27 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Sipir Tak Siap Lawan Musuh

SLEMAN- Kebobolan segerombol pria bertopeng pada Sabtu (23/3) yang mengeksekusi 4 tahanan Lapas Kelas IIB Cebongan Sleman, Kakanwil Kemenkumham DIJ Rusdianto mengklaim sistem pengamanan telah sesuai standar.

Kendati begitu, Rusdianto mengakui tak ada petugas khusus yang siap menghadapi kekacauan dari luar lapas. “Petugas lapas (sipir) hanya berhubungan dengan pengamanan internal. Dengan tahanan dan narapidana,” jelasnya, kemarin (24/3).

Terkait antisipasi kekacauan eksternal, lanjut Rusdianto, pihaknya berkoordinasi dengan polisi. Rusdianto mengklaim, sebelum tragedi Sabtu dini hari, belum pernah ada permasalahan pengamanan lapas. Sesuai SOP (standar operasional prosedur) setiap hari bertugas 10 orang piket. Terdiri atas satu regu (8 orang) penjaga lingkungan lapas. Dan dua staf keamanan.

“Tentu saja sistem itu sudah memadai,” ucapnya.

Bagi Kalapas Cebongan B. Sukamto Harto, tragedi eksekusi empat tahanan oleh segerombol pria bertopeng diluar kapasitas penjaga keamanan. Bahkan sebagian penjaga terluka karena melakukan perlawanan, demi mengamankan tahanan. Namun mereka tak mampu menghadapi sedikitnya 17 anggota gerombolan bersenjatakan senapan laras panjang, pistol, dan granat.

“Tidak ada kesiapan petugas menghadapi ancaman seperti itu,” jelasnya.

Situasi lapas pasca tragedi masih menunjukkan ketegangan. Belasan polisi dan tentara berbaju loreng berjaga di lingkungan lapas. Kejadian Sabtu dini hari cukup membuat shock para penghuni lapas. Apalagi proses eksekusi terhadap empat tahanan dilakukan di hadapan 31 penghuni blok Anggrek.
Informasi dari salah seorang sumber di dalam lapas, empat sasaran para gerombolan dipanggil nama mereka satu per satu. Selanjutnya diberondong timah panas.

Mereka adalah tersangka kasus pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya Sertu Santoso, mantan anggota Korps Kopasus Kandang Menjangan Surakarta, di Hugo’s Cafe pada Selasa (19/3) dini hari.

Polisi pun menemukan 31 butir proyektil peluru di tubuh empat korban yang dieksekusi gerombolan bersenjata penyerang Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman, Sabtu dini hari (23/3). Kendati begitu tim penyidik belum bisa menggambarkan proses eksekusi yang dilakukan pasukan bertopeng terlatih tersebut.

Kapolda DIJ Brigjen Pol Sabar Rahardjo menyatakan telah mengevaluasi proses penyelidikan. Tapi, perwira tinggi Polri itu enggan membeberkan hasilnya. “Tolong beri kesempatan pada kami melakukan penyelidikan ilmiah,” ucapnya kemarin (24/3).

Pada bagian lain, Kapolda mengkritik kebijakan Pemkab Sleman yang masih akan mengkaji izin Hugo’s Cafe.
“Nggak usah dievaluasi. Sejak awal saya sampaikan, Hugo’s kami tutup, cabut izinnya,” tegas Sabar.
Kapolda mengingatkan bahwa langkah serupa juga berlaku bagi tempat hiburan malam lainnya. Yang tak bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung dan lingkungan.

Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo secara prinsip mendukung kebijakan Kapolda. Namun, dia akan mengevaluasi dulu semua perizinan Hugo’s sebelum menutupnya. Disesuaikan dengan peraturan daerah tentang tempat hiburan malam.(yog/jpnn)

SLEMAN- Kebobolan segerombol pria bertopeng pada Sabtu (23/3) yang mengeksekusi 4 tahanan Lapas Kelas IIB Cebongan Sleman, Kakanwil Kemenkumham DIJ Rusdianto mengklaim sistem pengamanan telah sesuai standar.

Kendati begitu, Rusdianto mengakui tak ada petugas khusus yang siap menghadapi kekacauan dari luar lapas. “Petugas lapas (sipir) hanya berhubungan dengan pengamanan internal. Dengan tahanan dan narapidana,” jelasnya, kemarin (24/3).

Terkait antisipasi kekacauan eksternal, lanjut Rusdianto, pihaknya berkoordinasi dengan polisi. Rusdianto mengklaim, sebelum tragedi Sabtu dini hari, belum pernah ada permasalahan pengamanan lapas. Sesuai SOP (standar operasional prosedur) setiap hari bertugas 10 orang piket. Terdiri atas satu regu (8 orang) penjaga lingkungan lapas. Dan dua staf keamanan.

“Tentu saja sistem itu sudah memadai,” ucapnya.

Bagi Kalapas Cebongan B. Sukamto Harto, tragedi eksekusi empat tahanan oleh segerombol pria bertopeng diluar kapasitas penjaga keamanan. Bahkan sebagian penjaga terluka karena melakukan perlawanan, demi mengamankan tahanan. Namun mereka tak mampu menghadapi sedikitnya 17 anggota gerombolan bersenjatakan senapan laras panjang, pistol, dan granat.

“Tidak ada kesiapan petugas menghadapi ancaman seperti itu,” jelasnya.

Situasi lapas pasca tragedi masih menunjukkan ketegangan. Belasan polisi dan tentara berbaju loreng berjaga di lingkungan lapas. Kejadian Sabtu dini hari cukup membuat shock para penghuni lapas. Apalagi proses eksekusi terhadap empat tahanan dilakukan di hadapan 31 penghuni blok Anggrek.
Informasi dari salah seorang sumber di dalam lapas, empat sasaran para gerombolan dipanggil nama mereka satu per satu. Selanjutnya diberondong timah panas.

Mereka adalah tersangka kasus pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya Sertu Santoso, mantan anggota Korps Kopasus Kandang Menjangan Surakarta, di Hugo’s Cafe pada Selasa (19/3) dini hari.

Polisi pun menemukan 31 butir proyektil peluru di tubuh empat korban yang dieksekusi gerombolan bersenjata penyerang Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman, Sabtu dini hari (23/3). Kendati begitu tim penyidik belum bisa menggambarkan proses eksekusi yang dilakukan pasukan bertopeng terlatih tersebut.

Kapolda DIJ Brigjen Pol Sabar Rahardjo menyatakan telah mengevaluasi proses penyelidikan. Tapi, perwira tinggi Polri itu enggan membeberkan hasilnya. “Tolong beri kesempatan pada kami melakukan penyelidikan ilmiah,” ucapnya kemarin (24/3).

Pada bagian lain, Kapolda mengkritik kebijakan Pemkab Sleman yang masih akan mengkaji izin Hugo’s Cafe.
“Nggak usah dievaluasi. Sejak awal saya sampaikan, Hugo’s kami tutup, cabut izinnya,” tegas Sabar.
Kapolda mengingatkan bahwa langkah serupa juga berlaku bagi tempat hiburan malam lainnya. Yang tak bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung dan lingkungan.

Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo secara prinsip mendukung kebijakan Kapolda. Namun, dia akan mengevaluasi dulu semua perizinan Hugo’s sebelum menutupnya. Disesuaikan dengan peraturan daerah tentang tempat hiburan malam.(yog/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/