektif menurunkan angka kasus. Namun, efektivitas PPKM tidak bisa digeneralisasi. Terutama jika berbicara daerah luar Jawa-Bali yang secara rekam jejak 3T-nya lemah.

Dicky mengatakan, penurunan kasus harus dilihat terlebih dahulu apakah sudah sustain atau stabil dengan melihat lamanya waktu tren penurunan kasus tersebut. ’’Jika baru turun selama dua minggu, saya tidak merekomendasikan untuk dilonggarkan. Sebaiknya tunggu satu bulan, dilihat apakah naik turun, atau stabil, atau turun,” jelasnya.

BOR Covid-19 Sumut Terus Turun

Tingkat okupansi tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit di Sumatera Utara (Sumut) kembali mengalami penurunan. Pada minggu lalu di angka 20 persen, kini sudah sekitar 15 persen.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumut dr Nelly Fitriani menyebutkan, berdasarkan data isian tempat tidur Covid-19 rumah sakit yang melaporkan, BOR ICU Covid-19 Sumut sebesar 20,97 persen. Sedangkan BOR Isolasi 10,73 persen.

“Selama satu minggu terakhir, BOR Covid-19 Sumut terus mengalami penurunan setiap harinya. Pada 15 September, BOR ICU Covid-19 di angka 24,78 persen. Namun, saat ini turun menjadi 20,97 persen. Begitu juga dengan BOR Isolasi Covid-19, turun dari 16,19 persen menjadi 10,73 persen,” ujar Nelly, Kamis (23/9).

Nelly juga menyebutkan, penurunan juga terjadi terhadap BOR Covid-19 Kota Medan. Sebelumnya berkisar 50 hingga 40 persen, kini hanya sekitar 30 hingga 20 persen. “Kota Medan saat ini BOR ICU di angka 25,61 persen dari 29,14 persen. Sedangkan BOR Isolasi 14,23 persen dari 21,67 persen,” ujarnya.

Nelly mengatakan, berdasarkan peta risiko BOR Covid-19 rumah sakit di Sumut, saat ini kondisinya sudah ‘hijau’ (dipantau). “Rata-rata sudah hijau semua, berdasarkan rumah sakit yang melaporkan data secara online,” pungkasnya.

Terpisah, berdasarkan update data Covid-19 milik Kemenkes, Sumut memperoleh penambahan 129 kasus konfirmasi positif, sehingga totalnya kini menjadi 104.033 orang. Kemudian untuk kasus sembuh bertambah 197 kasus, sehingga kini totalnya menjadi 98.329 orang.

Selanjutnya untuk kasus kematian, bertambah 8 orang sehingga kini totalnya menjadi 2.793 orang. Karena itu, kini kasus aktif Covid-19 di Sumut turun 76 poin dari 2.987 menjadi 2.911 orang.

Sementara itu, secara nasional  Kasus Covid-19 pada Kamis (23/9) bertambah 2.881 orang sehari. Kasus baru terdeteksi dari tes di atas 248 ribu spesimen. Kini total sudah 4.201.559 orang terinfeksi Covid-19 di tanah air.

Kasus Covid-19 terbanyak harian disumbang Jawa Tengah 333 kasus. Jawa Barat 243 kasus. Jawa Timur 220 kasus. DKI Jakarta 165 kasus. Bali 138 kasus. Kasus aktif turun 1.665 sehari. Jumlah pasien aktif kini sebanyak 47.997 orang. Ada 173.914 orang yang diperiksa dengan metode TCM, PCR, dan antigen. Angka positivity rate mencapai 1,66 persen.

Sementara itu, pasien yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 160 jiwa. Sehingga angka kematian sudah 141.114 jiwa meninggal dunia karena Covid-19. Kematian harian terbanyak terjadi di Aceh 23 jiwa, Jawa Timur 22 jiwa. Jawa Tengah 16 jiwa.

Sedangkan, pasien sembuh harian bertambah 4.486 orang. Paling banyak kasus sembuh paling banyak di Jawa Timur 423. Dan total angka kesembuhan saat ini sebanyak 4.012.448 orang. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Ada 3 provinsi di bawah 10 kasus. Dan tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. (jpg/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/