JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengurusan visa haji terus dipercepat. Terhitung Kamis (21/7), sudah ada 29.300 visa yang keluar. Visa tersebut diperuntukkan bagi jamaah haji yang berangkat pada kelompok terbang (kloter) awal.
Dirjen Pengelola Haji dan Umrah (PHU) Abdul Jamil mengatakan, pihaknya menargetkan 42 ribu visa keluar pada enam hari pertama saat gelombang penerbangan jamaah dimulai. ”Untuk 160 ribu sampai penerbangan terakhir tanggal 4 September,” katanya, kemarin (24/7).
Sebagaimana diketahui, jamaah mulai masuk asrama pada 8 Agustus mendatang. Berikutnya, pada 9 Agustus, mereka yang masuk gelombang pertama terbang hingga 21 Agustus. Selanjutnya, gelombang kedua dimulai 22 Agustus dan berakhir 4 September.
Abdul Jamil optimistis bahwa target pengurusan visa tahun ini bakal lebih baik dibanding musim haji sebelumnya. ”Tahun lalu pengurusan visa tidak berdasarkan urutan kelompok terbang (kloter). Sekarang prioritasnya jamaah yang berangkat pada kloter-kloter awal,” janjinya.
Menurut Abdul Jamil, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) berupaya ekstra memberi pelayanan terbaik kepada para jamaah. Dia menyatakan tahun ini pengurusan visa bagi jamaah di daerah lebih mudah. Sebab, visa dapat dicetak di mana saja. Sebelumnya, pencetakan visa terpusat di Kedubes Arab Saudi.
Nah, tahun ini pemerintah Indonesia yang mencetaknya. Saat status visa jamaah haji printed atau sudah bisa dicetak maka visa tersebut bisa dicetak di mana saja. ”Bisa di print di Makassar, Riau, Medan, ini untuk memudahkan memperoleh visa (jamaah) di daerah,” terangnya. Menurutnya, dengan 13 titik embarkasi, kebijakan tersebut jelas mempermudah jamaah haji di seluruh daerah.
Terkait tahapan pengurusan visa, Jamil mengatakan persiapan sampai saat ini masih on the track. Prioritasnya tetap untuk pengurusan visa kloter awal. Namun, kata dia, sebagian pronvisi sudah mulai mengurus gelombang kedua yang baru akan dimulai pada 22 Agustus.
Abdul Jamil menjelaskan, pada tahun ini prosedur visa haji harus didahului adanya jaminan dari pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Saudi dalam pelayanan konsumsi, transportasi, dan hotel jamaah. Hal itu disebut pemaketan. ”Berangsur-angsur kami melakukan pemaketan. Kemudian disetujui Kementerian Haji Arab Saudi dan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi lalu ditembuskan di Kedubes Arab Saudi di sini (Indonesia, Red),” ujarnya. Nah, setelah pemaketan tersebut ditembuskan ke Kedubes Saudi, visa jamaah haji akan berstatus printed dan bisa dicetak kapan saja dan dimana saja.
Kepala Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Kemenag Sofwan Abdul Jani menambahkan, pihaknya membuat skenario baru untuk mengurus visa. Yakni pengurusan visa berkelompok sesuai kloter. ”Kloter-kloter awal kita selesaikan,” ucapnya.
Dengan cara itu, Sofwan berharap tidak ada lagi jamaah yang kececer. Dia menuturkan pengalaman tahun lalu benar-benar jadi pelajaran mereka. Seperti diketahui, tahun lalu ada jamaah yang gagal berangkat karena visa belum terbit.
Dia menjelaskan saat ini hampir seluruh paspor calon jamaah haji sudah ada di Jakarta. Meski visa bisa dicetak dimana saja, paspor tetap harus berada di Jakarta dulu untuk pengecekan. (tyo/wan/agm/jpg/adz)