30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Monumen PDRI Dibangun di Sumbar

JAKARTA– Setelah melalui proses penelitian yang panjang, akhirnya pemerintah mewujudkan pembangunan Monumen Bela Negara si Sumatera Barat. Monumen itu merupakan mata rantai sejarah bahwa di daerah itu pernah berdiri Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948-1849.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Surya Helmi di sela-sela pertemuan tokoh masyarakat Sumbar di Jakarta, Sabtu (24/11) menjelaskan, monument yang nantinya dinamai PDRI itu dibangun demi mengenang dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para founding fathers Negara Kesatuan RI.

“Pembangunan PDRI ini sebagai bukti bahwasanya pernah terjadi sejarah yang selama ini dilupakan, padahal itu suatu rangkaian sejarah, dan ini tidak boleh hilang,” kata Surya Helmi.

Dia menjelaskan bahwa dari seminar nasional PDRI dan Penguatan Pembangunan Nasionalisme dan Karakter Bangsa di Sumbar, pada 13-14 November lalu, terlihat masih banyak generasi muda yang sudah lupa dengan sejarah yang terjadi di daerahnya sendiri.

“Bahkan ada yang tidak tahu. Ini memang harus diingatkan, jangan sekali-kali lupakan sejarah, Jasmerah, kata Bung Karno,” ujar Surya Helmi.

Pembangunan Monumen Bela Negara dengan nama monument PDRI ini rencananya akan didirikan di Koto Panjang, Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Monumen yang akan dibangun senilai Rp268 miliar ini, akan berdiri dalam sebuah komplek seluas lebih kurang 50 hektar. Namun tahap awal akan dikembangkan di areal 20 hektar.

Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim, menjelaskan, pembangunan monument sejarah ini akan memberikan banyak danmpak positif terhadap masyarakat di Sumatera Barat. Selain mampu meningkatkan rasa nasionalisme, secara tidak langsung juga akan berdampak pada perekonomian daerah.

Dari segi pendidikan, dia berharap sejarah PDRI bisa ditambahkan ke dalam kurikulum pendidikan dari segi muatan lokalnya. Apalagi saat ini sudah ada Undang-undang Pelestarian Adat. “Ini kan PDRI, sejarah nasional, anak-anak kita harus tahu,” ujar Muslim Kasim.

Dia menambahkan bahwa gagasan awal pendirian monument PDRI ini berawal dari usulan daerah. Gagasan itu sendiri dimunculkan setelah adanya penelitian panjang dari berbagai kalangan.
Dalam tahapan pembangunan ini, daerah selaku panitia lokal menyediakan lahan, termasuk memfasilitasi segala keperluan lain untuk kelancaran pembangunannya.
“Insya Allah 19 Desember (2012) nanti peletakan batu pertama. Di komplek monument PDRI itu nantinya akan dibangun museum, masjid, serta sarana penunjang lain. Termasuk sebuah Universitas sebagai rencana ke depan,” tambah Muslim Kasim.

Dalam catatan sejarah termaktub bahwa sesaat sebelum PDRI di Sumatera Barat terbentuk, Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia pada 19 Desember 1948 diserang Belanda.
Sidang kabinet di Istana Presiden segera diadakan membahas kondisi genting itu dan mencari cara yang tepat untuk menyelamatkan NKRI yang sedang terancam bahaya. .(fat/jpnn)

JAKARTA– Setelah melalui proses penelitian yang panjang, akhirnya pemerintah mewujudkan pembangunan Monumen Bela Negara si Sumatera Barat. Monumen itu merupakan mata rantai sejarah bahwa di daerah itu pernah berdiri Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948-1849.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Surya Helmi di sela-sela pertemuan tokoh masyarakat Sumbar di Jakarta, Sabtu (24/11) menjelaskan, monument yang nantinya dinamai PDRI itu dibangun demi mengenang dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para founding fathers Negara Kesatuan RI.

“Pembangunan PDRI ini sebagai bukti bahwasanya pernah terjadi sejarah yang selama ini dilupakan, padahal itu suatu rangkaian sejarah, dan ini tidak boleh hilang,” kata Surya Helmi.

Dia menjelaskan bahwa dari seminar nasional PDRI dan Penguatan Pembangunan Nasionalisme dan Karakter Bangsa di Sumbar, pada 13-14 November lalu, terlihat masih banyak generasi muda yang sudah lupa dengan sejarah yang terjadi di daerahnya sendiri.

“Bahkan ada yang tidak tahu. Ini memang harus diingatkan, jangan sekali-kali lupakan sejarah, Jasmerah, kata Bung Karno,” ujar Surya Helmi.

Pembangunan Monumen Bela Negara dengan nama monument PDRI ini rencananya akan didirikan di Koto Panjang, Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Monumen yang akan dibangun senilai Rp268 miliar ini, akan berdiri dalam sebuah komplek seluas lebih kurang 50 hektar. Namun tahap awal akan dikembangkan di areal 20 hektar.

Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim, menjelaskan, pembangunan monument sejarah ini akan memberikan banyak danmpak positif terhadap masyarakat di Sumatera Barat. Selain mampu meningkatkan rasa nasionalisme, secara tidak langsung juga akan berdampak pada perekonomian daerah.

Dari segi pendidikan, dia berharap sejarah PDRI bisa ditambahkan ke dalam kurikulum pendidikan dari segi muatan lokalnya. Apalagi saat ini sudah ada Undang-undang Pelestarian Adat. “Ini kan PDRI, sejarah nasional, anak-anak kita harus tahu,” ujar Muslim Kasim.

Dia menambahkan bahwa gagasan awal pendirian monument PDRI ini berawal dari usulan daerah. Gagasan itu sendiri dimunculkan setelah adanya penelitian panjang dari berbagai kalangan.
Dalam tahapan pembangunan ini, daerah selaku panitia lokal menyediakan lahan, termasuk memfasilitasi segala keperluan lain untuk kelancaran pembangunannya.
“Insya Allah 19 Desember (2012) nanti peletakan batu pertama. Di komplek monument PDRI itu nantinya akan dibangun museum, masjid, serta sarana penunjang lain. Termasuk sebuah Universitas sebagai rencana ke depan,” tambah Muslim Kasim.

Dalam catatan sejarah termaktub bahwa sesaat sebelum PDRI di Sumatera Barat terbentuk, Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia pada 19 Desember 1948 diserang Belanda.
Sidang kabinet di Istana Presiden segera diadakan membahas kondisi genting itu dan mencari cara yang tepat untuk menyelamatkan NKRI yang sedang terancam bahaya. .(fat/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/